Suara musik yang terdengar sangat keras membuat Viona menggeliat di atas ksurnya, ia melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Dengan rasa kesal gadis itu berjalan keluar kamar untuk menegur pria yang kini berstatus sebagai suaminya itu.
Viona mencari keberadaan Elvano tapi ia tidak menemukannya, tanpa basa-basi dia langsung mematikan musik itu dan hendak kembali ke kamarnya. Namun, suara bariton terdengar jelas dari balkon apartemennya.
"Ngapain lo matiin musik gue!" Elvano berteriak dari luar.
"Berisik tau nggak, gue mau tidur," jawab gadis itu kesal.
Elvano yang sedang merokok di balkon memilih untuk menghampiri wanita tersebut. "Lo ribet banget sih, tinggal tutup aja kuping lo susah amat." Elvano berkacak pinggangg sembari menghisap rokoknya di depan gadis itu yang sudah menutup mulut dan hidungnya.
"Gabisa gitu dong, disini bukan cuma lo doang yang tinggal, jadi jangan egois!" kesalnya dengan menatap tajam pria tinggi di hadapannya ini, walaupun badan Viona terbilang mungil saat di hadapan Elvano hal itu tidak membuat wanita itu takut sama sekali.
"Bokap gue yang beli apartemen ini, jadi kalau lo merasa terganggu pulang aja sono!" Bentak Elvano menunjuk ke arah pintu apartemen.
"Asal lo tau, bokap gue juga ikut dalam membeli apartemen ini, itu artinya apart ini juga punya gue," ucap Viona tak mau kalah.
"Alaaah terserah," jawab Elvano, ia cukup muak berdebat dengan wanita cerewet ini dan akhirnya memilih kembali ke balkon. Sedangkan Viona, gadis itu juga kembali ke kamarnya.
Saat tengah asik berbaring, Viona baru ingat jika seragam sekolahnya belum ia bawa. Lantas gadis itu langsung meraih jaketnya dan tak lupa juga kunci motornya yang ia letakkan di atas meja.
Viona membuka pintu secara paksa yang menimbulkan suara keras yang membuat pria itu terkejut dan berlari ke sumber suara.
Elvano membuka pintu dan benar, Viona yang baru saja membanting pintu dengan keras, "Mau kemana lo malam-malam gini?" tanya Elvano pada Viona yang sudah hampir memasuki lift.
"Kepo!" satu kata yang terucap dari mulut gadis itu sebelum dirinya masuk ke dalam lift.
"Dasar cegil," umpat Elvano lalu masuk ke dalam apartemennya.
~~~
Sudah pukul sebelas malam tapi Viona masih belum datang membuat Elvano sedikit khwatir, entahlah apa yang pria itu pikirkan sejak tadi dirinya terus menunggu gadis itu di ruang tamu. "Arrrgh, gue ngapain sih mikirin cewek gila itu." Elvano mengacak asal rambutnya.
"Gue gak boleh suka sama dia, El ingat, gara-gara kakaknya pacar lo meninggal."
Elvano memilih bermain game untuk mengalihkan pikirannya dari wanita itu.
30 menit berlalu tapi gadis itu tidak kunjung datang, Elvano saat ini sedang tertidur pulas, bahkan ia menjatuhkan ponselnya karena sudah terlelap di atas sofa.
Tak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka dan di ikuti dengan suara langkah kaki. Viona melirik Elvano yang telah tertidur pulas di atas sofa yang membuatnya menghembuskan napasnya kasar. Haruskah dia membangunkan pria brengsek ini atau membiarkannya tidur di sofa semalaman? Tapi, posisinya tidak memungkinkan. Bisa saja pria itu akan sakit badan saat terbangun esok hari.
Viona berjalan ke kamarnya sambil membawa satu kopernya lagi yang baru saja ia ambil di rumah Neneknya. Setelah itu Viona kembali ke ruang tamu untuk membangunkan Elvano agar pria itu pindah ke kamarnya.
"El, bangun!" ucapnya sambil menggoyangkan badan pria itu namun tidak mendapat respon yang membuatnya berteriak cukup keras.
"Elvano bangun!!" sedetik kemudian pria itu langusung terbangun dari tidurnya dengan wajah kesal.
"Anjing, berisik banget lo ah," kesal Elvano pada Viona.
"Makanya jangan kebo kalo tidur," ucap Viona lalu kembali ke kamarnya.
~~~
Kriingggg....
Suara alarm Viona berbunyi, gadis itu menyibak selimutnya dan berjalan ke kamar mandi untuk memulai ritual paginya.
Pagi ini Viona membuat sarapan sebelum berangkat ke sekolah, simple saja hanya sebuah roti sandwich buah. Masih bergulat di dapur suara langkah Elvano terdengar tak membuat gadis itu menoleh, ia masih fokus dengan rotinya.
Elvano melirik Viona yang sedang membuat sarapan, sebenarnya ia juga ingin sarapan karena semalam dia lupa makan malam gara-gara menunggu gadis itu. Tapi, dia gengsi minta di buatkan, padahal Viona sudah menjadi istrinya dan sudah wajib mengikuti semua perintahnya.
Dengan rasa gengsi yang tinggi, Elvano hanya mengusap perutnya yang keroncongan ia memilih membuka kulkas dan memakan satu buah apel.
"Itu buah gue," ucap Viona saat pria itu hendak menggigit buah apelnya. Memang benar, buah yang ada di kulkas adalah miliknya. Semalam saat di perjalanan dari rumah neneknya, dia sengaja singgah membeli buah untuk membuat sandwich buah sebagai sarapannya.
"Pelit amat jadi bini, gue cuma ngambil satu doang," pekik Elvano. Mendengar kata itu membuat Viona merinding geli.
Viona hanya menghela napas dan melanjutkan aktivitasnya, setelah selesai gadis itu menyantap roti yang baru saja dia buat dan meminum segelas susu coklat.
Setelah sarapannya selesai, gadis itu mengambil kunci motornya dan tidak lupa memakai jaket kesayangannya.
Sebenarnya Viona sangat malu ke sekolah setelah kejadian memalukan itu viral di sekolahnya. Dan hari ini adalah hari pertama ia ke sekolah setelah 1 minggu mengambil cuti.
"Viona gue kangen banget tau!!" Dian berteriak dengan heboh dan memeluk Viona saat tiba di kelas.
"Cieee pengantin baru emang auranya beda yah,"ucap Monica menggoda sahabatnya itu. Sedangkan Viona hanya menggeleng pelan melihat tingkah kedua sahabatnya yang bisa di bilang sangat lebay.
"Vi, gimana semalam?" tanya Dian dengan menutup mulutnya salting.
"Biasa aja," jawabnya singkat.
"What? Biasa aja! Jadi maksud lo malam pertama lo sama kak El biasa aja gitu?" ucap Dian yang membuat Viona menutup mulut sahabatnya itu.
"Astaga lo ngomong apaan sih, jangan mikir aneh-aneh deh. Kita menikah cuma gara-gara salah paham tau nggak," kesal viona.
"Yakan tetep aja kalian udah sah suami istri, ah jadi pengen nikah muda juga gue," ujar Dian senyum-senyum sendiri membuat Viona dan Monica merinding melihatnya.
"Nikah itu nggak seindah yang lo bayangkan," bukan Viona yang menjawab melainkan Monica.
"Alaah tau apa lo, emang lo udah nikah?" tanya Dian dengan lirikan tajam.
"Udah lah" jawab gadis itu enteng.
"Gila, sama siapa? wah lu kurang ajar banget nggak ngundang gue sama Viona." Kesal Dian memukul lengan Monica.
"Sakit bego, gue nikah sama Chanyeol EXO," ucapnya yang membuat Dian tertawa keras.
"Hahahha anjir gue udah serius, bangun woiii udah pagi gausah halu mulu jadi orang," sindir Dian sembari tertawa membuat Viona hanya menggelengkan kepalanya.
"Lo ksini bareng kak El, Vi?" tanya Monica.
"Nggak lah, gue naik motor sendiri."
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
MOIRAI [REVISI]
Teen Fiction"Membenci itu mudah,tapi mencintai itu butuh keberanian" -Elvano- "Mencintaiku atau membenciku, keduanya menguntungkanku. Jika kamu mencintaiku, aku akan selalu ada di hatimu. Jika kamu membenciku, aku akan selalu ada di pikiranmu." -Viona- ________...