44. GOTONG ROYONG UNTUK ZIAN

296 3 0
                                    

"BUNDAA!!"

Jihan serta Chantika langsung berlari menghampiri Rahma yang terlihat sedang sibuk di taman depan rumahnya.

"Aa Bunda kangen," ucap Jihan memeluk Rahma.

"Ish minggir Han. Lo fikir lo doang yang kangen sama Bunda? Gue juga kali," ucap Chantika kesal.

"Bodo Chan. Siapa cepat dia dapat," ucap Jihan.

Chantika mendengus kesal lalu ikut memeluk Ibu Zian seraya mencubit pelan pinggang Jihan.

"Ish sakit Chantika," ucap Jihan.

"Udah lama banget kayaknya kita nggak pernah ketemu ya?" ucap Rahma.

"Lumayan sih Bund. Abisnya lagi sibuk banget sama tugas sekolah," ucap Chantika.

"Gimana tadi? Nyasar nggak waktu kemari?" tanya Rahma.

Jihan melepaskan pelukannya dari Ibu Zian lalu menggelengkan kepalanya. "Enggak kok Bund. Alhamdulillah nggak nyasar. Kan nggak jauh dari rumah Kak Angkasa juga," jawab Jihan.

"Eh lo berdua udah dateng?"

Mereka bertiga menolehkan kepala ke arah Zian yang baru saja keluar dari rumahnya dengan membawa segelas minuman di tangannya.

"Baru aja sih Zi," ucap Jihan.

"Chan betah banget meluk Bunda gue. Kangen berat apa gimana lo?" ucap Zian tertawa kecil.

"Iya gue kangen banget sama Bunda. Udah lama nggak pernah ketemu soalnya," ucap Chantika.

"Eh tapi--" Jihan memicingkan matanya menatap Zian. "Astaghfirullah Zi. Itu pelipis lo kenapa lagi?" tanya Jihan heboh.

"Hah?" Chantika melepaskan pelukannya dari Ibu Zian lalu beralih menatap Zian. "Eh astaghfirullah Zian. Gue baru sadar. Itu kenapa lagi heh?" tanya Cantika.

"Biasalah. Ada orang nggak di kenal berusaha buat celakain gue," jawab Zian lalu mendudukkan dirinya di salah satu kursi.

"Astaghfirullah yang bener lo Zi?" tanya Chantika mendudukkan dirinya di sebelah Zian di ikuti oleh Jihan.

"Beneran Chantika. Kejadiannya pas gue mau pulang kerja," jawab Zian.

"Terus siapa yang nolongin lo?" tanya Jihan.

"Kak Angkasa. Dia yang nolongin gue," jawab Zian.

"Kak Angkasa?" tanya Jihan.

Zian menganggukkan kepalanya mengiyakan pertanyaan Jihan.

"Gue sebenarnya udah panik juga mau nelfon siapa. Cuma dia doang yang gue ingat," ucap Zian.

"Tapi luka lo cuma ini doang kan Zi? Nggak ada lagi kan?" tanya Jihan.

"Nggak ada Han. Cuma ini doang kok," jawab Zian.

"Zi lo ngerasa nggak akhir-akhir ini Kak Angkasa itu care banget sama lo?" tanya Chantika.

"Gue juga ngerasa Chan. Cuma gue nggak mau terlalu berlebihan dulu. Gue juga nggak mau ge'er lah. Mungkin aja cuma pengen bantuin doang," ucap Zian.

"Tapi beda banget tau Zi," ucap Chantika.

"Beda? Beda gimana?" tanya Zian.

"Masa lo nggak bisa bedain mana bantuin dan mana yang perhatian. Waktu lo di culik juga kata Kak Azka dia yang paling emosi Zi," jawab Chantika.

"Gue juga nggak ngerti sih Chan. Emang sih gue ngerasa tapi gue belum mau terlalu berlebihan nanggepinnya," ucap Zian.

"Gimana kalau seandainya Kak Angkasa itu suka sama lo Zi?" tanya Jihan.

ANGKASA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang