"Kirim foto itu sekarang!"
Setelah menghubungi orang itu, Alana langsung tersenyum saat menerima foto dirinya dan Elvano saat sedang berpelukan di kantor tadi. Sontak Alana langsung mengirim foto itu pada Viona.
Selama ini Alana berusaha mencari semua informasi tentang Elvano dan Viona. Itu sebabnya gadis itu mengetahui dimana tempat Elvano bekerja saat ini. Bahkan nomor ponsel Elvano dan Viona juga berhasil ia dapatkan. Dan pelaku yang meneror Elvano dan Viona selama ini adalah Alana. Gadis itu menaruh dendam yang sangat besar pada Elvano dan Viona karena sudah menghancurkan hidupnya.
Sementara di tempat lain tepatnya di kantin sekolah. Viona yang sedang asik menikmati makan siangnya mendadak terkejut saat menerima pesan dari nomor baru lagi. Viona mengepalkan tangannya saat melihat foto Elvano yang sedang memeluk wanita lain yang sudah Viona ketahui siapa wanita itu.
"Loh kenapa,Vi?" tanya Dian saat menyadari bahwa sahabatnya itu terlihat marah dan kesal.
"Nggak papa," jawabnya cuek. Monica dan Dian hanya diam tidak berani kembali bertanya pada gadis itu. Karena menurutnya bertanya saat kondisi Viona seperti ini adalah bukan hal yang tepat.
Singkat waktu bell pulang berbunyi, Viona berjalan ke arah gerbang bersama kedua temannya. Ia melihat Elvano yang sedang menunggunya di depan gerbang sambil memainkan ponselnya. Setelah Dian dan Monica di jemput oleh supir mereka. Viona berjalan ke arah pria itu yang sudah melambaikan tangan padanya. Gadis itu tidak merespon dan hanya diam lalu masuk ke dalam mobil. Elvano mengerutkan keningnya bingung karena sikap Viona sore hari ini sedikit berbeda.
"Mau makan dulu nggak?" tanya Elvano memecah keheningan.
Viona tidak menjawab dan hanya fokus pada ponselnya. Elvano menghembuskan napasnya berat saat gadis itu tidak menjawab pertanyaannya. Ia menggerutu dalam hatinya apakah dia melakukan kesalahan sehingga membuat sang istri marah?
Setelah tiba di apartemen, Elvano yang hendak membuka pintu untuk Viona tiba-tiba terhenti karena gadis itu lebih dulu membuka pintu dan berjalan mendahuluinya. Elvano semakin yakin bahwa gadis itu sepertinya sedang kesal padanya, ah atau mungkin gadis itu hanya kelelahan.
Viona langsung masuk ke kamarnya dan menutup pintunya membuat Elvano semakin bingung dengan tingkah gadis itu. Tadi pagi dia bersikap baik-baik saja. Tapi kenapa sekarang gadis itu seperti sedang marah padanya. Tak ingin ambil pusing, ia memilih membersihkan dirinya terlebih dahulu sebelum menemui dan menanyakan apa yang terjadi pada istrinya itu.
Kurang lebih 20 menit berlalu, Elvano yang sudah selesai mandi memberanikan diri membuka pintu kamar Viona yang untungnya tidak di kunci. Ia melirik Viona yang sedang duduk di depan meja belajarnya. Terlihat gadis itu sedang bergelut dengan buku-buku yang ada di hadapannya.
Karena takut mengganggu konsentrasi gadis itu, ia mengurungkan niatnya yang ingin menemui Viona. Ia pun berbalik hendak meninggalkan kamar gadis ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOIRAI [REVISI]
Teen Fiction"Membenci itu mudah,tapi mencintai itu butuh keberanian" -Elvano- "Mencintaiku atau membenciku, keduanya menguntungkanku. Jika kamu mencintaiku, aku akan selalu ada di hatimu. Jika kamu membenciku, aku akan selalu ada di pikiranmu." -Viona- ________...