"Viona!" teriak Elvano dalam kamar mandi.
Viona yang sedang menonton Tv hanya diam tanpa menghiraukan Elvano yang terus memanggilnya.
Elvano keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk yang melilit di pinggangnya serta rambutnya yang masih di penuhi busa. "Lo ngapain sih matiin air, gue lagi mandi bego!" kesalnya memaki gadis yang sedang bersantai di atas sofa.
Lagi-lagi Viona tidak menghiraukan pria itu yang menurutnya sangat lebay yang membuat Elvano meraih remote Tv dan mematikannya. Viona mendengus kesal dan melirik sinis ke arah pria tinggi itu.
"Lo budek atau gimana sih? Gue lagi ngomong sama lo," ucap Elvano berkacak pinggang di hadapan Viona yang terlihat sangat kesal.
"Tinggal nyalain aja apa susahnya sih? Gitu doang ribet," Viona melenggang pergi meninggalkan pria itu yang masih berdiri di sana.
Saat hendak memasuki kamarnya, tangan Viona mendadak di tarik paksa oleh Elvano yang membuat gadis itu oleng dan hampir terjatuh, untung saja dia masih sempat memeluk tubuh pria itu.
Jantung mereka berdua berdetak sangat kencang saat mata mereka saling bertatapan. Aroma wangi dari tubuh pria itu membuat Viona nyaman berada dalam dekapannya.
Seketika Elvano tersadar dan langsung melepaskan tangannya pada pinggang Viona yang membuat gadis itu terjatuh.
Gadis itu meringis pelan dan kembali berdiri di hadapan pria angkuh itu. "Udah sana!" Viona mendorong pelan tubuh pria itu agar menjauh darinya.
Bukan apa-apa, melihat tubuh Elvano yang sangat bagus membuatnya sedikit ngeri. Otot-ototnya yang besar serta perutnya yang kotak-kotak menambah sempurnanya pria itu.
Akhirnya pria itu melangkah pergi meninggalkan Viona yang masih menetralkan perasaannya yang gugup. Elvano kembali menyelesaikan aktivitasnya yang sempat tertunda, tadinya dia berpikir bahwa Viona sedang mencari masalah dengannya dengan mematikan air saat dirinya sedang mandi, dan ternyata dugaannya salah, ternyata air di apartemennya memang sedang bermasalah.
Viona memilih masuk ke dalam kamarnya. "Bego, kok gue deg-degan sih," ucapnya menetralkan jantungnya.
Viona menenggelamkan wajahnya pada selimut tebalnya dan memukul kepalanya pelan, "gue kenapa sih bisa deg-degan kayak gini," ucapnya kesal.
~~~
Setelah sempat berdebat dengan Elvano perkara air, Viona memilih ke rumah neneknya untuk menemui ibunya. Setelah menikah, Sarah yang menempati rumah mewah tersebut agar rumah itu tetap terawat.
"Mau kemana lo sore-sore gini?" tanya Elvano yang sedang merokok di balkon.
"Pulang, ga betah gue disini," jawab Viona ketus tanpa menoleh ke arah pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOIRAI [REVISI]
Teen Fiction"Membenci itu mudah,tapi mencintai itu butuh keberanian" -Elvano- "Mencintaiku atau membenciku, keduanya menguntungkanku. Jika kamu mencintaiku, aku akan selalu ada di hatimu. Jika kamu membenciku, aku akan selalu ada di pikiranmu." -Viona- ________...