23. Fake Love

4K 328 54
                                        

⚠️ Mature Content

Setelah pulang dari panti aku segera bergegas membersihkan diri. Tidak tahu juga apa yang si Jongseong lakukan tapi diluar kamar terdengar hening membuatku penasaran keluar kamar dan menemukan suamiku tertidur di atas sofa.

Aku dengan sangat hati-hati tanpa ingin meninggalkan suara pun berjalan mendekat untuk memastikan apa ia benar-benar tidur atau tidak.

Tapi ternyata ia memang betulan tidur dilihat air mukanya yang terlihat tenang dan kedua mata sedikit terbuka. Khas seorang Park Jongseong ketika tertidur lelap.

Agak mengerikan juga sih saat kali pertama aku melihatnya waktu itu tapi sekarang sudah terbiasa dan kalau dilihat malah sangat menggemaskan.

AAA TIDAKK!!!

Sadar Bella. Dia tukang selingkuh!

Aku mendadak jadi geram dan tanpa tertahankan melempar bantalan sofa ke wajahnya saat kilas bayang kebersamaannya bersama si Seulhae memenuhi kepalaku.

Jongseong tampak tak terganggu sedikit pun. Ia hanya membuka mata sesaat dan kembali tertidur memeluk bantalan sofa. "Bangun Jay. Tidur di kamarmu."

"Hm.."

Aku berdecak dan akan kembali ke kamarku tapi ia menarik lenganku sampai aku jatuh tertidur di sampingnya. "Yak! Lepas!"

"Berisik." Katanya mengecup bibirku sekilas membuatku semakin memberontak dan ia mengukung tubuhku.

Ah sial. Seharusnya aku diam saja di kamar tadi.

"Kenapa membangunkanku Bella?"

"I-itu karna kau tidur di sofa. Aku ha-hanya kasihan nanti kau bangun ke kampus dengan tubuh pegal-pegal." Kataku sedikit terbata apa lagi di bawah tatapan matanya yang menatapku seduktif sekarang.

"Sekarang lepas. Aku mau tidur."

"Tidak bisa begitu Bella." Katanya dengan suara rendah yang membuatku tubuhku meremang. Apa lagi saat bagian privatku ia tekan dengan miliknya. "Kau harus bertanggung jawab membuatku bangun dan tak bisa tidur lagi."

Ia perlahan menunduk mengecupi bibirku yang kemudian turun ke dagu, leher dan puncak dadaku membuatku terdiam dan akhirnya pasrah saja apa yang ia perbuat pada tubuhku.

"Jayyy..." Aku mendongak menatap plafon tak karuan saat merasakan hisapan mulut panas Jay pada milikku. "Jangan masukin lidahnya ahhh.."

Ia terus menjilati milikku tanpa rasa jijik membuatku terenggah tak karuan dengan piama yang sudah terlepas sepenuhnya dari tubuhku.

"Ahhh..." Aku mencapai pelepasan pertamaku malam ini dan ia telan dengan rakus membuat tubuhku menggelinjang tak karuan karna milikku masih sensitif. "Jayy ughhhh..."

Ia berhenti dan beranjak membuka seluruh pakaiannya dengan tak sabaran. "Mau main disini?"

Aku mengangguk dan ia tersenyum smirk andalannya. "Sekarang hisap punyaku Bella." Titahnya dan aku yang masih kepayahan bangkit terduduk menghisap milik Jongseong yang masih berdiri.

Satu tangannya menggenggam suraiku menjadi ikatan dan mendorong kepalaku untuk semakin melahap masuk miliknya ke dalam mulutku.

"Ohhh Bell mulutmu hangat sekali." Ia terpejam tampak menikmat dan aku mulai menghisapnya seperti lolipop sampai ia mencapai pelepasan cukup banyak.

Meski sudah kutelan tetap saja cairannya tercecer di daguku. Ia mendorong tubuhku untuk mengangkang dan melesakkan miliknya pada milikku dalam satu sentakkan. "Ah Jay!!"

"Fuckkk." Desisnya terpejam sesaat dan mulai menggenjot tubuhku. "Jayy pelann ahhh.."

"Aku tak bisa seperti itu Bella." Bisiknya semakin menggenjot tubuhku keras dan cepat. "Lubangmu terlalu nikmat sayangg."

Aku semakin mengangkang dan ia membalik tubuhku terduduk di pangkuannya yang masih menghentak cepat meremas dadaku kasar. "Bellaaa..."

"Ohh Jayy Jayyy.." Aku tak memungkiri bahwa ini begitu nikmat membuatku terpejam oleh setiap tusukannya. "Enakkk Jayyy ahhh..."

"Enak huh?" Bisiknya sambil memelintir putingku membuatku semakin mengejang tak karuan. "Iya Jay enakkk..."

Ia memangut bibirku keras dengan semakin brutal menyodokku sampai aku mencapai pelepasan dan ia semakin keras menusukku.

Sesekali ia menyemburkan cairannya membuat milikku semakin basah. "Ahhh..." Tubuhku bergetar untuk pelepasanku yang kesekian kalinya tanpa jeda karna ia tetap menggenjotku.

"Jay sebentarrrr.." Aku masih mengejang oleh pelepasanku karna tak kuat oleh setiap hentakannya. Ia lantas membawaku berdiri tanpa menghentikan hentakannya membuatku gila.

"Ahh Jayy ahhh.."

"Seperti ini ternyata enakk juga." Katanya dengan nafas memburu membawa satu kakiku dan terus menggenjotku lebih cepat.

"Jayyy hiksss ahhhh..." Aku bersandar memeluknya erat oleh rasa nikmat yang begitu membuatku melayang.

"Jayyy..."

"Bella..." Ia menekan miliknya dalam sekali sampai aku merasakan cairannya yang begitu panas memenuhi rahimku.

Lalu turun membasahi paha dalamku sampai tercecer di lantai. Yang perlahan aku mendongak menatapnya dan ia sudah lebih dulu menatapku. "Aku mencintaimu Bella." Katanya dengan nafas yang masih tersenggal dan memangut bibirku rakus.

Aku membalas pangutannya dan membiarkannya membawaku masuk ke dalam kamarnya. Melewati malam yang panas kembali meski aku tahu bahwa ia tak akan pernah mencintaiku.

••••

Aku terbangun di pagi hari dengan keadaan tubuh yang kacau sekali. Beberapa cairan kering ada di sekitar perutku, dadaku dan apa lagi paha dalamku.

Sementara Jongseong ntah berada dimana karna ia tak ada di sampingku. Hanya satu note tertinggal di meja nakas.

Aku ada kelas pagi. Terima kasih untuk yang semalam sayang. Kau sangat memuaskanku.

"Ck." Aku berdecak dan dengan sedikit getir bangkit dari atas ranjang karna mengetahui bahwa pernyataan cintanya semalam hanya untuk menundukkanku agar aku terbuai membiarkannya menghabisi tubuhku.

Yah. Tanpa cinta.

Aku hanya jatuh cinta sendirian.

Tanpa membereskan kekacauan aku pun dengan tertatih beranjak keluar dari kamarnya dan kembali ke kamarku untuk membersihkan diri.

Ternyata ada banyak sekali ruam tanda kepemilikannya di sekitar tubuhku. Apa lagi leherku membuatku kesal karna perlu memakai syal ke kampus siang ini.

Semua orang yang berpapasan denganku di kampus menatap heran karna cuaca panas begini aku malah memakai syal.

Ck. Jongseong sialan.

"Wow." Minhye tetiba saja datang memeluk bahuku senang. "Semalam pasti melewati malam yang panas sekali ya." Katanya berbisik sambil meniupkan udara di telingaku.

Aku sontak segera menyingkirkan lengannya di bahuku. "Jangan di bahas." Ketusku.

"Rawrrr..." Ia malah meraung seperti singa untuk menggodaku membuatku mendengus. "Diam Minhye."

"Okay." Katanya mengangkat bahu ringan. "Aku belum makan siang omong-omong."

"Terus?"

"Kau berhutang padaku Bella. Kau tidak ingat? Sahabat terbaikmu ini sudah berusaha keras menyingkirkan si ular itu dari suamimu kemarin?"

"Thanks."

"Hanya itu?"

"Okay. Ayo ke kantin."

"No way!" Minhye tak terima dengan hebohnya membuatku memutar mata malas. "Ayolah kau kan sudah punya blackcard Bella."

"Itu punya suamiku."

"Dan milikmu juga." Sambungnya tak sabaran. "Sekarang telaktir aku di restoran paling mahal sebelum kelas si dosen botak dimulai."

"Okay." Kataku dengan berat hati dan Minhye memelukku senang.

"Apa boleh aku bergabung?"

"Sunghoon?" []

SWEET & SOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang