Malam ini di kamarnya, Melvian sedang gelisah sambil menatap handphone nya, sudah dari sore ia tidak keluar kamar bahkan dia melewatkan makan malamnya. Ya, semua itu karena banyak beban pikiran yang hinggap di kepala melvian.
Pertama, karena dia tidak bisa membujuk kembali ayahnya untuk mengembalikan fasilitasnya, setelah berdebat hebat kemarin malam dengan Roberts.
Kedua, karena Divi tidak masuk hari ini dengan tanpa alasan dan juga tidak ada kabarnya sampai saat ini karena telpon maupun chat nya tidak ada balasan sama sekali.
"Jangan buat aku khawatir Div, kamu sekarang lagi apa? Kenapa kok gak ngasih kabar aku sama sekali sih, aku sebagai pacar kamu sangat khawatir div, aku takut kamu ada apa-apa, takut kamu sakit....., apa kamu masih marah mengenai fasilitas aku yang dicabut ayah? Aku akan berusaha bujuk ayah aku lagi Div, aku janji".Monolog Melvian pada dirinya sendiri.
"Arghh kalau gue pergi ke rumah nya Divi sekarang juga gak bisa, motor sama mobil dilarang gue pake, angkutan umum susah kalau malem, kalau pake ojek online duitnya sayang gue harus hemat buat ongkos besok sekolah, ck yaudah deh tunggu besok aja, mungkin divi besok juga sekolah".Lanjutnya kemudian ia pergi tidur.
---------------
Langit baru saja sampai di mansion keluarga Edward dengan diantar oleh Justin karena dia mengeluh tidak enak badan dan kepalanya pusing saat bekerja tadi jadi ia menelpon sahabatnya Justin meminta tolong untuk mengantarnya pulang ke mansion karena Langit takut untuk menyetir motor saat kondisi tubuhnya seperti ini apalagi sekarang sudah malam, motor miliknya juga ia taruh di cafe tempatnya bekerja.
"Gue masuk dulu ya Jus, thank you udah nganterin gue".Ucap Langit.
"Santai bro, yaudah gih sana masuk terus istirahat, udah malam banget juga..muka lo juga udah pucat kek gitu, kalau bisa besok lo gak usah masuk sekolah".Ucap Justin.
"Ini dibawa tidur juga pasti bakal sembuh, jadi besok pagi gue bakal tetep sekolah".Ucap Langit.
"Ck dasar kepala batu, yaudah kalau gitu terserah lo".Ucap Justin.
"Thanks sekali lagi".Ucap Langit yang diangguki Justin.
Kemudian Langit keluar dari mobil Justin lalu masuk ke dalam mansion, sedangkan Justin langsung pamit pulang ke mansion nya.
Sampai di dalam mansion langit bergegas menuju kamarnya dengan menaiki Tangga, dengan mengabaikan keluarga angkatnya yang sedang menatap tajam dirinya.
Saat akan menaiki tangga tiba-tiba ada suara menginterupsi Langit.
"Mau kemana kamu anak pungut? Siapa yang menyuruh kamu untuk langsung pergi ke kamar?".Ucap Hanto Edward, ayah angkat Langit.
"DASAR ANAK SIALAN GAK TAU DIRI, GAK SOPAN NYELONONG BEGITU AJA DIDEPAN SAYA SEKELUARGA, KAMU HARUS SADAR DIRI AKAN POSISI KAMU DI KELUARGA INI".Bentak Beleka Edward, bunda angkat Langit.
"Maafin Langit dan bukan bermaksud enggak sopan yah bun , Langit capek karena lagi gak enak badan, Langit ingin cepat istirahat, Langit pamit ke kamar".Ucap Langit lalu melangkahkan kaki nya kembali menuju kamar.
Tapi saat di pertengahan tangga...
"BERHENTI LANGIT ABRISAM EDWARD".Ucap Beleka dengan nada tinggi.
Langit menghela nafas lalu menoleh ke arah ayah, bunda dan adiknya berada.
"Kenapa lagi bun? Langit kan udah minta maaf. Lagi pula baru kali ini Langit seperti ini kan? Biasanya Langit selalu menyapa kalian tapi kalian acuh begitu saja sama Langit, lalu kenapa kalian sekarang protes? Demi Tuhan, izinin Langit langsung ke kamar bun, langit butuh istirahat sekarang".Ucap Langit dengan sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI BINTANG
Teen FictionHappy Reading Bagaimana tidak kaget plus terkejut karena sebelumnya dia tertidur setelah puas melempar sebuah novel ke kolam renang karena kesal dengan jalan ceritanya, dan kini dia terbangun di sebuah rumah sakit tepatnya diraga figuran yang sedang...