82. TRAGEDI PENEMBAKAN DI RUMAH SAKIT

238 4 0
                                    

Hari ini adalah hari weekend. Giliran Angkasa untuk menemani Zian di rumah sakit di karenakan sang Kakak masih harus mendapatkan perawatan yang intensif.

Tadi malam Angkasa memutuskan untuk menginap di rumah sakit bersama dengan Surya yang di minta untuk menemani Zean di ruangannya. Angkasa takut jika peneror itu akan menargetkan Zean sebagai korban selanjutnya.

Saat ini Angkasa sedang menemani Zian berjalan-jalan di taman rumah sakit dengan Zian yang di dorong menggunakan kursi roda.

Meskipun sempat ada perdebatan di antara mereka berdua. Di mana Angkasa melarang Zian untuk keluar dengan dalih takut ada sesuatu yang terjadi pada gadis itu. Namun Zian dengan segala bujuk rayunya berhasil meluluhkan pertahanan pria tersebut.

"Enggak. Kamu nggak boleh keluar. Di sini aja sama aku. Di luar sana bahaya sayang," ucap Angkasa.

"Bahaya gimana? Kan ini di rumah sakit bukan sekolah. Ayolah," ucap Zian.

"Kamu tau nggak waktu kamu belum siuman Bg Zean sempat mergokin ada orang misterius nyamar jadi Dokter mau masuk ke ruangan kamu. Terus waktu itu Azka juga sempat mergokin ada orang misterius di rumah sakit. Dan di sekolah aku dapet teror pake foto kamu di rumah sakit," jelas Angkasa.

"Tapi kan sekarang ada kamu sih. Kan kamu barengan sama aku terus," ucap Zian.

"Kalau aku bilang enggak tetap enggak. Aku lebih mementingkan keselamatan kamu dibandingkan yang lain," ucap Angkasa.

"Aku bosen ada di sini terus. Ruangannya putih semua terus bau obat lagi. Nggak bisa menghirup udara segara. Kalau di luar kan bisa," ucap Zian.

"Zi aku nggak mau loh kalau sampe peneror itu ngeliat kamu lagi di luar. Kamu di dalam ruangan aja dia berani masuk. Apa lagi kalau sampe dia liat kamu lagi di luar. Siapa tau dia tiba-tiba nyamar," ucap Angkasa.

"Ayolah please. Boleh ya?" ucap Zian merayu.

"Nggak boleh. Di sini aja sama aku," ucap Angkasa.

"Kamu ganteng deh seriusan," ucap Zian.

"Udah ketebak sayang," ucap Angkasa.

"Eh itu ada apaan di kepala kamu?" ucap Zian.

Angkasa lalu meraba kepalanya. "Ada apaan? Nggak ada apa-apa," ucap Angkasa.

"Itu ada loh. Makanya sini dulu biar aku ambilin," ucap Zian.

Pria itu sedikit menundukkan tubuhnya agar Zian dapat mencapai sisi kepalanya. Tepat pada saat wajah Angkasa telah sejajar dengan Zian, dia dikagetkan dengan Zian yang tiba-tiba saja mencium pipinya.

Sontak hal itu membuat Angkasa terkejut dan langsung menolehkan wajahnya ke arah Zian. Gadis itu hanya tersenyum kecil menatap Angkasa.

"Zian," ucap Angkasa.

Angkasa kembali dikagetkan saat Zian dengan tiba-tiba menciumnya kembali tepat di bibirnya. Meskipun hanya sekilas namun berhasil membuat pertahanan Angkasa menjadi runtuh.

"Boleh ya?" ucap Zian merayu.

Angkasa membenarkan posisinya menjadi tegak. Dia mengulum senyumnya lalu memalingkan wajahnya ke arah lain. Runtuh sudah pertahanannya.

Angkasa memang terkenal sebagai anak laki-laki paling keras kepala dan pembangkang. Namun jika sudah berada di dekat Zian pria itu akan mendadak lemah seperti seekor anak kucing tunduk pada induknya.

ANGKASA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang