17. Burns

3.9K 317 70
                                    

⚠️ Mature Content

"Bella hhh..." Jay mendongak membiarkanku untuk lebih leluasa mengecupi lehernya. Ntah siapa yang memulai tapi tahu-tahu aku sudah seperti ini dengan Jay.

Padahal awalnya aku hanya ingin menonton serial drama favoritku di temani olehnya. "Jayyy.." Panggilku serak dan mengecup bibirnya yang terbuka berulang kali.

Aku tak bisa berhenti dan begitu menginginkannya. Sementara ia tersenyum dan mengusap sisi wajahku lamat, "Lakukanlah Bella, sentuh aku sepuasmu karna aku milikmu." Katanya dengan nafas terenggah bersahutan denganku.

"Kau benar milikku Jay-ya?" Lirihku mengusap abs miliknya lamat setelah aku membuka semua kancing kemejanya. "Kau benar milikku?"

Ia mengangguk dan membawa satu tanganku yang ia kecupi lamat, "Dan kau milikku Bella." Katanya yang membuatku memeluk lehernya erat ntah kemana nafsuku yang membungbung tinggi tadi.

Aku hanya ingin memeluknya dan tak ingin berbagi dengan siapapun. Sementara Jay mengusap punggungku yang dalam beberapa waktu kami hanya seperti ini.

"Jangan tinggalkan aku Jay-ya.." Kataku memecahkan keheningan semakin memeluknya erat. "Tak akan Bella. Tak akan pernah." Katanya sambil melonggarkan pelukan dan meraih wajahku untuk ia pangut bibirku ke dalam ciuman panjangnya.

Aku balas sama besarnya sampai Jay menidurkan tubuhku di atas sofa yang dengan sensual melepas setiap pakaianku sampai aku polos. "Sshh Jay.." Aku terpejam erat merasakan ciumannya turun mengecupi setiap inchi tubuhku.

Sampai melahap satu dadaku membuatku tak karuan. "Ah Jay ahh..." Erangku dan ia semakin menghisap putingku dengan satu tangan lainnya meremas dadaku.

"Ini sudah basah sekali Bella?" Bisiknya saat tangannya turun mengusap milikku sesaat dan memasukkan jarinya. "Ah Jay!!"

"Masih sempit sekali sayang..." mulutnya yang panas naik menghisap leherku keras. "Padahal sudah aku sodok tapi masih sempit begini."

"Hhh Jayyy aku mau..."

"Mau apa hm?"

"Mauu kamu Jayyy.."

Ia tersenyum mengecup bibirku keras dan beranjak dari sofa untuk melepas semua pakaiannya sampai polos sepertiku. "Ini, kau mau ini?" Ia mengarahkan miliknya yang sudah precum ke mulutku.

Aku mengangguk dan dengan ragu menghisapnya seperti lolipop sesuai naluriku. "Ahh Bell..." Ia tampak terpejam begitu menikmati membuatku dengan semangat menghisapnya dan mengusap setengah miliknya yang tak masuk ke dalam mulutku.

"Ahh begitu Bella iya hhhh begitu..." Erangnya sampai cairannya keluar begitu banyak di mulutku dan langsung aku telan meski rasanya aneh.

"Istriku sudah pintar ya." Komentarnya sambil mengecup bibirku dan mendorong tubuhku kembali terbaring. "Sekarang aku akan memuaskanmu Bella." Katanya sambil melebarkan kedua pahaku sampai aku mengangkang lebar sekali.

"Sshh Jayy masukin.." Kataku saat ia malah menekan jempolnya pada klitorisku membuatku tak karuan. "Masukin apa?"

"Masukin punya kamu." Kataku membuatnya terkekeh puas. "Seperti ini?"

Aku mengangguk dan merasakan kemballi miliknya yang panjang berurat itu masuk ke dalam milikku. "Ahh hhhh..." Aku mecengkram pinggiran sofa erat. Begitu menikmati penyatuan ini.

"Jayyy hhhh hhhh..." Aku melingkarkan kedua kakiku di pinggangnya saat ia mulai menyodokku cepat dan dalam seperti biasanya.

Ia menunduk menciumku dan aku mengalungkan leherku padanya dengan tubuh terhentak cepat sesuai dengan irama setiap sodokannya.

Bunyian penyatuan kami semakin terdengar sampai aku mencapai pelepasan begitu pun dengannya yang segera berganti posisi. Ia membawaku duduk di pangkuannya tanpa melepas tautan.

Pinggangku ia naik turunkan dengan cepat yang sesekali mulutnya meraup menghisap dadaku bergantian. "Jayy ahhh ahhh enakk punya kamu enakkk ahhh.." Kataku tak karuan dan menggoyangkan tubuhku cepat sampai Jay terpejam erat dengan kepala mendongak kebelakang. "Bella..."

"Jayy hhh..."

"Kamu suka?"

"Iyaa Jay, suka beginian sama kamu.." Kataku semakin bergerak memutar lambat dan menciumi lehernya ingin memberikan tanda.

Ia perlahan mencengkram suraiku, "Jangan terlalu jelas sayang.."

Aku tetep menghisapnya keras dan Jay semakin menyodokku. "Kau mulai nakal huhh..."

"Itu karnamu Jay." Kataku terenggah mengecup rahangnya keras. "Aku begini karnamu." Lirihku dengan kedua netra kami bertemu lamat.

"Fuckkk!" Desisnya dan mendorongku kembali terbaring yang ia sodok semakin brutal membuatku kepayahan tapi aku menikmatinya. "Kau benar-benar membuatku gila Bella. Aku tak bisa berhenti, sial."

"Iya terus saja Jay, lakukan sepuasmu."

Ia mengecup bibirku keras dan terus menghentak sampai aku merasakan cairan pelepasannya yang begitu panas memenuhi rahimku.

Tubuhku masih gemetar saat ia kembali menghujamku, "Jay pelann.." kataku saat milikku sudah berkedut perih.

"Araseo." Ia mulai menghentak pelan dan menciumi wajahku membuatku terkekeh sambil memeluk lehernya. Begitu menyukai saat seperti ini.

Tak menyangka orang yang sulit aku gapai dulu bisa seintim ini denganku.

"Bella.."

"Hm?"

"Jangan pernah berpikir aku akan meninggalkamu Bella."

"Araseo." Kataku dan ia menciumku lagi dengan sodokannya yang kian cepat sampai tubuhku terlonjak tak beraturan.

Suara pin aparteman mendadak terbuka membuat Jay sontak menghentikan hentakannya dan dalam sepersekon kemudian aku melihat pintu aparteman terbuka menampilkan Seulhae yang menatap kami penuh luka. "Jay..."

Seulhae mundur dan segera berlari pergi membuat Jay secepat kilat bangkit memakai celananya. "Jay jangan pergi." Aku menahan lengannya cepat dan ia segera menyentak genggamanku kasar tanpa berkata apapun berlari pergi mengejar Seulhae.

Aku terpekur dengan isak tangis yang tidak bisa kubendung lagi. Bodoh, seharusnya aku sadar diri, bahwa aku bukanlah orang yang ia cintai. []

SWEET & SOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang