Setelah siap dengan seragamnya, Elvano dan Viona turun ke bawah untuk sarapan sebelum berangkat sekolah. Di meja makan sudah terlihat Sarah sedang menyajikan makanan. Elvano menyapa Sarah dengan senyuman manis, "pagi ma," ucapnya membuat Viona melirik ke arahnya.
"Pagi nak, ayo duduk, makan dulu." Sarah memberikan satu piring nasi goreng buatannya.
"Mama kenapa sih nyuruh dia kesini?" ucap Viona membuka suara membuat Elvano melotot le arahnya.
"Eh gaboleh ngomong gitu, mama sengaja nyuruh El kesini, karena semalam kamu kan nggak bawa seragam jadi mama suruh dia bawain sekalian nginep juga kan," balas Sarah.
Viona hanya memutar matanya malas lalu menyantap nasi goreng buatan ibunya. "Kak Lucas mana?" Tanya Viona karena menyadari kakaknya itu tidak terlihat dari tadi.
"Ya ampun mama lupa bilang sama kamu. Lucas mulai hari ini kerja di perusahaan papa."
Viona hanya mengangguk dan kembali melanjutkan sarapannya. Setelah selesai, Viona berdiri dan mencium tangan Sarah dan berpamitan untuk berangkat ke sekolah. "Ma Vio berangkat dulu ya," ucap gadis itu lalu berjalan keluar.
Elvano juga mencium tangan Sarah dan langsung berlari kecil menyusul Viona yang sudah ada di halaman rumah. "Berangkat bareng gue, motor lo kan ada di apart," Ucap Elvano membuat Viona menghentikan langkahnya dan menoleh.
"Gausah, gue bisa naik taxi," tolaknya.
Elvano tidak mau mengalah dan kekeuh menarik gadis itu agar menaiki motornya. "Naik!" ucap Elvano membuat Viona menghela napasnya.
"Gue bilang. Gue bisa sendiri, El!" Bentak Viona membuat Elvano menunduk dan menyamakan tingginya dengan gadis itu. Tangannya mengelus kepala Viona dengan lembut.
"Viona, maaf ya soal kemarin. Janji nggak bakal ngulangin lagi. Sekarang ayo naik, gamau di hukum kan gara-gara telat lagi."
Kenapa tiba-tiba pria ini bersikap sangat lembut padanya, bahkan jantung Viona rasanya seperti akan meledak saat ini. Elvano tersenyum tipis saat melihat wajah gadis itu yang memerah akibat malu.
Akhirnya Viona menurut dan naik ke motor Elvano. Sarah yang sedari tadi melihat mereka hanya bisa tersenyum di ambang pintu. Sarah harap kebahagiaan mereka tidak akan berhenti sampai maut memisahkan mereka. Cukup rumah tangganya lah yang hancur. Putrinya jangan. Setelah Elvano dan Viona tidak terlihat lagi, Sarah kembali masuk ke dalam rumah.
Sesampainya di sekolah Elvano langsung di sambut oleh sahabat-sahabatnya yang sudah sedari tadi menunggunya di parkiran. Dion langsung menahan motor Elvano saat pria itu hendak memarkirkan motornya. "Lo berhutang penjelasan sama gue!" Ucap pria itu dengan wajah serius. Elvano memberi kode agar gadis itu segera ke kelasnya, Viona yang mengerti pun hanya mengangguk dan melenggang pergi ke kelasnya.
"Apaansih?" ucap Elvano berpura-pura seperti tidak mengetahui apa-apa.
"Lo nggak usah pura-pura nggak tau deh, El!" Celetuk Bara dengan bersikap dada di hadapan Elvano.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOIRAI [REVISI]
Teen Fiction"Membenci itu mudah,tapi mencintai itu butuh keberanian" -Elvano- "Mencintaiku atau membenciku, keduanya menguntungkanku. Jika kamu mencintaiku, aku akan selalu ada di hatimu. Jika kamu membenciku, aku akan selalu ada di pikiranmu." -Viona- ________...