Aku menatap Rena anjingku yang paling aku sayangi tergeletak di hadapanku. Seketika badanku lemas amburk di sebelahnya, aku buka helem dan aku melihat darah dan lubang di pelipis kepalanya, Rena tersenyum melihatku namun hanya beberapa detik saja, dan kepalanya langsung lemas di atas pahaku.
Aku taruh kepala Rena pelan-pelan dengan armor yang aku lepas ku jadikan bantalnya. Aku rebut senjata milik Carlos dan aku tembakkan ke semua musuh yang jongkok di manapun bagian tubuh mereka. Megazin yang sudah aku tembkakan aku buang senjata itu, lalu aku rebut lagi dari salah satu anak buah Carlos.
*Dor... Dor... Dor... Dor... Dor...*
"Kalian bawa Rena dan malam ini siapkan pesawat, kita akan langsung pulang ke indonesia, jangan sampai ada media yang tahu" Aku.
"Siap My Queen" Carlos.
Pikiranku sudah tak karuan, badanku lemas di gendong mama turun dan masuk mobil langsung berangkat ke bandara. Antara sadar dan tidak sadar aku menangis di peluk mama sampai masuk ke dalam pesawat. Bajuku sudah di ganti mama dan aku pake gaun hitam sambil memeluk mama dan menatap Rena.
Aku tak menyangka kalau semalam adalah terakhir aku dan Rena bermain sampai kami kelelahan. Dan sedari tadi malam juga Rena begitu sangat manja padaku tak seperti hari biasa. Pagi tadi meski Rena lelah sekali ia tetap manja memelukku. Kini tubuh Rena yang selalu hangat dan menghangatkanku sudah dingin dan tak bergerak, hatiku sedih sekali tentunya.
"Setidaknya bukan kamu yang tertembak sayang, mama lega sekaligus sedih" Mama.
"Iya ma, kasihan Rena, Lova belum berhasil membuat Rena seperti gadis normal tapi Rena sudah ninggalin kita, Rena juga masih tersenyum ma" Aku.
"Rena pasti senang karena berhasil melindungimu sayang, biarin Rena pergi dengan tenang ya?" Mama.
"Iya mama, Lova udah ikhlas kok, Lova tahu pasti hari ini akan datang" Aku.
"Mama sudah menyuruh buatin rumah kecil di halaman belakang rumah kita sayang, istirahat yuk mama peluk sampai kita tiba di rumah" Mama.
"Iya mama" Aku.
Aku dan mama istirahat di kabin pesawat jet, Carlos sebagai pilotnya. Di dalam kabin mama memelukku erat sambil tiduran, kami begitu lelah setelah perang tadi. Semua bukti sedang di bersihkan oleh Olin dan pasukan milik Carlos. Aku dan mama terbang sampai di indonesia pada pagi hari berikutnya. Di bandara tak ada yang menyambut karena kepulanganku dan mama di rahasiakan.
Akhirnya aku dan Mama tiba di rumah setelah menempun perjalanan selama 2 jam dari bandara jogjakarta. Aku dan mama turun dari mobil dan langsung ke halaman belakang, Rena aku gendong untuk aku istirahatkan di rumah barunya. Aku pakaikan kalung kesayangan Rena dan aku ke lehernya. Aku naik di bantu mama, Carlos, dan Drake menutup pintu rumah menggunakan tanah dan terakhir batu nisan.
"Aku menemukanmu saat kau masih kecil dan kau sudah menjadi teman putriku, Rena selamat jalan semua ingatanmu tak akan aku bangkitkan lagi, terima kasih" Mama.
"Rena aku masih syok kau pergi begitu cepat, denganmu hari-hariku menjadi ceria, selamat jalan anjingku yang cantik dan manis..." Aku.
Aku taburkan bunga mawar putih ke pusara Rena anjingku yang berhasil menyelamatku dengan nyawanya. Mama langsung memelukku, kami sama-sama kehilangan bagian dari keluarga kami. Tak lama Leny juga datang memberi bunga ke nisan Rena lalu meminta gendong sama mama. Kami semua pun masuk ke dalam rumah.
Dari Ukraina sampai ke rumah terasa cepat sekali, mungkin karena pikiranku yang kacau. Aku lepas gaunku yang warnanya hitam dan hanya memakai celana pendek ketat serta bra saja. Ku lihat mama juga sama tapi Leny yang berada di pelukan mama terus melihatku dengan penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
LovaLove ✓
Romance* Warning * 21+ * GxG * Lesbian * Futanari * Uncensored * BDSM