*3 bulan kemudian*
Kini sekolah sudah di mulai 3 bulan lalu, dan aku masih ikut eskul voli namun pertandingan atau lomba sudah kami jalani dan baru selesai. Lomba antar club sekolah seindonesia kami mendapat juara 1, berjat kerja sama tim.
Aku dan teman-teman dari kelas 1 sudah menyumbang 2 medali dan senuanya teebuat dari emas. Semester kemarin kami dapat juara 2 untuk U-18 kelas SMA internasional kami kalah sama Amerika yang pemainya hebat-hebat.
Selain kontrak 1 tahun aku dapat gaji juga dan semakin banyak uang yang aku kumpulkan rencananya aku ingin beli motor kenapa motor karena aku nggak bisa nyetir mobil kau belalar nggak ada waktu.
Ohhh iya kartu yang di berikan mama waktu itu adalah kartu bank yang bisa di gunakan bank manapun di dunia. Nama kartunya adalah Platinum Card, dan semua uang yang kumpulkan di tabunganku sudah aku jadikan satu, biar nggak repot.
Aku dan mama juga masih sering berhubungan lewat surat pos, yang paling aman karena di antar kurir anak buah mama sendiri yang setia. Jika bocor nggak papa sih suratnya juga isinya umum nggak ada informasi apa-apa karena memakai kode.
"Lova berangkat makan malam yuk?" Gina.
"Ayo Na, kak Nadia lagi sibuk kayaknya" Aku.
"Ya samalah kak Bella juga, maklum udah mau ujian sih ya?" Gina.
"Iya badan gue capek asli sumpah, habis di hajar sama anak-anak club voli lain" Aku.
"Salah siapa ikut Voli? Yuk ahhh kelamaan" Gina.
Aku dan Gina berlajan di koridor asrama menuju ke kantin sekolah. Namun di saat kami lewat depan toilet ada sebuah pisau yang tiba-tiba menyerangku. Aku pun menyuruh Gina duluan, karena pisau lainnya udah di leherku. Aku dan ke dua penyerang masuk ke toilet.
"Lova anak kelas 1B dan dekat sama kak Nadia kelas 3A. Ohh iya kenalin gue Olin kelas 1C" Olin.
"Mau apa ya?, Mau mati kalian berdua?" Aku.
"Ohh kalem dong Va, gue nggak ada maksud apa-apa kok, cuma gue butuh bantuan lu" Olin.
"Bantuan? kenapa gue?" Aku.
"Karena lu bisa silat Va, mau minta bantuan Kak Nadia dia udah mau ujian" Olin.
"Bantuan apa?" Aku.
"Ini menyangkut sekolah kita, lu tau kan kalau gue juga jabat kemanan di OSIS?" Olin.
"Iya tau, terus?" Aku.
"Jadi gini kemarin gue lagi ngecek data-data, kata bu kepsek ada yang hilang dan gue di tugaskan menyelidiki" Olin.
"Apa? Kok bisa sih?" Aku.
"Bukan di curi sih tepatnya di intip, gue percaya orang yang ngintip itu ada di sekitar kita, karna kalau haker dari luar nggak bakal bisa karena komputer kita udah super dan banyak lapisan pengaman, entah apa itu namanya gue kagak tahu" Olin.
"Dan sekarang?" Aku.
"Habis makan malam ini, lu sama Gina bisa kan ke kamar asrama gue?" Olin.
"Oke no berapa asrama lu?" Aku.
"Nomer 5, udah gitu aja" Olin.
"Makan ahh laper gue" Aku.
"Bareng atuh" Olin.
"Tadi elu bukanya berdua ya Lin?" Aku.
"Iya, tadi sama Yuki namanya dari jepang, ahli samurai" Olin.
"Dan elu sendiri?" Aku.
"Kung fu" Olin.
"Lu olang cina ya?" Aku.
"Yes, aish kenapa cuma data di intip aja kepsek jadi geger?" Olin.
"Penting kali" Aku.
Aku dan Olin pun sampai ke kantin dan bergabung dengan Gina, kayaknya sih Gina udah kenal. Setelah memakan menu makan malam ini yang lezat dan bergizi kami langsung ke kamar asrama Olin. Saat berjalan kak Nadia menatapku ia mengangguk, aku balas mengangguk juga.
Sampai di kamar Olin ternyata Yuki itu satu kamar asrama, ia sedang duduk sambil meminum air mineral. Yuki sama Gina agak mirip imut sama tinggi badanya juga. Olin langsung mengajak kami duduk di sofa, sedangkan Olin mengambil laptop.
"Gina gue denger lu ahli komputer kan? Kayak yang tadi siang gue bahas sama lu, bisa lu cari jejaknya?" Olin.
"Bisa tapi butuh waktu sih" Gina.
"Ki sini deh lu" Olin.
"Iya ada apa?" Yuki.
"Kenalin ini Lova sama Gina yang bakal bantu kita" Olin.
Aku dan Gina berkenalan dengan Yuki yang baru kali ini kami ngobrol karena Yuki itu orangnya pendiam hampir sama kayak aku, wajahnya cantik khas jepang dan bahasa wibunya yaitu kawai. Gina sama Yuki bedanya yang paling nonjol adalah payudara dan postur tubuh.
"Lu kan sekelas sama kita?" Aku.
"Iya, kenapa jarang ngumpul sama kita?" Gina.
"Gue nggak terbiasa sih" Yuki.
"Wuih, lu dah lama ya di indo?" Aku.
"Dari kecil ikut nenek" Yuki.
"Oke sudah kenalanya, oke Gina tujukkin sekarang?" Olin.
"Ini nih yang gue temuin, dari jejaknya sih, sekolah kita di hack dari sekitar dekat sekolah ini juga, pake komputer warnet" Gina.
"Itu pas sih sama kata bu kepsek, tapi bukan cuma satu ya?" Olin.
"Ini komplotan deh kayaknya, sekolah kita itu ketatnya bukan main kalau masalah keamanan" Yuki.
"Gue setuju sama Yuki, kita selidiki aja ke warnet dan cari lebih detail lagi dari sana" Aku.
"Oke deh kalau gitu, kita samperin itu warnet malam ini juga, gue udah dapat ijin dari Miss Maggie" Olin.
Kami berempat pun bersiap dengan memakai jaket. Aku ke kamar asramaku dahulu untuk ganti baju celana panjang dan jaket. Tak lupa juga aku ijin sama kak Nadia, supaya dia nggak khawatir. Kami bertiga ketemuan di gerbang sekolah. Gina di tinggal karena ia akan mencari jejak lewat laptopnya.
"Jalan kaki?" Aku.
"Iya, coba lu lihat mobil di garasi asrama apa ada yang biasa?" Olin.
"Ohhh iya mewah semua" Aku.
"Makanya itu kita jalan" Olin.
"Yuki, bawa samurai?" Aku.
"Nggak" Yuki.
"Tangan kosong deh jadinya" Aku.
"Kenapa emang?" Yuki.
"Kalian nggak tahu daerah sini aja, banyak preman sialan" Aku.
"Panjang umur premanya, udah dateng aja tuh" Olin.
Aku hafal betul sama derah sini yang banyak preman dari kalangan para pebisnis bawah tanah. Meski di permukaan ini merupakan kawasan pertokoan tapi jika malam maka berubah jadi pasar gelap tersembunyi.
"Oke gue bakal ngenalin daerah sini sama lu berdua, siap-siap aja kita bonyok sama capek" Aku.
"Yah udah sampe sini tanggung mau balik, sekalian praktek jurus baru" Olin.
"Gue bakal sembunyi kalau ada yang mencurigakan gue bakalan tahu" Yuki.
"Enak banget lu?" Aku.
"Dadah kalian berdua" Yuki.
"Ohh iya lupa, selain samurai, Yuki juga ninja levelnya apa ya? Junin?" Olin.
"Entahlah yang pasti ayo kita maju dan cari warnet itu" Aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
LovaLove ✓
Romance* Warning * 21+ * GxG * Lesbian * Futanari * Uncensored * BDSM