Sehabis nyenengin otong punyaku, Gina langsung ke kamarnya mau maskeran karena wajah imutnya itu berceceran cairan putih. Mudah-mudahan Gina waras otaknya, karena ia punya rasa keterterikan yang mesum?. Aku benar-benar nggak nyangka aja dan terkejut.
"Hei tong? Lu beruntung hari ini" Aku.
Aku pakai lagi celanaku sehabis mengelap otongku. Untung Gina nggak ngapa-ngapain anggota tubuhku yang lain, remes payudaraku misalnya. Tapi sehabis Gina melakukanya, hatiku biasa saja nggak deg-degan atau apa tanda orang jatuh cinta? Sama Gina, mungkin memang pas jika Gina sebagai sahabat saja.
Cinta? Entah apa itu aku nggak tau, dari kecil aku sendirian dan asing dengan kasing sayang dan juga cinta. Mungkin di sini tempatku temukan cinta itu apa? Apa ada bedanya dengan nafsu?. Lupakan bukan saatnya mikir cinta, tapi mikir masa depanku. Aku harus bergantung dengan pundakku untuk memikulnya sendirian.
Tapi sekarang dengan adanya Gina yang ngaku suka sama otongku, aku jadi nggak khawatir kalau otongku ngambek. Tinggal ngetuk kamarnya Gina urusan selesai sudah, dan Gina nggak bakal mungkin nolak. Dalam hati aku tersenyum senang dan aneh kalau ingat kata-kata Gina.
Yang aku rasakan dan aku lihat, orang kaya punya penyakit yang aneh-aneh deh sekarang ini. Contohnya Gina aku mengira ia bisa menjadi punya rasa ketertarikan sama penis karena masalah tertentu. Gina mengaku hanya tertarik pada penis bukan orangnya, dan ia belum pernah ngerasain cinta sama kayak aku.
*Tok.... Tok..... Tok........*
"Iya sebentar" Aku.
Ada ketukan di pintu, aku buka ternyata ada Gina yang tersenyum imut samil berdiri. Ia menarik tanganku dan duduk di kursi, wajahnya sudah bersih dan glowing sehabis maskeran sperma? Milikku.
"Nih gue beli soda tadi mau?" Gina.
"Boleh asal jangan alkohol aja" Aku.
"Udah pernah emang?" Gina.
"Udah dan kapok, nggak enak rasanya pahit gitu bikin mules perut" Aku.
"Hihihi bisa aja, nih sodanya" Gina.
"Btw sejak kapan?" Aku.
"Apanya" Gina.
"Yang tadi itu" Aku.
"Ohhh dari aku kecil, ceritanya konyol sih" Gina.
"Sumpah lu aneh sob, nggak ngira aja gue, lu punya ketertarikan sama penis bukan orangnya" Aku.
"Iya gimana ya? Gue juga nggak mau pusing mikirin itu sih, tapi gue juga lihat-lihat orangnya kali nggak sembarangan" Gina.
"Untung lu ketemu gue, ekstra hati-hati aja lu sob" Aku.
"Sip deh, kalau otong lu lagi ngambek mampir ke kamar gue ya? Hihihi" Gina.
"Au ahhh, gue mau ke lapangan voli dulu bye" Aku.
Aku ke kamar mengganti baju, sedangkan baju yang kotor aku loundry. Ponsel aku matikan, dengan memakai sport bra, dan celana pendek olahraga aku keluar kamar sambil mengucir rambutku. Ku lihat Gina yang melongo menatapku.
"Wow, hot" Gina.
"Ngedip neng" Aku.
Saat keluar asrama aku menjadi perhatian karena hanya memakai spot bar dan celana pendek saja. Ku lihat juga Shofya keluar kamar asrama ia pake baju yang sama denganku namun berbeda warna.
"Uhh itu kan yang namanya siapa?"
"Lova bukan? Sexy and hot"
"That ABS uhhh"
"Mukanya cool abis"
Suara-suara yang sayup terdengar tak ku pedulikan, udah biasa sih ada yang bilang begitu pas aku SMP dulu. Shofya sampai di depanku dan mengajakku berangkat bareng ke fitnes.
KAMU SEDANG MEMBACA
LovaLove ✓
Romance* Warning * 21+ * GxG * Lesbian * Futanari * Uncensored * BDSM