"Lo siapa? beraninya sama cewek."
"Cihh, kenapa diem aja. HAJAR!!" teriak salah satu di antara mereka.
Viona kewalahan menghadapi dua orang sekaligus, apalagi badan mereka cukup besar di bandingkan badannya yang kecil. Gadis itu tersungkur akibat tendangan salah satu dari mereka.
"Ahhkkk.."
Tanpa rasa kemanusiaan mereka memukul Viona membabi buta, gadis itu hanya bisa meringis dan berusaha berteriak meminta tolong.
"T-tolongg!!" Teriaknya sekeras mungkin. Ia sudah tidak sanggup lagi melawan mereka, sudut bibirnya juga sudah mengeluarkan darah segar begitu juga dengan hidung dan kepalanya. Gadis itu terkejut saat tak sengaja membaca tulisan yang ada di belakang jaket ketiga orang itu.
"Gotreasure," lirihnya pelan.
Dari kejauhan samar-samar terdengar teriak seorang gadis meminta tolong, pria bermotor tersebut perlahan menghentikan motornya dan mencari sumber suara.
"Anjing! Itu begal woyy!" Pekik Dion menunjuk ke sebuah pohon besar yang di bawahnya terlihat segerombolan orang sedang memukul seseorang dengan balok.
Elvano membunyikan sirene polisi di hp nya sehingga membuat mereka semua cepat-cepat maniki motornya lalu meninggalkan gadis tersebut.
Elvano dan yang lainnya bergegas menuju bawah pohon yang di sana cukup gelap karena tidak ada penerangan.
"Sshhh t-tolong gue," lirih gadis itu lemah.
Mereka semua menoleh dan mendapati seorang gadis berambut panjang sedang tergeletak di atas aspal sambil memegang kepalanya yang sudah di penuhi darah.
Baru saja Elvano ingin menemui gadis itu namun, lagi-lagi langkahnya kalah cepat oleh Angkasa.
"Astaga!! Viona!" Angkasa terkejut saat menyadari bahwa gadis yang di pukul tadi adalah gadis yang selama ini dia sukai.
"Panggil Ambulance cepattt!!!" Angkasa berteriak sangat kencang membuat Bara langsung merogoh kantong celananya dan segera menguhubungi Ambulance.
"Lo harus bertahan Vi, sabar yah." Angkasa menepuk-nepuk pipi Viona yang penuh luka lebam. Gadis itu hanya memangangguk lemah lalu tak lama kesadarannya mulai menghilang.
"Vi-vionaaa! Cepetan anjingg!" Umpat Angkasa pada mereka yang hanya berdiri di belakangnya.
"Sabar Sa, gue baru aja nelpon ambulance, gak mungkin tu ambulance bisa terbang sampe sini," sahut Bara Emosi.
"Viona bangun! Heii lo denger gue kan!" Angkasa masih berusaha membangunkan Viona.
Elvano memutar matanya malas lalu berjalan ke arah motor Viona, ia tak sengaja menemukan kalung bertanda salib dan terdapat inisial A.
Elvano mengerutkan keningnya lalu mengantongi kalung tersebut, karena kalung ini bisa menjadi barang bukti.
Sekitar 5 menit berlalu, ambulance pun datang. Mereka semua langsung membawa Viona menuju rumah sakit terdekat untuk segera mendapat pertolongan pertama.
~~~
"Gimana dok?" tanya Angkasa yang langsung berdiri saat seorang dokter laki-laki keluar dari ruangan tersebut.
"Keluarga pasien?" tanya dokter tersebut dengan wajah yang serius
"Bukan dok, kami temannya." Bukan Angkasa yang menjawab melainkan Felix sambil merangkul pundak Angkasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOIRAI [REVISI]
Teen Fiction"Membenci itu mudah,tapi mencintai itu butuh keberanian" -Elvano- "Mencintaiku atau membenciku, keduanya menguntungkanku. Jika kamu mencintaiku, aku akan selalu ada di hatimu. Jika kamu membenciku, aku akan selalu ada di pikiranmu." -Viona- ________...