26

2.5K 74 0
                                    

Setelah makan siang, wajah Dad dan Mom sudah lebih baik, kembali segar bugar bersemangat. Aku dan Lova siang ini juga akan terbang ke negara Kanada entah ke tempat siapa yang pasti Dad terlihat bersemangat.

"Dad kita ke mana sih? Jauh banget ke Inggris?" Aku.

"Dad juga nggak tahu sayang, yang pasti Dad dapat pesan harus ke sana dan membawa Lova scepatnya" Dad.

"Apa rahasia banget Dad?" Aku.

"Tingkat tinggi sayang, makanya kamu temenin terus Lova ya? Dad mau urus jetnya dulu, karena kita udah di jemput di bandara internasional indonesai" Dad.

"Iya Dad" Aku.

"Lova kamu tenang aja ya? Nggak usah takut Dan terbukti tatto di lenganmu itu adalah identitasmu. Siapa Mama kamu masih rahasia, bahkan om sendiri nggak tahu" Dad.

"Iya om nggak papa, aku udah seneng kok" Lova.

"Yasudah ayo kita keluar, di sini pengap" Dad.

Nggak pengap gimana, orang ruangan ini tuh cuma 4 m persegi di bawah tanah. Juga ada pelindung tembok tebal dan komputer untuk mengahalau sinyal kalau seandinya saja ada yang nguping. Jaman sekarang sudah canggih teknologinya, ini semua untuk jaga-jaga.

Aku pegang tangan Lova yang gemetar karena ekspresi bahagia meski harapannya masih belum pasti, aku sangat berharap kalau Lova dan orang tuanya bertemu. Di dalam ruang isolasi bawah tanah hanya aku, Dad, dan Lova, Mom pun bahkan nggak boleh tahu.

Dengan para bodyguard berjumlah 30 pria berotot memakai jas rapi sudah menjemput dengan deretan mobil-mobil jeep jenis Ford. Aku, Lova dan Dad sama Mom juga bersiap-siap. Aku dan Lova masuk ke mobil yang jenis sedan satu-satunya yang berbeda dari deretan mobil jeep mewah itu.

"Di sini Delta, Princes sudah masuk ke mobil siap berangkat, selesai"

"Alfa menerima, semua personil masuk ke mobil amankan jalan ke bandara, halau semua sinyal yang menguping kita segera laksanakan, intruksi selesai"

"Omega akan segera mulai jalan dengan rute yang sudah tersedia, selesai"

"Semua hati-hati pihak-pihak dari luar sudah mulai curiga, jangan sampai informasi princes sudah di temukan bocor, cepat kita pergi.

Aku dan Lova yang sudah di dalam mobil sedan yang modelnya biasa namun aku tahu kalau mobil ini anti tembak dan anti ledakan. Ini mobil bahkan lebih mahal dari mobil para presiden, sungguh gila.

"Tenang ya Va, ada kakak di sini sayang" Aku.

"Aku pengen ketemu mama kak" Lova.

"Sabar ya?" Aku.

"Iya kak, makasih kakak udah mau nemenin" Lova.

Mobil sudah berjalan dengan iringan satu jeep di depan dan satu jeep lagi di belakang, yang lain mungkin berpencar. Satu jam kemudian kami sudah tiba di bandara, deretan mobil masuk ke sebuah tempat khusus jet pribadi yang tak ada pengunjung satu pun.

"Perkenalkan saya kapten Alfa, Ikuti saya princes dan nona Nadia, kita akan naik jet" kapten Alfa.

Aku dan Lova di kelilingi oleh para bodyguard sampai-sampai aku dan Lova tak bisa melihat jalan di depan kami, tahu-tahu kami sudah di dalam jet pribadi. Di dalam sudah ada Dad sama Mom lagi minum anggur, kami berdua pun bergabung.

"Yuk Va, mau minum?" Aku.

"Teh anget aja kak" Lova.

"Kamu nggak mau anggur sayang?" Mom.

"Nggak tante, kemarin udah sampe kembung" Lova.

"Habis 2 botol Mom" Aku.

"Kamu kuat minum juga Va, hahaha kapan-kapan minum sam Om ya?" Dad.

"Iya Om hehe" Lova.

Perjalanan dari indonesia ke kami tempuh berjam-jam lamanya pasti gadisku itu bosan. Aku peluk Lova dan aku selimuti kami beruda karena untuk menutupi tangan Lova yang sukanya jalan-jalan di dalam bajuku. Sedangkan Mom dan Dad sudah duduk sambil memakai pengaman di depan kami.

"Tehnya di minum, kamu nggak mabuk kan?" Aku.

"Nggak kak perutku masih enak kok' Lova.

Lova meminum teh hangatnya lalu kami selimutan, ia memeluku dari samping. Ku cium bibirnya penuh kelembutan supaya Lova tenang. Tangan kanannya sudah berjalan-jalan mencari mainan kesukananya, kalau nggak putingku ya vaginaku. Dan Lova memilih yang kedua.

"Embh jangan di situ sayang, nanti kakak mendesah, puting kakak aja kamu mainin" Aku.

"Iya deh kak" Lova.

Tangan kanannya masuk ke dalam menuju ke payudaraku dari sela-sela kancing bajuku. Kancing braku ada di depan memudahkan Lova melepas dengan satu tangan saja. Setelah menemukan putingku, Lova menutup mata dan mulai tertidur.

"Bobo sayang nanti kakak bangunin kalau sudah sampai" Aku.

"Embhh..." Lova.

Karena sudah terbiasa putingku di mainain tangan Lova, aku jadi bisa menahan desahanku. Di cubitnya putingku lalu di tarik pelan dan berulang-ulang kalau tangan Lova aku lepas pasti ia bangun dan ngambek. Ohhh jangan sampai ia ngambek tambah ngrepotin.

"Lova udah tidur sayang?" Mom.

"Udah nih Mom, Lova mah gampang kalau mau tidur tapi ya harus Nadia peluk kayak gini" Aku.

"Uhh kamu udah banyak berubah sayang, bagus Mom suka" Mom.

"Dad udah tidur Mom?" Aku.

"Biasalah, lagian dari tadi Dadymu ngeluh kepalanya pusing" Mom.

"Mom kalau mau tidur, dari tadi pagi belum istirahat kan?" Aku.

"Hihi kamu tau aja, kalau butuh apa-apa panggil aja pramugari sayang" Mom.

Aku mengangguk lalu memandangi wajah Lova gadis manisku. Tanganya masih sibuk memelintir puting kananku, sampai-sampai putingku ereksi menjadi kenyal sekali. Ku cium bibir Lova untuk meredam desahanku. Tapi ia malah bangun, aku elus-elus keningnya agar terlelap kembali.

"Sst... Kakak di sini sayang, bobo lagi gih muach" Aku.

Lova mengeratkan pelukanya kepdaku dan berganti bermain puting kiriku yang masih lembut. Puting kiriku ia jepit lalu di putar bolak-balik sampai ereksi lalu telunjuk dan ibu jarinya mencubit pelan sambil terlelap.

Penerbangan jet masih lama, aku pun menutup mataku sambil merasakan nikmatnya putingku di mainkan tangan Lova, andai saja kami sedang berdua pasti dua putingku bakal sibuk semua. Satu di emut mulut Lova satunya lagi jadi bulan-bulanan jemarinya.

Saat aku dan Lova sedang enak-enak tidur tiba-tiba saja ada goncangan dan kami berdua bangun karena kaget, tapi Dad dan Mom anteng aja mungkin sudah terbiasa. Lova yang kaget memeluku erat, aku elus-elus pipinya supaya tenang lagi.

"Bobo lagi?" Aku.

"Tapi aku mau yang ini kak" Lova.

"Hah iya deh, tapi cuma masuk ya? Jangan di gerakin" Aku.

"Iya kak, makasih muach" Lova.

Ku peluk lagi Lova yang wajah manisnya tersenyum ceria memandangiku lalu tangan kananya masuk ke dalam celana dalamku. Jari tengahnya ia masukan ke lubang vaginaku yang hangat. Lova mencium bibirku mesra dan lama sampai nafas kami habis. Kami berdua kembali tertidur lelap.

LovaLove ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang