Pancaran sinar matahari berhasil masuk melalui celah-celah jendela, Hangatnya tepat mengenai wajah cantik itu yang bahkan belum bangun dari tidurnya. Suara burung yang berkicau dii tambah suara alarm yang terus berbunyi tak mampu membangunkan gadis yang masih setia berbaring di kasur empuknya.
Pintu kamarnya yang sedari tadi di ketuk oleh Bi Iyem juga tak mampu membangunkannya. Mau tidak mau wanita setengah baya itu pun memberanikan diri memasuki kamar gadis itu yang untungnya tidak di kunci.
"Non Viona sakit ya?" Bi Iyem mengelus rambut gadis itu dengan lembut.
Merasakan ada sesuatu yang mengelus rambutnya Viona perlahan membuka matanya untuk melirik di sekitarnya. "Eh bibi, Astaga aku telat!" teriaknya saat melihat jam di atas nakas dan langsung berlari ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum ke sekolah.
Bi Iyem hanya menggeleng pelan saat melihat Viona yang panik karena terlambat ke sekolah. Setelah membangunkan Viona, bi Iyem merapikan kamar gadis itu yang berantakan dan setelahnya ia kembali turun untuk menyiapkan bekal untuk putri majikannya itu karena dia tau bahwa gadis itu sudah tidak ada waktu untuk sarapan.
Setelah selesai, Viona langsung turun ke bawah dan berpamitan pada Bi Iyem yang sedang mencuci piring. "Bi, Vio berangkat dulu ya." Viona mencium tangan Bi Iyem.
"Ini Non, Bibi sudah bungkuskan nasi goreng." Bi Iyem menyerahkan kotak bekal untuk Viona. Gadis itu pun menerima kotak tersebut lalu memasukkannya ke dalam tas.
Setibanya di sekolah, Viona langsung mendengus kesal karena ternyata gerbang sekolah sudah di tutup.
Dengan langkah pelan ia berjalan mendekati pos satpam untuk membujuk satpam tersebut agar dirinya di perbolehkan masuk.
"Pak, bukain gerbangnya dong," rengek Viona memohon.
"Aduhh maaf Neng ini sudah peraturan sekolah," balas satpam itu sambil meminum kopi.
Viona masih bersikeras membujuk satpam itu hingga suara motor besar terdengar di belakangnya dan dia pun langsung menoleh.
Dia terkejut mendapati pria yang belakangan ini selalu mengganggu pikirannya, Viona memilih berjalan ke arah motornya dengan wajah lesunya.
Pria yang baru saja datang itu langsung memarkirkan motornya tepat di samping motor Viona.
"Pak bukain, nanti gue kasi cepek deh," ucap Elvano dengan entengnya.
"Gabisa Den, saya juga takut sama Pak Doni," balas satpam itu masih kekeh dengan pendiriannya dengan tidak membukakan gerbang untuk mereka.
"ADA APA INI!" teriak seorang guru yang bernama pak Doni yang merupakan guru BK di sekolah ini.
"Setelah sekian lama, ada juga yang terlambat. Pak buka gerbangnya, dan kalian.. ikut saya ke ruang BK!" perintah pak Doni lalu berjalan ke ruang BK yang di ikuti oleh Viona dan Elvano.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOIRAI [REVISI]
Teen Fiction"Membenci itu mudah,tapi mencintai itu butuh keberanian" -Elvano- "Mencintaiku atau membenciku, keduanya menguntungkanku. Jika kamu mencintaiku, aku akan selalu ada di hatimu. Jika kamu membenciku, aku akan selalu ada di pikiranmu." -Viona- ________...