17. ANGGOTA BARU ARVEGAZ

389 5 0
                                    

Zian mengerjapkan matanya selama beberapa kali untuk memastikan apakah penglihatannya ini salah atau tidak.

Seorang murid laki-laki dengan headband di kepalanya. Mengapa dirinya baru sadar jika pria di depannya ini memiliki bentuk wajah yang nyaris dikatakan sempurna.

Tentu saja kejadian ini menyita perhatian semua orang yang ada di sana termasuk murid-murid yang baru saja tiba di sekolah.

Bahkan tak banyak yang rela menghentikan langkah hanya untuk melihat mereka berdua.

"Anjir eh anjir woii berasa lagi nonton drakor gue sialan," ucap Azka heboh.

"Goblok heboh amat nih anak," ucap Surya memukul lengan Azka.

"Udah kayak di film-film aja nih anak. Berawal dari musuhan. Terus tatap-tatapan. Jatuh cinta terus jadian. Tamat," ucap Aksa.

"Sialan si anjir malah disamain sama film," ucap Surya.

"Aduh Zian," ucap Jihan menepuk jidatnya sendiri.

"Eh iya Chan ntar sore temenin gue ke rumah Zian ambil pesanan ya?" ucap Azka.

"Jam berapa Kak?" tanya Chantika.

"Jam 4. Lo lagi nggak ada kegiatan kan?" ucap Azka.

"Nggak ada. Gue free," ucap Chantika.

"Ya udah ntar sore gue jemput lo jam setengah 4," ucap Azka.

"Oke gue tunggu," ucap Chantika.

"Tangan lo kenapa lagi Kak?" tanya Jihan pada Aksa.

"Nggak apa-apa sayang. Biasa anak cowok," jawab Aksa.

"Sayang sayang jadian juga kagak," ucap Surya.

"Jomblo diem," ucap Aksa memukul lengan Surya.

"Gue tikung ketar-ketir lo," ucap Surya.

"Sayangnya tangan gue lagi sakit. Kalau enggak udah gue ajak by one lo," ucap Aksa.

"Han kalau lo mau pindah hati sama gue aja nggak apa-apa," ucap Surya.

"Anjir sialan lo mau gue tabok?" ucap Aksa.

"Seriusan Kak. Itu tangan lo kenapa?" tanya Jihan.

"Ini gue tadi malam jatuh waktu lagi balapan," jawab Aksa.

"Balapan terus," ucap Jihan menjewer telinga Aksa.

"Aa iya iya maaf Han. Tadi malam tuh gue gabut jadi ya udah ikutan aja sekalian," ucap Aksa.

"Hajar Han hajar. Gue dukung," ucap Azka.

"Sialan lo anjir," ucap Aksa.

"Untung cuma tangan lo," ucap Jihan melepaskan tangannya.

"Dari pada gue gabut baperin anak orang kan mending gue balap. Iya enggak?" ucap Aksa.

"Baperin terus tanggung jawab juga kagak," sindir Chantika.

"Nah loh mampus lo mampus," ucap Zico.

"Sini gue tanggungjawabin kebutuhan lahir batin lo," ucap Azka.

"Bisa aja nih toa masjid," ucap Surya tertawa kecil.

"Anjir sialan lo," ucap Azka.

"Eh tapi--kok gue baper ya ngeliat nih anak berdua?" ucap Zico tertawa kecil.

"Padahal kalau diliat-liat lebih cocok Angkasa sama Zian dari pada sama si Nyonya Menir," ucap Aksa.

"Nyonya Menir siapa bego?" tanya Zico.

ANGKASA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang