31

2.3K 67 0
                                    

Ketika kami masuk kamar mandi, kak Nadia langsung melepas bajunya sampai telanjang. Aku menutup pintu kamar mandi dan menguncinya. Aku membalikan badanku dan kak Nadia menangkap bibirku dengan bibir seksimya.

Aku menutup mata saat tangan kak Nadia melepas braku, ciuman kami terlepas dan kak Nadia tersenyum. Lalu kak Nadia turun dan menurunkan celana dalamku sampai penisku menyembul keluar bebas menabrak bibir kak Nadia.

"Humbhhh... bau penis kamu kakak suka sayang, muach" Kak Nadia.

"Ahhh kak enak mulut kakak hangat" Aku.

*Clup... Clup...*

Wajah kak Nadia memandangku sambil asik mengemut kepala penisku. Aroma khas penisku langsung menguar dan kak Nadia semakin bersemangat menghisap kepala penis lembut sekali. Mulut kak Nadia terus memasukan penisku dengan paksa sampai mentok.

"Uhuk... Uhuk... ahh hah ekhem enak nggak penis kamu kakak masukin ke mulut kakak sampai habis kayak barusan?" Kak Nadia.

"Enak kak, penisku bisa tembus ke tenggorokan kakak" Aku.

Kak Nadia mencium pucuk kepala penisku lalu memiringkan wajahnya. Batang penisku di jepit bibirnya sambil lidah kak Nadia menjilati batang penis dari samping kiri. Lalu bergantian menjilati lewat samping kanan batang penisku.

"Mau di masukin ke mana dulu sayang?" Kak Nadia.

"Vagina kakak dong, udah seminggu nggak masuk ke situ kak" Aku.

"Mandi dan pake sabun dulu ya?" Kak Nadia.

"Iya kak ayo" Aku.

Di bawah guyuran air kak Nadia di belakangku meremas-remas payudaraku. Setelah badan kami basah rambut dan badan kami menjadi penuh busa setelah kak Nadia sibuk menggosok badan kami memakai sabun. Air kembali mengguyur badan kami sampai busa hilang.

Aku masuk ke dalam bak mandi berisi air hangat dan wewangian bunga. Kak Nadia tersenyum tipis di atas pahaku sedang memegang penis untuk ia masukan ke vaginanya yang sempit itu. Karena di dalam bak mandi penisku mudah masuk ke dalam vagina kak Nadia.

*Tok... Tok... Tok....*

"Woy bukain, maen kunci aja" kak Bella.

"Bentar ya sayang, ada yang gangu. Terusin nanti malam aja ya?" Kak Nadia.

"Iya kak emuachhh, cium dulu penisku" Aku.

"Emuachhh...." Kak Nadia.

"Iya bentar" Kak Nadia.

Kak Nadia berdiri dan tentu saja telanjang sambil membukakan pintu. Kak Bella dan Gina pun masuk ke dalam kamar mandi langsung lepas baju. Haha bisa cuci mata ini, asik. Kak Nadia kembali ke bak mandi dan aku peluk tubuhnya, dan aku tutupi payudaranya.

"Ahh sini beb, gabung aja sama mereka, udah selesai kan mandinya?" Kak Bella.

"Udah kak, bentar lagi bilas memek kak" Gina.

Dan kedua manusia bucin itu pun menggangguku dan kak Nadia yang sedang berendam, mereka ikut masuk ke bak mandi yang beraroma wewangian bunga segar. Ku lihat Gina memerah malu karena di peluk kak Bella yang badanya langsing dan lebih putih dari kak Nadia kulitnya.

"Nad tambah gede payudara Lu cupnya berapa sekarang?" Kak Bella.

"Berapa sayang?" Kak Nadia.

"Cupnya B" Aku.

"Terakhir cup A kan ya? Uhh ganas juga baby lu" Kak Bella.

"Hehe habis enak sih ngeremas-remas payudara kak Nadia" Aku.

"Pantesan aja lu betah sama Gina, payudaranya gede banget" Kak Nadia.

"Montok" Aku.

"Enak tuh kalau di bikin adonan kue" Kak Nadia.

"Ihhh kak aku malu" Gina.

"Sini deh aku tutupi, biar kayak punya si Nadia" Kak Bella.

Kami pun tertawa karena membicarakan aset masing-masing. Terutama aku agak deg-degan karena otongku tentu saja. Dan yang paling besar itu punya Gina, gila montok abis payudaranya.

"Aku kan udah bilang kalau cup nya A, punya kalian cupnya apa?" Kak Nadia.

"Masih cup A lah Nad" Kak Bella.

"Uhhh G ya kak Bell kalau nggak sakah, ehhh kutil punya lu berapa?" Gina.

"B kayak kak Nadia" Aku.

Karena sudah lama berendam di bak mandi, aku dan kak Nadia pun bangkit berdiri. Kak Nadia keluar dari bak dan langsung mengambil handuk untuk kami berdua. Tapi saat aku lihat kak Bella matanya terbelalak melihat otongku.

"Wow emang bener kata Gina, Nad?" Kak Bella.

"Iya Bell?" Kak Nadia.

"Beruntung lu" Kak Bella.

"Ini milik gue oke? Tuh Gina marah" Kak Nadia.

"Nggak kok kak, biasa aja. Kak Bell lihat sini" Gina.

"Dah kak Bell, jangan lama-lama ya, kasian Gina nanti lemes hihi" Aku.

"Awas lu sob" Gina.

Aku dan kak Nadia berjalan ke kamar kami dan aku mengeringkan rambut sementara kak Nadia menyiapkan baju. Setelah rambut kami kering dan sisiran, baju celana pendek dan tank top kami pakai tanpa pakian dalam.

"Kak puting kakak nyeplak gitu?" Aku.

"Kakak pake bra nanti kamu buang juga sayang, yuk ahh anter baju buat Bella sama Gina. Aku mengikuti kak Nadia di belakang sampai di ruang santai. Kak Bella dan Gina selesai mandi, mengambil pakaian dan memakainya di kamar mandi.

Aku menunggu kak Nadia, tak lama ia datang membawa botol minuman yang satu vodka martini dan satunya lagi anggur kesukaanku. Dan Kak Bella sama Gina juga ikut bergabung bersama kami, kak Nadia hanya menunang segelas penuh saja soalnya kak Bella mau pulang, kan bahaya kalau mabuk.

Setelah mereka minum ku lihat Gina sudah memerah pipinya, ia langsung mencium bibir kak Bella yang gelagapan. Gina dengan santai pindah duduk di pangkuan kak Bella yang terpaksa melayani ciuman Gina.

"Gina emang gercep banget ya kak?" Aku.

"Kelihatan dari tadi di kamar mandi sayang, Gina itu type malu-malu tapi ya gitu kayaknya sih" Kak Nadia.

"Emang sih kak, wajahnya sih imut, kalem dan cantiknya bikin gemes, tapi kalau udah nafsu hahaha kak Bella aja kewalahan" Aku.

Baru di tinggal ngobrol sebentar sama kak Nadia, kak Bella sudah berhasil membuat Gina luluh. Kak Bella memindahkan Gina ke kasur lantai di dekatku duduk bersama kak Nadia. Bibir Gina di cium dan ia mendesah hebat.

"Ahhhh kak embhhh ahhhhh" Gina.

Tangan kak Bella mulai menyusup ke dalam rok yang di pakai Gina. Ku lihat celana dalam putihnya ada tangan kak Bella bersembunyi. Dan Gina tak mau kalah, ia menyingkap kaos kak Bella dan di remas-remasnya payudara kak Bella.

Bibir mereka kembali bersatu dalam sebuah ciuman panas membuat penisku bangun. Kak Nadia tersenyum tipis mengeluarkan penisku. Gina melihat penisku langsung wajahnya penuh nafsu dan beralih menatap wajah kak Bella lagi.

"Arrghhhh..." Gina.

*Crut... Crut... Crut... Crut...*

Gina lemas dan terengah-engah memeluk Kak Bella sampai beberapa menit kemudian Gina kembali bersemangat tersenyum licik melihat kak Bella yang di sebelahnya sedang mengemut jari tengah yang tadi di gunakan untuk memuaskam vagina Gina.

"Hehe gantian kakak sekarang" Gina.

Gina pun bangun dan duduk melepas paksa celana Kak Bella. Ia pindah posisi di selangkangan kak Bella yang di buka oleh tangan Gina. Bagaimana rupa vagina kak Bella aku nggak tahu. Namun kak Bella mengerang keras saat wajah Gina terbenam di selangkangan kak Bella.

LovaLove ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang