45

1.5K 43 0
                                    

Aku harus menyiapkan hatiku jauh dari Lova untuk sementara waktu, jika cita-citaku sudah tercapai maka aku akan kembali mencari Lova dan memeluknya seperti sekarang ini, di kamar asramaku ini yang sebentar lagi aku tinggalkan.

Jika Lova boleh keluar mengantarkanku ke bandara pasti hatiku lebih sakit lagi. Tapi Lova itu merupakan gadis penting keluarga Wing's yang terkenal kekayaan dan kekejamannya. Aku tak mau bayi besarku kenapa-napa nantinya.

"Jaga diri kamu sayang, kakak pergi untuk menggapai cita-cita, dan menemani nenek kakak di sisa hidupnya karena dad sama mom harus mengurus perusahaan dan karyawan ratusan jumlahnya" Aku.

"Iya kak gapailah cita-cita kakak, kalau kakak sukses, kakak harus kembali memelukku ya? Hiks..." Lova.

"Iya sayang, kakak akan cari kamu ke mana pun kamu pergi akan kakak cari, oke kakak pergi ya sayang?" Aku.

"Iya kaka hati-hati ya? Jangan lupa chat kalau udah sampai di amrik, emuachhh..." Lova.

"Iya sayang emuachhh... Juga" Aku.

Aku pun berjalan bersama tangan Lova mememeluk lenganku di sampingku sambil menetes air matanya keluar asrama ke mobil bodyguardku yang menjemputku. Aku dan Lova berpelukan erat, aku pun masuk ke mobil.

***
Lova Pov

Aku nggak sedih kok cuma di tinggal kak Nadia yang ingin menggapai cita-citanya di negeri asalnya. Tapi kenapa air mataku juga tak berhenti, perpisahan meski sementara memang menyakitkan, tapi aku juga sudah terbiasa.

Dulu pas aku SMP aku punya banyak sahabat yang katanya akan bertahan selamanya tapi buktinya? Sekarang mereka nggak kenal sama aku. Mungkin karena aku yang miskin dan tinggal di panti. Tapi mereka nggak tahu identitasku yang sebenarnya.

Oke aku harus merelakam kak Nadia pergi dan mengubur kesedihan yang nggak ada gunanya di rasakan lama-lama bikin dadaku sesek soalnya. Aku pun kembali ke kamar asrama yang sekarang aku tinggali sendiri.

Sampai di kamar aku duduk di balkon kamar sambil merokok dan membuat kopi hitam, sudah lama aku nggak ngopy karena kalau aku lagi stres ada kak Nadia yang jadi hiburanku.

"Shhh hah... Hidup memang harus jalan ya? Udah setahun gue sekolah di sini dan sekarang kelas dua"

Saat aku menikmati rokokku dan asik minum kopi, tiba-tiba ada chat dari tante Maggie yang memberi tahuku kalau Miss Karen sedang mencariku. Aku pun menyuruh tante Maggie untuk mengantar Miss Karen ke kamarku.

Tak lama tante Maggie dan Miss Karen datang mengetuk pintu kamar asramaku. Tante Mggie langsung pergi lagi sambil mengangguk kepadaku. Aku mengajak miss Karena masuk ke ruang tamu asramaku.

"Sini miss Kalungnya di pakai dulu" Aku.

"Iya Lova, silahkan. Sebelumnya terima kasih Lova karena sudah membuat miss bahagia merasakan cinta, kini tugas miss sudah selesai dan Rena akan mengambil alih tubuh ini selamya. Selamat tinggal Lova" Miss Karen.

Aku pun mengangguk lalu memakaikan kalung anjing ke miss Karen, ia langsung ambruk namun aku tangkap dan aku baringkan di lantai. Setelah 15 menit kemudian Rena membuka matanya dan duduk melihat sekeliling kamarku.

Saat matanya menangkap baju yang ia pakai, Rena langsung merobeknya dan membuang baju ke bak sampah. Kini Rena telanjang bulat sambil melihatku, senyum ceria tumbuh di wajahnya yang cantik dan cubby.

"Nona?" Rena.

"Ohhh... Kamu bisa bicara?" Aku.

"Iya Nona, ini saya Rena Nona" Rena.

"Wah, kamu udah bisa bicara aja, kok bisa sih?" Aku.

"Iya Nona, berkat karen yang memberi saya ingatannya jadi saya bisa bicara dengan Nona uhhh Rena kangen sama Nona" Rena.

"Wow itu bagus, kita harus terima kasih sama Karen" Aku.

"Juga Rena punya kejutan untuk Nona" Rena.

"Apa itu?" Aku.

Rena yang duduk di lantai, tanganya meraba-raba daerah bawah telinga kananya. Tiba-tiba Rena merobek kulitnya, aku sangat terkejut karena Rena memakai topeng yang menutupi bukan hanya wajah tapi juga kepala dan rambutnya.

"Hihi ini saya Rena asli Nona" Rena.

Dan Rena berubah seketika menjadi sangat cantik sekali rambutnya sepundak. Wajah cantik Rena agak bulat, bibir agak tebal dan merah alami. Dan Rena semakin nampak lebih muda, aku menjadi tenang setelah Rena menjadi seperti ini.

"Jadi selama ini kau pakai topeng?" Aku.

"Iya Nona, Rena pakai topeng, maafkan Rena nona" Rena.

"Nggak papa Rena aku malah senang karena kau menjadi lebih cantik dan muda, uhhh apa bagian tubuh yang lain juga pake?" Aku.

"Nggak Nona, tubuh Rena asli semua, lihat payudara saya, Nona mainkan payudara saya, Rena menyukainya Nona" Rena.

"Yaudah deh aku bakal mainin semua tubuhmu Rena, karena kau?" Aku.

"Rena adalah anjing peliharaan Nona" Rena.

Aku berdiri dan menuju ke balkon karena kopi hitamku masih tersisa setengah di sana. Dengan menarik rantai Rena yang terkait ke kalungnya, aku sampai di balkon aku dudimuk dengan Rena aku peluk di depanku.

"Uhhh Rena payudaramu besar dan kencang, kenyal juga. Apa kamu jarang main?" Aku.

"Ahhhh ahhhhh iya Nona, pas saya kecil aja ada yang main sama Rena tapi mereka jahat, dan setelah itu Rena nggak pernah main, tapi sekarang Nonalah yang mainin Rena Ahhh Nona embh Rena senang" Rena.

"Itu nggak bagus untuk di ungkit" Aku.

Rena diam melihat tanganku yang sedang mengelus pucuk payudaranya. Duduknya Rena gelisah karena putingnya mulai ereksi menjadi kenyal dan agak besar. Besarnya puting Rena sebesar ibu jariku, wow sekali dan seperti permen manis saja.

Saat aku mulai meremas pucuk payudara Rena, ia mendesah manja, wajahnya ceria melihat ke depan dengan mata menyipit. Terasa halus sekali kulitnya membuat tanganku betah berlama-lama meremas payudara Rena.

Tangan kiriku turun menuju belahan vagina Rena yang bentuknya indah mirip vagina gadis yang masih kecil dan perawan. Aku elus belahan vagina Rena dan rapat sekali karena jarang ada yang memainkan Rena.

"Ahhh Nona uhhh saya suka sentuhan tangan nona" Rena.

Suaranya begitu merdu, indah dan sensual bahkan lebih sensual dari kak Nadia. Puas meraba-raba tubuh Rena, aku meminum kopiku dan menyalakan rokok lagi. Rena pun turun duduk di lantai menghadapku.

Wajahnya masuk ke tengah antara dua pahaku dengan senyum ceria dan bahagia. Aku yang memakai celana pendek olahraga penisku menjadi tegang karena di elus-elus pipi Rena yang cubby.

"Kau mau apa Rena?" Aku.

"Rena mau penis Nona" Rena.

Ku lihat wajah Rena yang matanya berair dan lidahnya keluar seperti layaknya anjing betina bagiku. Aku pun mengeluarkan penisku, wajah Rena semakin ceria dan girang melihat penis besar dan panjang milikku.

"Jika kau mau kau harus menelan penisku sampai habis, Rena" Aku.

"Tentu saja Nona" Rena.

Penisku di usap oleh pipinya lagi bergantian anatar pipi kanan dan kirinya lalu lidahnya menjilati batang penisku sampai kepala penis dan setelah itu Rena membuka bibirnya lebar langsung melahap penisku sampai mentok dalam mulutnya.

Aku elus-elus rambut Rena yang hitam sebahu lurus dan halus. Rena terus menahan dengan mulutnya penisku sampai menembus ternggorokannya. Terasa nikmat sekali mulutnya.

"Ohhh kau anjing yang pintar dan cantik Rena, penisku harus kau puaskan" Aku.

LovaLove ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang