MOIRAI (58)

1.7K 68 16
                                    

Viona yang mendapat kabar bahwa Dion di larikan ke rumah sakit, langsung bergegas menuju rumah sakit yang sudah di sharelock oleh Angkasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Viona yang mendapat kabar bahwa Dion di larikan ke rumah sakit, langsung bergegas menuju rumah sakit yang sudah di sharelock oleh Angkasa. Dengan perasaan campur aduk Viona mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Hingga tak lama kemudian gadis itu tiba di rumah sakit dan langsung berlari menuju UGD.

Viona langsung memeluk Dian saat gadis itu telah tiba di sana. Dian membalas pelukan Viona dan menumpahkan semua tangisnya pada gadis itu. "Viona, Dion..." isak gadis itu berusaha mengatur napasnya.

Viona langsung menghapus air mata gadis itu dan kembali memeluknya erat. "Lo yang sabar ya, kita berdoa sama-sama semoga Dion nggak kenapa-napa."

Selang beberapa menit kemudian orang tua Dion datang dengan raut wajah yang sangat khawatir. Dian langsung mencium tangan ibu dan ayahnya Dion secara bergantian.

"Bagaimana kondisi Dion nak?" Tanya Indah dengan suara yang bergetar menahan tangisnya.

"Masih belum tau tante, dokternya masih di dalam," jawab Angkasa dengan sopan.

Kemal-ayah Dion hanya terduduk lemas sambil menangis karena khawatir pada putranya itu. Tadi sebelum pergi, Dion sempat mengatakan hal yang janggal membuat Kemal kepikiran hingga saat ini.

Flashback on...

Kemal dan indah sedang duduk di sofa sambil menonton Tv. Dion tiba-tiba datang dan bergabung dengan mereka berdua. Dion duduk di tengah membuat kemal dan indah menggeleng pelan sambil terkekeh dengan tingkah Dion yang menurutnya sangat kekanak-kanakan.

"Romantis banget sih kalian, jadi iri deh," ujar Dion dengan wajah konyolnya.

"Makanya cepet-cepet jadian atuh sama Neng geulis." Jawab Indah seraya mengelus rambut putranya yang sedang bersandar di bahunya.

"Neng geulis kayaknya udah nggak suka nih sama Aa kasep," balas Dion membuat Indah kembali terkekeh pelan.

"Kamu sih pakai segala selingkuh, lihat abah kamu, setia dia mah. Nggak kayak kamu playboy cap kadal, seperti yang di bilang neng geulis."

"Contoh abah lah Dion, dari awal kami pacaran sampai sekarang abah tetap setia sama mama kamu," sahut ayahnya. 

"Iya deh ,si paling setia."

"Mau pergi dulu ya abah, mama." Pamit Dion mencium tangan kedua orang tuanya secara bergantian.

"Mau kemana atuh udah sore begini?" Tanya indah.

"Mau pergi jauh!!! heheh" Jawab Dion terkekeh lalu berlari keluar rumah.

Sontak Kemal dan Indah saling berpandangan satu sama lain karena ucapan putranya.

flashback off...

Sementara di kantor polisi, Elvano sedang duduk menunggu orang tuanya yang sedang menuju kantor polisi. Tiga hari yang lalu orang tuanya telah kembali ke indonesia setelah kurang lebih 10 hari di Jepang karena urusan bisnis.

Elvano menunduk seraya menunggu orang tuanya datang sambil memikirkan kondisi sahabatnya yang telah rela berkorban demi menyelamatkannya dari kejahatan seorang Arga Mahesa.

Elvano berdiri saat melihat kedua orang tuanya telah tiba dan....

PLAAKKKK

Elvano menoleh ke samping dan memegangi pipinya yang terasa panas akibat tamparan dari sang Ayah. Belum sempat mengeluarkan kata dari mulutnya, tangan ayahnya sudah lebih dahulu menghantam pipinya. Elmira yang melihat kejadian itu langsung menahan suaminya agar tidak memukul putranya di tempat ini karena tidak ingin Elvano malu karena banyak pasang mata yang sedang melihatnya sekarang.

"Papa benar-benar kecewa sama kamu Elvano!" Ucap Giordano sembari memijat pelipisnya pelan dan duduk di hadapan putranya yang hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata padanya.

"Papa sudah bilang sejak dulu, hentikan kelakuan burukmu itu! Itu hanya merugikan kamu, merugikan masa depan kamu!!" kini amarah Giordano sudah di ujung tanduk. Jika saja mereka tidak berada di kantor polisi mungkin ia sudah memukul putranya itu.

"Papa sama mama mendidik kamu jadi anak yang baik El, tapi apa yang kamu lakukan? Kamu hanya membuat masalah dan membuat kami berdua pusing dengan tingkah kamu itu! Mau di taruh dimana wajah papa mu ini kalau teman-teman papa tau kelakuan kamu hari ini!" Elvano hanya menundukkan kepalanya tidak berani menatap wajah ayahnya yang terlihat sudah memerah. Kali ini Elvano benar-benar menyadari kesalahannya yang telah terlibat dengan kejadian kriminal seperti ini dan yang parahnya sahabatnya lah yang menjadi korbannya. Walaupun bukan dia pelakunya tetap saja pria itu merasa bersalah.

"Maafin Elvano pah, Elvano janji setelah ini Elvano bakal berhenti jadi anak yang membangkang. Elvano bakal turutin semua kemauan papa sama mama." Kini Elvano duduk di depan kaki kedua orang tuanya seraya menundukkan kepalanya.

Ini pertama kalinya Elmira melihat putranya itu tunduk di hadapan suaminya. Elmira menangis tersedu-sedu dan menepuk pundak putranya seraya menguatkan. Giordano menarik putranya dan memeluknya erat. Elmira kembali meneteskan air matanya dikala melihat pemandangan indah ini yang sangat jarang ia lihat. Dimana kedua laki-laki kesayangannya saling berpelukan dan saling memaafkan.

Setelah selesai mengurus masalah di kantor polisi akhirnya Elvano di bebaskan karena memang sudah terbukti bukan dia pelakunya. Dan polisi sudah mulai mencari keberadaan Arga dan teman-temannya yang lain. Elvano memutuskan ke rumah sakit untuk melihat Dion.

Elvano menuju rumah sakit menggunakan Taxi setelah orang tuanya kembali ke kantor karena menerima panggilan penting dari Client. Di perjalanan Elvano hanya menunduk dan mengusap rambutnya kasar, ia sangat merasa bersalah pada sahabatnya itu. Jika terjadi sesuatu pada Dion dia tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri.

Setibanya di rumah sakit, Elvano langsung berlari ke arah teman-temannya dan di sana juga terdapat orang tua Dion yang masih menangis. Elvano bersujud di depan orang tua Dion sambil menangis, "Tante, om, Maafkan saya. Gara-gara saya ini semua terjadi. Harusnya yang tertembak itu saya, bukan Dion." Ucap pria itu dengan suara yang bergetar.

Viona melihat suaminya itu sujud di kaki orang lain membuatnya meringis. Viona berjalan mendekati Elvano dan mengusap bahu Elvano sembari berbisik di telinganya. "Lo nggak boleh terlihat lemah, ingat lo pemimpin di sini." Ucap gadis itu.

Kemal dan Indah langsung menarik Elvano agar pria itu tidak bersujud di kakinya dan mereka berdua langsung memeluk Elvano. "Tidak nak, kamu tidak boleh berkata seperti itu. Inilah takdir, tidak ada yang tahu kecuali, yang maha kuasa." Ucap Kemal sambil menepuk pundak Elvano.

"Lebih baik kita semua berdoa yang terbaik untuk Dion," ucap Indah yang di setujui oleh semua yang ada di sini.

Tak lama kemudian dokter keluar dari ruangan tersebut. Sontak Indah dan Kemal langsung menemui dokter itu.

"Bagaimana kondisi putra saya dokter?" tanya Indah dengan air mata yang masih mengalir di pipinya.

Kemal yang melihat dokter itu hanya diam tanpa menjawab pertanyaan dari istrinya sontak meninggikan suaranya sambil mencengkram bahu dokter itu.

"BAGAIMANA KONDISI PUTRA SAYA DOKTER?!!"

~~~

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MOIRAI [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang