"VANO!!!"
Elvano terkejut saat melihat siapa yang berteriak memanggil namanya. Lututnya terasa lemas seakan-akan tidak mampu berdiri, matanya memerah dan bibirnya bergetar saat gadis berambut panjang itu berlari ke arahnya dan memeluknya erat. Tangan Elvano gemetar membalas pelukan dari gadis itu.
"Alana."
Satu kata keluar dari bibir Elvano membuat Viona tersentak, rasa lapar yang sedari tadi Viona tahan berubah menjadi mual. Viona mengepalkan tangannya kuat dan memalingkan wajahnya karena tidak mampu melihat suaminya di peluk oleh wanita lain. Apalagi wanita itu merupakan cinta pertama dari suaminya. Tapi, tunggu. Bukankah wanita itu sudah meninggal? kenapa bisa dia ada di sini?
"K-kamu?" Ucap Elvano gemetar melepas pelukannya dan memegang wajah gadis cantik itu.
Gadis itu kembali memeluk Elvano dan tidak menghiraukan Viona yang sudah terlihat menahan air matanya. Elvano juga sama sekali tidak melirik Viona yang berdiri mematung di sampingnya. Karena merasa tidak di hiraukan Viona mengeluarkan uang dari sakunya dan membayar makanannya lalu berlari meninggalkan tempat ini.
"Tunggu, kamu beneran Alana kan?" ucap Elvano memastikan. Gadis itu hanya mengangguk dan tersenyum.
"Aku bisa jelasin semunya." Ucap Alana yang langsung duduk di samping Elvano. Ia mulai menceritakan semua kejadian yang telah terjadi beberapa bulan yang lalu.
Flashback on...
Saat kecelakaan itu terjadi. Ada seorang pria yang menolong Alana dan gadis itu akhirnya di larikan kerumah sakit menggunakan ambulance. Ponsel Alana terus berdering membuat salah satu orang yang ada di sana menjawab panggilan itu.
"Halo bu, Pemilik handphone ini kecelakaan. Dan sekarang sudah di larikan ke rumah sakit Medika." Ujar wanita itu langsung mematikan ponselnya dan kembali meletakkan ponsel itu di dalam mobil.
Tak lama kemudian setelah warga mulai meninggalkan lokasi ini. Diam-diam pria bertopi hitam dan memakai masker itu masuk ke dalam mobil Alana dan mencuri rekaman kamera dashboard.
Saat tiba di rumah sakit, Alana di nyatakan kritis dan dokter menyarankan harus di rujuk ke rumah sakit yang memiliki alat medis yang lebih lengkap. Orang tua Alana langsung merujuk Alana ke luar negri untuk di rawat di sana.
"Sus, saya bisa minta tolong? Kalau ada anak laki-laki yang tinggi yang mencari anak saya, tolong bilang kalau paseien yang bernama Alana sudah meninggal." Ucap Mirna-ibunya Alana dengan memberikan satu ikat uang berwarna merah kepada suster itu.
"Baik bu"
Beberapa lama kemudian, dan benar saja, seorang pria datang dan langsung menanyakan pasien yang bernama Alana. Suster itu langsung menjawab sesuai apa yang di perintahkan oleh Mirna.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOIRAI [REVISI]
Ficção Adolescente"Membenci itu mudah,tapi mencintai itu butuh keberanian" -Elvano- "Mencintaiku atau membenciku, keduanya menguntungkanku. Jika kamu mencintaiku, aku akan selalu ada di hatimu. Jika kamu membenciku, aku akan selalu ada di pikiranmu." -Viona- ________...