MOIRAI (15)

2.6K 108 18
                                    

Memandang langit di malam hari memang membuat suasana hati menjadi lebih tenang, pria bertubuh jangkung itu meneguk kopinya di selingi rokok yang ada di tangan kirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memandang langit di malam hari memang membuat suasana hati menjadi lebih tenang, pria bertubuh jangkung itu meneguk kopinya di selingi rokok yang ada di tangan kirinya. Angin berhembus cukup kencang membuat tubuh pria itu sedikit kedinginan. Namun, ia tak kunjung meninggalkan tempatnya yang sudah di rasa nyaman itu.

Suara langkah kaki pun tak membuatnya beralih dari pandangannya yang memandangi langit malam itu.

"Sayang, ayo masuk di luar dingin nak," suara lembut yang berasal dari belakang membuat pria itu menoleh.

"Mama, El mau di sini dulu sebentar," jawabnya tak kunjung meninggalkan tempat ini.

"Kalau gitu mama juga mau di sini deh bareng anak ganteng mama" ucapnya lalu mengelus rambut putranya.

"Ma, boleh nggak sih kalau El bilang capek. Rasanya kehidupan aku akhir-akhir ini lagi di fase terbawah, pengen rasanya nyerah aja, capek dengan semua kehidupan yang El jalani saat ini."

"Boleh sayang, kamu boleh mengeluh, kamu boleh bilang capek, tapi jangan pernah menyerah. Mama yakin nak kamu pasti jadi anak yang sukses suatu saat nanti, mama yakin itu," Tangannya yang mengelus rambut Elvano kini beralih mengelus wajah tampan putranya itu yang saat ini terlihat sangat lesu.

"Mama jangan pernah tinggalin El sendiri, cuma Mama yang selalu ngertiin perasaan El." Elvano langsung menyambar memeluk sang ibu dengan erat seakan-akan tak mau kehilangan wanita itu.

"Mama nggak bakalan ninggalin kamu sayang, sekarang ayo cerita apa yang terjadi hm?"

"Nggak papa Ma, hari ini El cuma ngerasa capek aja. Dan satu lagi..." Elvano menghela napasnya berat dan menatap Elmira.

"El, kangen banget sama Alana, Ma. Rasanya sakit banget di tinggal sama orang yang kita sayang, makanya El nggak mau kehilangan Mama juga."

"Sudah, sudah. Mama di sini, mama ngerti kamu sayang sama Api kamu harus ikhlas nak biar Alana tenang di alam sana."

~~~

Hari minggu pagi yang cerah, tak kalah cerah dengan gadis cantik yang sedang bersiap-siap untuk rumah sakit menjenguk kakaknya. Seperti biasa, setiap hari minggu Viona selalu menyempatkan diri menjenguk kakaknya yang masih di rawat di rumah sakit.

Dengan langkah kaki pelan gadis cantik itu menuruni tangga dengan senyum yang terus mengambang di bibirnya. Matanya tertuju pada Bi Iyem yang sedang menyiapkan sarapan untuknya.

"Non sini makan dulu," panggil Bi Iyem.

Gadis itu mengangguk dan langsung sarapan bersama Bi Iyem, awalnya wanita paruh baya itu menolak tawaran anak majikannya yang menyuruhnya ikut sarapan bersamanya. Tapi, Viona bersih keras mengajaknya, dan mau tiak mau dia pun menurut.

Setelah selesai sarapan, Viona langsung berpamitan pada Bi iyem. "Bi, Vio berangkat dulu. Assalamu alaikum." Gadis itu mencium tangan Bi Iyem lalu berjalan ke arah garasi untuk mengambil motornya.

MOIRAI [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang