15. Punishment

4.8K 340 17
                                    

⚠️ Mature Content

Setelah sampai di aparteman Jay dengan tergesa menarikku masuk ke dalam kamarnya yang segera ia borgol kedua tanganku di atas ranjangnya.

Aku bukannya takut malah dengan debaran anomali menunggunya melakukan apa selanjutnya pada tubuhku sebagai bentuk hukuman.

Ia masih dengan air muka marah menatapku lurus yang begitu merangsangku. "Jay..."

"Apa hm? Sudah tak tahan?"

"Bukan begitu.." Aku berusaha melepas borgolnya tak karuan. "Tapii ahhh..." Aku semakin panas ntah mengapa dan sadar bahwa ia mungkin memberiku pil perangsang di minuman yang Jay berikan tadi saat perjalanan pulang.

"Panas Jayy..." Kataku diiringi lengguhan yang terdengar begitu ingin sekali di sentuh membuatnya menampilkan satu senyuman miring.

Smirk menyebalkannya.

"Kau tahu apa kesalahanmu?"

"Aku lupa meminta ijinmu Jay."

"Ada lagi?"

"Apa?" Aku bingung dan ia berdecak tak puas. Berjalan mendekat yang kemudian menutup kedua mataku dengan dasi miliknya membuatku semakin gelisah, "Kenapa di tutup mataku Jay-ya?"

"Aku akan berhenti setelah kau tahu kesalahanmu Bella. Dan jika kau masih tidak ingin mengaku maka aku akan menambah hukumanmu."

"Sekarang apa salahmu lagi?"

"Aku tidak tahu Jay-ya, aku hanya tidak meminta ijinmu, kan?"

"No baby girl." Bisiknya yang kemudian jemarinya mengelus tulang selangkaku lamat membuatku menggerang, "Shh Jay..."

"Katakan sayang, apa salahmu?" Bisiknya sambil membuatku mengangkang lebar dengan gaun yang masih melekat pada tubuhku.

"Apa hm?" Tanyanya lagi sambil jarinya menggesek dari luar. "Katakan Bella Park."

"Aku tidak tahu Jay..." Kataku kehabisan akal apa lagi dalam posisi seperti ini membuatku kesulitan berpikir jernih. "Aku tidak tahu."

Ia berdecak keras dan membuatku mengangkang lebih lebar, "Jayy ahh itu apa yang kau masukkan." Kataku berusaha menjauh tapi ia menahan pinggangku erat dan aku merasakan benda kecil masuk pada milikku.

"Ini akan membuatmu nikmat Bella." Bisiknya yang kemudian aku rasakan benda kecil itu bergetar cepat sekali. "Ahh Jay udahhh ahhh ini bergetar sekali ahhh.."

Milikku terasa di obrak abrik dengan cepat membuatku tak karuan mengelinjang seperti cacing kepanasan. "Ahhh Jay hikssss udahh hhhhhh.."

Getaran itu malah semakin cepat membuatku mencapai pelepasan begitu saja dengan getarannya yang kian meningkat. "Jayyyy ahhh..."

"Jayyy!!"

Ia terkekeh puas dan mengecup keningku yang berkeringat lamat, "Sekarang katakan apa salahmu Bella."

Aku yang masih terenggah dan begitu frustasi oleh getaran benda di dalam milikku pun menggeleng. "Aku tidak tahu Jayy hikksss..."

Ia berdecak dan tanpa terduga menjambak suraiku sampai wajahku mendongak ke atas. "Katakan Bella Park sebelum aku menusuk lubang pantatmu." Desisnya yang getaran di benda itu jauh lebih cepat sekali.

"Hiksss ahhh Jayy ahhh hiksss berhenti hiksss kumohon hentikan benda ini."

"Ayo katakan apa kesalahanmu Bella." Bisiknya marah dengan lamat mengecupi rahangku dan aku mencoba berpikir lebih keras. "Akuhhh hhh hiksss hhh ahhh pergiii ahhh ahh dengan Sunghoon."

"Good girl." Bisiknya yang perlahan benda itu sedikit berkurang getarannya. "Apa lagi?"

"Sudahh.." Kataku dan ia kembali menaikkan getarannya jauh lebih cepat membuatku mencapai pelepasan begitu banyak sekali sampai aku squirt lemas tak berdaya. "Jayy hiksss ahhh udahh ini ahhh ahh ahhh..."

"Katakan yang benar Bella, apa salahmu lagi." Ia mengusap rahangku dan mencengkramnya lamat. "Katakan Bella Park."

Aku terenggah keras berusaha mengais setiap inchi ingatan tadi bersama Sunghoon yang kian mengabur. "Aku ahhh hiksss.." Aku mencengkram erat tali borgolku sampai kedua tanganku kebas saat benda itu semakin bergetar cepat sekali. "Akuhhh tak sengaja hhh memeluk Sunghoonhhh..."

"Itu kesalahan bersarmu dan kau baru ingat?" Desisnya dengan cepat melesakkan miliknya yang begitu keras pada milikku.

"Ahhh hiksss lepas dulu benda itu hiksss.."

"Jangan harap Kim. Ini hukuman, kau ingat?" Desisnya berbisik panas dan menggigit cupingku erat.

"Ahhh Jayy..."

"Kau harus ingat ini, tidak ada lelaki manapun yang boleh menyentuhmu selain aku Bella."

••••

Aku terbangun karna aroma kue pai manis yang membuat perutku berbunyi nyaring. Sudah pasti Jay yang tengah memasak di counter dapur.

Setelah susah payah bangkit aku pun memakai kemeja miliknya yang berserak di lantai karna gaun manis yang Sunghoon belikan untukku sudah terkoyak rusak oleh Jay.

Kilasan panas bagaimana Jay menghujamku kembali terpatri membuatku meremang dan berusaha mengenyahkan bayangan tadi.

Lantas beranjak keluar dengan tertatih yang bisa kulihat Jay tengah sibuk memasak di pantry. Aku pun memeluknya dari belakang yang ia usap kedua lenganku yang melingkar di pinggangnya lamat.

"Kenapa bangun?" Tanyanya berbalik tanpa melepas pelukanku. "Aku kira kau akan tidur sampai besok pagi."

"Terbangun karna kue pai buatanmu." Kataku dan ia terkekeh menjawil ujung hidungku. "Kau akan mendapatkannya sebentar lagi." Katanya yang kemudian mengecup ringan ujung hidungku.

Aku tersenyum dan menatapnya yang membuatku sadar diri bahwa tak bisa marah lebih lama atas perbuatannya tadi dan ia juga tak merasa bersalah sedikitpun.

Seolah hukuman itu adalah kebenaran dan perlakuanku bersama Sunghoon adalah kesalahan.

Padahal itu hanyalah bentuk ketidaksengajaan. "Apa? Kau terlihat ingin mengatakan sesuatu."

"Aniya." Aku menggeleng dan berjinjit mengecup bibirnya sesaat. "Kau lanjutkan. Aku akan mandi." Kataku melepas pelukan dan ia tak menahanku yang kembali memasak.

Aku pandangi lagi punggungnya dan malah kembali memeluknya.

Ya ampun. Ada apa sih denganku?!!

"Apa lagi sayang.." Ia terkekeh kecil yang menular padaku membuatku menduselkan ujung hidungku pada punggungnya yang wangi. Ia sepertinya baru mandi dan memakai piama satin yang lembut.

"Aku hanya ingin seperti ini Jay-ya." []

SWEET & SOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang