Elvano keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk. Ia melirik ke arah kasur dan tidak menemukan Viona di sana. Elvano mencarinya di luar kamar dan ternyata gadis itu sedang duduk di balkon sambil menatap indahnya kota di sore hari. Ia berjalan pelan menuju balkon berniat ingin meminta maaf karena telah membentak Viona tadi.
Viona menyadari kedatangan Elvano sontak langsung berdiri dan hendak meninggalkan pria itu namun tangannya di tarik oleh Elvano.
"Lepasin!" Ucap Viona ketus.
"Kamu kenapa sih?" Ucap Elvano tak kalah ketus.
"Aku udah berusaha tahan supaya aku nggak cemburu dan marah sama kamu, tapi apa yang kamu lakuin hari cukup buat aku sadar kalau sebenarnya kamu udah ga butuhin aku lagi. Aku siap kembali ke mama aku,El" Ucap Viona panjang lebar. Mendengar Viona mengatakan bahwa dia akan kembali ke orang tuanya membuat hati Elvano sakit. Walaupun itu yang Elvano harapkan dengan bertingkah seperti tadi. Tapi entah kenapa mendengar kalimat itu membuatnya merasa sedih.
"Oke kalau itu mau kamu, aku bakal anterin kamu ke rumah mama besok pagi," jawabnya.
Mendengar hal itu membuat Viona tersentak. Yang benar saja, apakah dia benar-benar sudah tidak membutuhkan Viona lagi di hidupnya. Padahal Viona mengatakan hal itu hanya untuk membuat Elvano menyadari kesalahannya dan menunggu pria itu meminta maaf padanya, tapi kenapa dia malah menyetujui keinginannya dan sama sekali tidak mencegah Viona.
Karena tidak ingin menangis di hadapan Elvano, akhirnya Viona berlari ke kamar dan mengemas seluruh barang-barangnya sehingga tidak ada satupun barangnya yang tersisa. Setelah selesai, Viona langsung membawa dua koper miliknya sambil meneteskan air matanya.
"Mau kemana?" tanya Elvano yang tiba-tiba
datang."Ini kan yang kamu mau, aku bisa pulang sendiri tanpa bantuan kamu!" ucap Viona lalu berjalan meninggalkan aprtemen ini.
Setelah Viona benar-benar pergi, Elvano menunduk dan mengacak rambutnya frustasi, ia memukul dinding apartemennya yang membuat tangannya terluka. Rasa sakit di tangannya tidak seberapa dengan sakit hatinya melihat Viona menangis dan meninggalkan apartemen akibat ulahnya.
"Maafin aku Vi, aku ngelakuin ini semua supaya kamu benci sama aku. Aku ikhlas lepas kamu, kamu pantas bahagia dan mendapatkan laki-laki yang jauh lebih baik dari aku." Lirihnya dalam hati.
~~~
Viona mengetuk pintu rumahnya dengan pelan sambil meneteskan air matanya. Tak lama kemudian seorang wanita datang dan membuka pintu untuknya. "Sayang, kenapa? loh kamu kenapa bawa barang-barang kamu. Dimana Elvano?" Tanya Sarah terkejut dengan kedatangan putrinya yang tiba-tiba, apalagi dia membawa dua koper bersamanya.
"Elvano jahat ma, Elvano jahat." Setelah mengucapkan kalimat itu, Viona langsung jatuh tidak sadarkan diri yang tentu saja membuat Sarah berteriak histeris.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOIRAI [REVISI]
Teen Fiction"Membenci itu mudah,tapi mencintai itu butuh keberanian" -Elvano- "Mencintaiku atau membenciku, keduanya menguntungkanku. Jika kamu mencintaiku, aku akan selalu ada di hatimu. Jika kamu membenciku, aku akan selalu ada di pikiranmu." -Viona- ________...