51

1.4K 30 0
                                    

Leny semakin keenakan sepertinya ia diam mendesis meringkuk di pangkuanku, bibir vaginanya semakin basah aku elus-elus. Vagina yang masih perawan dan seperti vagina bayi ini memang terasa berbeda aromanya, lubangnya kecil dan clitorisnya juga imut sekali. Aku membayangkan betapa nikmatnya saat aku masuki vagina perawan Leny sepertinya nggak bakalan muat.

Payudara kecilnya aku remas-remas memakai tangan kiriku, bergantian kanan dan kirinya, rasanya lembut dan halus kulitnya tapi sangat kenyal karena payudara Leny yang baru tumbuh. Putingnya yang kecil juga aku cubit-cubit pelan, semua ini ku lakukan sebagai perkenalan untuk Leny agar ia nanti menjadi anjingku yang manis dan penurut.

"Maam it's so good ahhhhh... Ahhhhh..." Leny.

"Do you like it, Leny?" Aku.

"Yeah... Maam... I like it... Shhhhh... Ahhhhh..." Leny.

"Hihihi... Muachhhh... You'r sweet dog Leny" Aku.

Badan Leny semakin bergerak-gerak melenguh karena bibir vaginanya aku gosok secara cepat, semakin banyak lendir pelumasnya yang keluar. Leny semakin keenakan matanya memejam, badannya mengigil dan juga menegang. Aku usap-usap terus clitorisnya sampai Leny nggak tahan lagi akhirnya ia memuncratkan cairan orgasmenya.

*Crut... Crut... Crut... Crut... Crut....*

"Arghhhhhhhh... Arghhhhhh... Maam.... Embhhhhh..." Leny.

"You'r so great swety... Muachhhh..." Aku.

"Thanks maam, that just now was really good hah... Hah..." Leny.

"Emuachhhh..." Aku.

Aku balikkan badan Leny menjadi duduk berhadapan di pangkuanku dan aku cium bibirnya. Aku mengemut bibir atas dan bawah Leny bergantian, bibirnya terasa manis. Awalnya Leny hanya diam saja, namun perlahan ia juga membalas ciuman bibirku dan juga lumatanku. Aku peluk Leny semakin erat sambil meremas pantat kecilnya. Leny menjadi kewalahan lalu aku sudahi ciuman bibirku.

"Get sit on the floor, Leny. I have something special for you..." Aku.

"Yes maam hah... Hah..." Leny.

Leny duduk di lantai dengan rantai masih aku pegang, aku melepas celanaku sampai penis baruku bebas, dan penisku ini nggak ada biji pelernya karena aku cuma merubah bentuknya saja dari vagina menjadi penis tanpa merubah fungsinya. Jadi cairan yang keluar saat orgasme masih sama. Aku akan mencoba penisku, apakah berfungsi dengan baik.

"Get out your tongue, Leny. You lick my penis, and you'll love it..." Aku.

"It's big penis maam, uhhhh..." Leny.

Leny pun mendekat ke tengah pahaku, wajahnya yang manis dan cantik lagi imut mencoba menjilat kepala penisku. Pertama kali Leny menjilat ia nampak canggung tetapi setelah tahu rasanya, Leny seperti menyukainya. Ia menjilati kepala penisku, anjingku memang sangat manis sekali saat menjilat penisku.

"Shhhh... Come on Leny, open you'r mouth... Shhhh... Ahhhh..." Aku.

"Aaaaaa...." Leny.

Aku pegang kepalanya dan aku masukkan kepala penisku ke mulut Leny yang kecil sekali, mulut Leny hanya muat kepala penisku saja. Leny mencoba merasakan lagi penisku tetapi kali ini langsung menggunakan mulutnya. Lidahnya di dalam menggelitik ujung kepala penisku rasanya nikmat sekali pantas saja Lova selalu suka saat aku kulum penisnya dulu.

Aku senang karena penisku berfungsi dengan baik, rasa nikmat yang di timbulkan oleh emutan mulut Leny hampir sama dengan saat ada jari mencolok-colok vagina. Tetapi ini lebih nikmat, aku bahkan sekuat tenaga menahan kenikmatanku sampai nanti di puncak, karena aku ingin mencoba penisku sampai titik kenikmatan puncak nanti.

LovaLove ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang