"Lo mau nggak jadi pacar gue?" tanya Angkasa yang membuat Monica melotot tak percaya.
"Hah, kakak serius?" tanyanya memastikan, kini senyuman gadis itu terukir di bibir manisnya dan juga pipinya saat ini sudah memerah seperti tomat.
"Serius, lo mau nggak?"
"Mau kak," jawab gadis itu tanpa berpikir. Sangat berbeda dengan wanita lainnya yang biasanya akan meminta waktu untuk menjawab jika sedang di confess oleh seseorang.
Tak terasa mereka berdua telah tiba di rumah Monica. Angkasa turun dari mobil dan berlari kecil untuk membukakan pintu untuk gadia itu. Monica seperti bermimpi indah di siang bolong karena cinta yang selama ini dia pendam akhirnya terbalaskan juga.
"Makasih kak, nggak mau mampir dulu?" tanya Monica sambil menunduk menyembunyikan wajahnya yang merah merona akibat malu.
"Lain kali aja ya Mon, gue buru-buru," ucap Angkasa menepuk pundak gadis itu.
Setelah mobil mewah pria itu tidak lagi terlihat, gadis itu langsung berlari ke dalam rumahnya untuk memberi tahu sang ibu, bahwa hari ini adalah hari yang paling bahagia untuknya.
"Mamaa!!!" gadis itu berteriak histeris saat memasuki rumahnya.
Adinda yang sedang membaca koran sontak terkejut dengan suara putrinya yang berteriak. Wanita setengah baya itu langsung berlari menghampiri putrinya yang sedang menutup wajahnya sambil tertawa geli.
"Kamu kenapa? kenapa teriak teriak nak?" tanya Adinda panik.
"Mama, akhirnya ma!" Gadis itu memeluk ibunya sangat erat dan berlompat-lompat kegirangan.
"Heh kamu kenapa sih?"
"Ma, aku jadian sama kak Angkasa," mendengar berita bahagia ini sontak Adinda juga ikut tersenyum dan memeluk sang putri tak kalah eratnya. Selama ini gadis itu memang bercerita tentang dirinya yang menyukai kakak kelasnya itu pada sang ibu.
"Kok bisa, gimana ceritanya?" tanya Adinda heboh dan langsung membawa putrinya duduk di ruang tamu.
Sementara di lain tempat, Angksa terus menggerutu pada dirinya sendiri bagaimana bisa dia mengajak Monica berpacaran saat dirinya masih menyimpan rasa pada sahabat gadis itu.
"Maaf mon, gue harap lo bisa buat gue bener-bener cinta sama lo, bukan sekedar ngebantu gue buat lupain Viona," gumamnya pelan.
~~~
"Lo mau titip apa, gue mau keluar," tanya Viona pada Elvano yang sedang duduk sambil memainkan ponselnya di atas kasurnya.
Pria itu hanya menggeleng tanpa menoleh ke arah Viona yang sedang menatapnya dengan datar.
Merasa dirinya di acuhkan, gadis itu langsung keluar dari kamar Elvano dengan raut wajah kesal dan membanting pintu kamar pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOIRAI [REVISI]
Teen Fiction"Membenci itu mudah,tapi mencintai itu butuh keberanian" -Elvano- "Mencintaiku atau membenciku, keduanya menguntungkanku. Jika kamu mencintaiku, aku akan selalu ada di hatimu. Jika kamu membenciku, aku akan selalu ada di pikiranmu." -Viona- ________...