Pukul enam pagi, suara alarm berbunyi membuat Viona terpaksa bangun dari tidurnya, ia mengerjapkan matanya lalu melirik jam dinding di kamarnya. Ia bangkit dari tempat tidurnya lalu berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Tak butuh waktu lama, gadis itu keluar dari kamar mandi dengan seragam lengkapnya. Setelah merasa siap, gadis itu turun ke bawah untuk sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah.
"Selamat pagi non Viona," sapa bi Iyem tersenyum ramah.
"Pagi bi," jawab gadis itu singkat. Entahlah hari ini mood nya kurang bagus karena masih memikirkan nasib keluarganya yang sudah berantakan.
"Mama papa udah pergi, Bi?" tanya Viona tanpa menoleh ke arah bi Iyem yang sedang menyiapkan sarapan untuknya.
"Sudah non, semalam barang-barang ibu dan bapak sudah di bawa supir,"
Mendengar hal itu membuat Viona hanya mengangguk paham. Tidak ada lagi percakapan di amtara mereka hingga roti sandwich yang sedang di makan oleh gadis itu sudah habis tak tersisa. Ia pun berpamitan pada bi Iyem untuk ke sekolah.
V
iona mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, pagi ini suasana di jalan sedikit ramai, kendaraan roda dua maupun roda empat kini menguasai jalan, suara klakson dan mesin kendaraan menjadi musik iringan selama di perjalanan. Tak butuh waktu lama gadis itu pun tiba di sekolahnya, ia memarkirkan motornya lalu berjalan sambil memainkan ponselnya.
Di sepanjang jalan, tak sedikit para siswa menyapa Viona namun, gadis itu tak menghiraukan dan tetap berjalan menuju kelasnya.
Viona menghela napasnya saat memasuki kelasnya yang masih kosong padahal jam sudah menunjukkan pukul tujuh. Akhirnya gadis itu memilih memainkan ponselnya sembari menunggu teman-temannya yang lain.
~~~
"Bro, El bener-bener udah susun rencana buat balas dendam ke Lucas," ucapan Bara membuat ketiga sahabatnya itu menoleh ke arahnya dengan tatapan seolah-olah meminta penjelasan.
"Gue sih ngikut apa kata El, lagian emang salahnya Lucas. Kalian semua tau kan kalau Elvano sayang banget sama Alana, dia merjuangin Alana dari SMP loh dan mereka pacaran cuma sebulan lebih, gimana gak sakit coba hatinya El," sahut Dion dengan wajah seriusnya, jarang-jarang pria ini berkata serius. Tentu saja membuat Angkasa dan Felix kagum dengan ucapannya.
"Bener juga yang lu bilang, tumben otak lo bener."Felix menyenggol bahu Dion sambil terkekeh.
"Gue cariin di kelas ternyata lagi kumpul di sini lo semua," suara bariton terdengar yang mengejutkan mereka semua.
Dion bersedekap dada dan berjalan mendekat ke arah Elvano. "Yaelah, kayak nggak pernah kesini aja lo, kita kan kumpul di sini dulu sebelum masuk kelas."
Elvano hanya mengangguk lalu duduk di samping Angkasa, ia merogoh kantong celananya meraih korek api dan mulai membakar rokoknya. "Kalian semua harus ikutin strategi gue buat balas dendam ke Lucas." Ucap Elvano yang membuat sahabatnya saling menatap satu sama lain.
"Kenapa? lo semua nggak mau bantuin gue?" Melihat wajah sangar sang ketua, nyali mereka semua langsung ciut dan hanya terdiam.
"Kita mau bos, apapun yang lo bilang kita bakal ikutin, iya nggak?" Sahut Dion menyenggol bahu Bara.
"Eh, iya" jawab Bara gugup karena ketakutan melihat wajah Elvano yang seperti sedang menahan amarah.
Elvano mulai memberi tahu rencananya yang akan membalaskan dendamnya ke anggota Vagos, terutama Lucas sang ketua. Dia yakin bahwa penyebab kematian kekasihnya adalah pria blsteran itu.
"Oke nanti malam kita kumpul di markas!"
"Oke," jawab mereka semua kecuali Angkasa, pria itu hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata.
~~~
Di malam hari dengan suasana yang sedikit mendung membuat langit terlihat semakin gelap, awan seakan tidak ingin menunjukkan keindahan sang langit. Gadis cantik dengan rambut yang terurai itu sedang duduk di teras rumahnya sembari memainkan ponselnya.
Seperkian detik mulai lah terdengar suara bising yang berasal dari luar gerbang, Viona mencari sumber suara tersebut namun ia tak menemukannya. Ia pun memilih berjalan ke arah pos satpam untuk bertanya. "Pak tadi kenapa yah? kok ada suara ribut?"
"Oh itu non, tadi ada segerombolan anak motor yang ribut di sini, bapak kira itu temannya den Lucas tapi ternyata bukan soalnya warna jaketnya beda," jawab satpam tersebut.
"Oh gitu yah, makasih ya pak, saya masuk dulu." Ucap Viona sebelum masuk ke rumahnya.
Viona meraih benda pipih yang ada di atas meja lalu mengetikkan nomor seseorang.
"Halo kak, tadi ada yang ribut di depan rumah. Aku takut itu anak gotreasure yang lagi ngincar kak Lucas," ucap Viona saat sambungan teleponnya sudah di jawab di sebrang sana.
"Iya kak, makasih." Viona menutup panggilannya setelah mengabari salah satu sahabat kakaknya. Bukan apa-apa, ia selalu teringat ucapan Alex yang menyuruhnya memberitahu jika sesuatu terjadi padanya.
~~~
VAGOS adalah nama club motor yang didirikan Lucas pada 2 tahun yang lalu yang terdiri dari 75 orang, 3 orang di antaranya adalah sahabat terdekat Lucas yaitu Danu, Alex dan Evan.
"Kenapa?" tanya Danu pada Alex yng terlihat cemas.
"Ada yang neror Lucas, kata Viona barusan ada anak motor yang ribut depan rumahnya, gue yakin mereka lagi cari masalah sama kita." Jawab Alex yang terlihat mengepalkan tangannya kuat hingga urat-urat di tangannya terlihat jelas
"Ini nggak bisa di biarin. Kita harus cari tau siapa yang lagi cari masalah sama kita." Sahut Evan ikut mengepalkan tangannya.
"Kita harus selidiki ini dulu, jangan ada yang bertindak sebelum semuanya jelas, ingat Lucas masih di rumah sakit," ucap Alex dengan tegas yang langsung di angguki oleh Evan dan Danu.
"Hubungin anak-anak dan suruh mereka semua ke basecamp, kita semua harus bicarain ini baik-baik," perintah Alex dengan suara lantangnya.
Danu segera menghubungi teman-temannya agar menuju ke basecamp yang di maksud Alex. "Halo, kabarin anak-anak yang lain, malam ini kita kumpul di basecamp, ada hal penting yang harus di bicarakan." Ujar Danu tanpa basa-basi lalu menutup panggilannya.
Tak lama kemudian rombongan suara motor terdengar di area basecamp, tidak semua member Vagos datang malam ini, hanya sekitar 20 orang saja karena saran dari Alex, ini bukan masalah yang besar jadi tidak perlu memanggil semua anggota, mereka hanya ingin menyelidiki siapa yang telah menganggu sahabatnya yang masih terbaring koma di rumah sakit.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
MOIRAI [REVISI]
Подростковая литература"Membenci itu mudah,tapi mencintai itu butuh keberanian" -Elvano- "Mencintaiku atau membenciku, keduanya menguntungkanku. Jika kamu mencintaiku, aku akan selalu ada di hatimu. Jika kamu membenciku, aku akan selalu ada di pikiranmu." -Viona- ________...