Pagi hari ini badanku terasa segar sekali karena semalam vagina Rena yang sempit aku nikmati sampai puas. Aku agak kasihan sama Rena karena ia masih lemas berada di pelukanku tapi wajah cantiknya berseri-seri. Aku dan Mama serta rombongan sudah 2 jam menaiki pesawat terbang ke negara Eropa tepatnya Ukraina.
"Kasihan Rena sayang sampai lemas gitu, kamu hebat pantas saja Nadia tergila-gila sama kamu" Mama.
"Ihhhh... Mama hebat apanya? Biasa aja kok lagian Rena yang minta sih" Aku.
"Emuachhhh... Nanti Rena ikut kita aja nggak usah turun ke lapangan" Mama.
"Iya nyonya Rena mau sama nona terus" Rena.
"Sudah hampir sampai sayang" Mama.
Bandara Zulhany-kiev menjadi landing pesawat kami, aku dan mama mendapat sambutan dari anak buahnya Carlos yang markasnya di italia mereka berkumpul di bandara dengan pakaian jas hitam banyak sekali. Aku dan mama serta Rena turun dari pesawat terburu-buru karena paparazi terus mengintai kami. Masuk ke dalam mobil offrod kami langsung ke kota mati pripyat.
"Kita langsung ke pripyat ma?" Aku.
"Iya sayang kita ke markas sementara yang ada di salah satu gedung di sana, senjata dan peralatan kita ada di sana" Mama.
"Deg-degan aku ma rasanya semangat mau buru tikus-tikus itu sambil ngasah skill menembakku" Aku.
"Nanti kamu ikut mama sayang" Mama.
Arak-arak 6 offrod melewati jalan-jalan menuju ke kota mati bekas nuklir yang bocor menewaskan kurang lebih 50 ribu jiwa di ungsikan namun korban tewasnya aku tidak tahu secara pasti. Akhirnya aku dan mama sampai di markas sementara kami sebelum keluar aku memakai baju anti radiasi beserta helm tentunya karena di sini bekas ledakan nuklir 1986 silam jadi harus hati-hati.
"Sudah pakai pelindungnya sayang?" Mama.
"Udah ma Rena juga" Aku.
"Ayo keluar siap-siap sayang pasukan mama udah nunggu" Mama.
"Iya ma ayo Rena saatnya bersenang-senang" Aku.
"Iya nona ayo Rena juga mau berburu tikus" Rena.
Di dalam markas gedung ada sekitar 150an orang dan mereka ahli sniper dan penyerbuan mereka semua adalah pasukan Elit milik Carlos yang saat ini tengah memimpin pasukan untuk menyambut aku dan mama. Mereka sudah siap memakai perlatan canggih dan juga senjata serbu untuk 130 personil dan 20 lainya memakai senjata sniper. Aku dan mama juga bersiap memakai armor dan alat-alat canggih.
"Bagi pasukan serbu menjadi 5 regu, masing-masing kalian menyerang lewat berbeda arah, untuk seniper cari tempat yang bagus untuk mengcover pasukan kita sisanya ku serahkan padamu Carlos" Mama.
"Yes my Queen, hahaha... Saya nggak sabar ingin meledakkan kepala mereka" Carlos.
"Jan sampe pala lu yang meledak ya om?" Aku.
"Hehehe... Siap princes" Carlos.
"Mari berangkat" Mama.
Aku, mama, Olin dan Rena berjalan ke gedung seberang markas musuh yang jauhnya sekitar 1 kilo, kami bertiga mengendap-endap sampai ke gedung itu lalu naik melewati tangga dengan Rena yang memimpin karena Rena punya insting yang bagus. Aku tak menyangka kalau Olin juga akan ikut.
"Lu baru keliatan ke mana aja Lin?" Aku.
"Capek ngatur hati Va, udah gue berikan semuanya sama Yuki tapi dia cuma sayang aja sama gue nggak cinta uhhhh..." Olin.
"Lu nggak cocok sama Yuki, Olin pelit" Aku.
"Yah gue juga baru tahu Va" Olin.
"Lu nganter Yuki sampai ke klannya kan?" Aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
LovaLove ✓
Storie d'amore* Warning * 21+ * GxG * Lesbian * Futanari * Uncensored * BDSM