"Selamat ya atas kemenangan kalian!" Monica memberi bucket bunga pada Angkasa yang sedang merapihkan rambutnya yang basah akibat keringat.
Dengan senang hati pria itu menerima bunga itu dan tersenyum tipis, "Makasih, Mon."
"Vi, ke UKS aja yuk, muka lo pucet banget itu," ajak Dian saat menyadari wajah sahabatnya itu sudah sangat pucat.
"Eh iya, sini, sini gue bantu." Monica langsung membopong tubuh Viona dan membawanya ke UKS.
"Eh Viona kenapa beb?" tanya Dion sedikit membungkuk untuk melihat wajah gadis itu yang sedang menunduk.
"Kepalanya sakit gara-gara kena bola tadi," jawab Dian.
Brukkkk...
Tubuh Viona ambruk ke lantai membuat mereka semua terkejut, sontak Elvano yang panik langsung menggendong tubuh gadis itu dan berlari ke UKS di ikuti oleh teman-temannya yang lain.
"Astaga!!" teriak Monica dan Dian bersamaan dan berlari mengejar Elvano yang sudah berlari kencang mendahuluinya.
Setibanya di UKS, Elvano langsung merebahkan tubuh gadis itu di atas brankar. Tak lama kemudian, seorang perawat masuk untuk memeriksa kondisi Viona.
Dari luar Angkasa terlihat begitu khawatir tapi ia juga sedikit lega karena Elvano telah melakukan hal yang tepat dengan membawa Viona ke UKS walaupun ada sedikit rasa cemburu di hatinya. Tapi, ia menepis jauh perasaan itu karena mau bagaimana pun perasaan Angkasa tidak mungkin bisa terbalaskan.
"Gimana bu keadaan teman saya?" tanya Monica yang baru saja masuk ke dalam UKS.
"Keadaannya baik-baik saja, setelah sadar jangan lupa beri dia teh hangat ya", ucap perawat itu lalu meninggalkan UKS.
"Kak, makasih udah bantu bawa Viona ke sini. Biar aku sama Dian yang jagain Viona, kalian ke kelas aja," ucap Monica pada Elvano yang masih menatap gadis itu yang terbaring di atas brankar.
Bisa Monica lihat di balik mata tajam pria itu tersimpan rasa khawatir pada sahabatnya itu. Tapi, ia tau pria itu mempunyai sifat gengsi yang tinggi.
Akhirnya pria itu pun keluar dari UKS dan langsung berjalan menuju kelasnya yang di ikuti oleh sahabatnya.
Kurang lebih 10 menit berlalu, akhirnya gadis itu perlahan membuka matanya dan melirik ke arah sekitarnya.
"Gue kenapa?" tanyanya dengan sedikit serak.
"Tadi lo pingsan, untung ada Kak El yang gendong lo kesini," ucap Dian.
Viona mengerutkan keningnya berusaha mengingat apa yang sebenarnya yang terjadi, lagi-lagi pria itu menolongnya membuat Viona kembali merasa tidak enak pada pria itu. Niatnya yang ingin membalas dendam perlahan luntur dengan sendirinya, bukan kah pria itu sudah berkali-kali menolongnya? Lantas atas dasar apalagi yang membuatnya ingin membalas dendam?
KAMU SEDANG MEMBACA
MOIRAI [REVISI]
Novela Juvenil"Membenci itu mudah,tapi mencintai itu butuh keberanian" -Elvano- "Mencintaiku atau membenciku, keduanya menguntungkanku. Jika kamu mencintaiku, aku akan selalu ada di hatimu. Jika kamu membenciku, aku akan selalu ada di pikiranmu." -Viona- ________...