Elvano william smith merupakan putra bungsu dari pengusaha ternama di Indonesia, dia memiliki seorang kakak laki-laki yang bernama Alvaro. Kakaknya adalah seorang dokter yang sekarang sedang menjalani masa koas.Elvano yang masih seorang pelajar selalu di Banding-bandingkan dengan kakaknya yang merupakan seorang dokter, tentu saja hal itu membuat Elvano kesal dan sering kali bertengkar dengan keluarganya.
Apalagi, saat ayahnya mengetahui dia adalah seorang ketua geng motor. Setiap hari Ayahnya selalu memarahinya, dan memaksanya keluar dari statusnya itu. Tapi, hal itu tidak membuat Elvano mundur dari jabatannya sebagai ketua geng motor. Karena dengan bermotor ia bisa melupakan semua masalahnya, apalagi masalah di rumahnya.
"Dengar papa El, papa marah bukan berarti papa nggak sayang sama kamu nak, papa hanya ingin melihat kamu sukses seperti Alvaro, dia juga anak yang bertanggung jawab dan menurut kepada orang tua," ucap Giordano dengan tegas memberi nasihat pada putra bungsunya itu.
"El tau pah, El juga bakalan jadi seperti kak Alvaro, tapi bukan sekarang. El masih mau nikmatin masa-masa sekolah El" jawab Elvano tak kalah tegas.
"Kamu memang tidak pernah nurut sama orang tua, sangat berbeda dengan kakak kamu," nada bicara Giordano semakin meninggi membuat Elvano kesal dan berdiri dari duduknya.
"Iya! El memang beda sama anak kesayangan papa!" Jawab Elvano lalu keluar meninggalkan ayahnya yang sedang duduk di ruang tamu.
Giordano hanya menggelengkan kepalanya saat putranya itu berjalan meninggalkan dirinya.
Elvano mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, dia di kuasai oleh emosi saat ayahnya terus-terusan membandingkan dirinya dengan kakaknya sendiri. Seharusnya orang tua selalu memberi support kepada anak-anaknya, bukan malah membandingkan. Itu hanya membuat hubungan persaudaraan mereka menjadi hancur.
Ia menghentikan motornya ketika tiba di sebuah bangunan tua yang sudah menjadi markasnya dan teman-temannya.
Elvano membuka pintu markasnya dengan satu tendangan keras. Hal itu sontak membuat seisi ruangan tersebut terkejut dan menoleh ke arah pintu.
"Wihh kayaknya ada yang lagi marah nih," sindir salah satu sahabat Elvano yang bernama Dion.
"Ada masalah?" tanya Angkasa sambil mengampiri Elvano yang sedang berdiri sambil mengusap rambutnya dengan kasar.
Elvano tak menjawab pertanyaan dari Angkasa dan justru memilih duduk di sofa yang tersedia di sana. Ia membakar rokoknya lalu menghisapnya, pikirannya kacau saat ayahnya lagi-lagi mengatakan hal yang sangat ia benci. Ingin sekali ia menghajar kakaknya sendiri karena gara-gara dia Elvano selalu di marahi dan di bandingkan oleh sang ayah. Namun, Elvano juga masih mempunyai hati nurani, ia tidak mungkin menghabisi saudara kandungnya sendiri hanya karena masalah sepele.
Semua teman-teman Elvano yang sedang duduk sambil bermain catur hanya bisa menghela napas saat melihat tingkah ketuanya yang terkenal kejam dan pemarah itu. Sahabatnya sudah tau tentang Elvano dengan keluarganya, jadi tak heran jika pria itu bersikap seperti ini, satu-satunya tempatnya melampiaskan emosinya adalah tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOIRAI [REVISI]
Teen Fiction"Membenci itu mudah,tapi mencintai itu butuh keberanian" -Elvano- "Mencintaiku atau membenciku, keduanya menguntungkanku. Jika kamu mencintaiku, aku akan selalu ada di hatimu. Jika kamu membenciku, aku akan selalu ada di pikiranmu." -Viona- ________...