Aku, Olin dan Yuki akhirnya selesai mengintrogasi seorang pemuda yang menjadi tersangka. Aku kira bakalan baku hantam yang seru tapi cuma Olin yang maju mereka tumbang. Ada total 5 pemuda yang ikut dengan si tersangka itu.
"Elu beneran cowok? Masak sekali tonjok pingsan?" Aku.
"Uhuk... Uhuk..."
"Udah siap-siap jutsu juga gue ahhh nggak seru jadinya" Yuki.
"Hah hah anjir capek cuma setengah jam lho tadi faightnya" Olin.
"Makanya olahraga dan banyakin makan, badan ceking gitu" Aku.
"Hihihi" Yuki.
"Ini mau gimana? Pada pingsan semua?" Yuki.
"Mau gimana lagi ya kita pinggirinlah, anak orang ini" Aku.
"Taruh aja di trotoar, beres hah hah pulang yuk huh..." Olin.
Aku dan Yuki akhirnya yang memindahkan semua pemuda yang pingsam ini ke trotoar jalan, tak lupa juga motor mereka di parkiri rapi. Setelah semua beres kami naik angkot lagi pulang ke asrama SHg karena ini sudah jam 12 tengah malam.
Kami berpisah, aku masuk ke kamarku dan Gina sudah tidur duluan kayaknya. Aku mencuci tangan, kaki dan wajahku dengan sabun supaya nggak ada kuman sama virus. Baju kimono tidur aku pakai lalu keluar kamar hendak minum air putih.
"Ehh, udah balik aja Va" Gina.
"Belum tidur ternyata, ngapain?" Aku.
"Lagi gabut aja, nggak bisa tidue, kak Bella sibuk belajar muluk, di anggurin deh guenya" Gina.
"Hahaha kasian pasti udah jamuran tuh" Aku.
"Bukan jamuran tapi jadi rapet nggak ada yang belah soalnya" Gina.
"Gila lu" Aku.
"Baru tau? Meki gue yang gila" Gina.
"Yaudah sini celana dalamnya buka, biar gue belah" Aku.
"Serius anjir?" Gina.
"Iyalah mumpung kak Nadia juga udah tidur aku chat nggak bales-bales huh sebel deh" Aku.
"Haha asik uhuy..." Gina.
Gina langsung kegirangan saat aku menyuruhnya melepas celana dalamnya, bukan hanya celana dalamnya namun semua bajunya ia lepas, mataku melebar melihat betapa montoknya Gina. Payudaranya gede dan bulat, putingnya merah merona, vaginanya ada bulu rambut tipis di sekitar lipatanya.
Aku juga membuka kimonoku dan aku nggak pake celana dalam sama sekali. Gina melotot melihat penisku yang sudah tegang sekali, ia buru-buru mendekatkan wajahnya yang imut itu ke depan penisku di tengah pahaku.
"Makin gede aja ini kontol, indah banget much..." Gina.
"Buruan di emut sob, uhhh ahhhh enak" Aku.
*Clup... Clup... Clup... Clup...*
Dengan semangatnya Gina memasukan dan mengeluarkan penisku di mulutnya yang kecil. Seorang gadis imut yang cantik dan montok yang wajahnya terlihat lugu sekarang sedang mengemut penisku, wajahnya itu lho bikin aku gemas sendiri.
"Ahhh Gina enak embh lu jagu juga ngemutnya ahhh" Aku.
Asli beda sama kak Nadia yang selalu mengemut penisku lembut dan pelan. Gina mengemut penisku liar dan kasar juga cepat gerakan mulutnya, tapi ajaibnya kepala peniaku nggak kesandung giginya. Enak juga emutan mulut Gina.
Dengan tangan kanan Gina meraih batang penisku ia kocok-kocok pelan lalu tangan kiri menelusup ke vaginanya sendiri. Ini pemadangan yang menyegarkan nafsu birahiku, Gina sangat menikmati penis di mulutnya. Namun sesat kemudian ia melepaskan penisku lalu telentang di sofa sebelahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
LovaLove ✓
Romance* Warning * 21+ * GxG * Lesbian * Futanari * Uncensored * BDSM