84. DENDAM DI MASA LALU

166 3 0
                                    

Zian yang pada saat itu baru saja menutup pintu lokernya dikagetkan dengan Angkasa yang sudah berdiri di sana dengan bersandar di salah satu pintu loker.

Dia sendiri bahkan tidak tau sudah berapa lama pria tersebut ada di sana sedang menunggunya.

"Kak Angkasa," ucap Zian memukul pelan lengan pria tersebut.

"Kok di pukul sih? Harusnya di sayang dong," ucap Angkasa.

"Kamu tuh ya? Kebiasaan banget suka ngagetin kayak gitu. Gimana kalau nanti tiba-tiba aku kena serangan jantung?" ucap Zian.

"Ya jangan dong. Ucapan itu do'a Zian. Ntar kalau kamu kena serangan jantung terus masuk rumah sakit lagi. Aku galau lagi nanti," ucap Angkasa dengan wajah memelasnya.

Zian tertawa kecil melihat tingkah lucu pacarnya tersebut. Entahlah Zian terkadang heran melihat tingkah pria ini.

Dia merasa Angkasa seperti memiliki kepribadian ganda. Saat bersama temannya dia terlihat tegas, berwibawa dan keras. Namun saat sudah bersamanya Angkasa akan bersifat manja, lucu dan manis.

"Masih pagi itu muka jangan dulu di tekuk kayak gitu," ucap Zian.

"Belum di cium sih makanya nggak semangat," ucap Angkasa.

"Astaghfirullah ini anak. Ini lagi di sekolah loh," ucap Zian.

"Semua murid-murid juga udah tau kalau kita pacaran. Ngapain malu coba?" ucap Angkasa.

"Untung sayang," ucap Zian tertawa kecil.

"Kalau enggak?" tanya Angkasa.

"Udah aku karungin terus aku buang ke laut," jawab Zian.

"Jahat amat perasaan," ucap Angkasa.

"Lagian kamu ngapain kemari? Kok nggak sama temen-temen kamu?" tanya Zian.

"Tadi sama mereka. Cuma kamu kok lama banget makanya aku susulin," jawab Angkasa.

"Cuma ke loker tau. Nggak kemana-mana," ucap Zian.

"Ke loker pun. Namanya juga kangen," ucap Angkasa.

"Ini anak bener-bener ya?" ucap Zian mencubit pinggang Angkasa.

"Aa iya iya bercanda sayang. Iya iya ampun. Kamu mainnya cubitan," ucap Angkasa menggeliat kesakitan.

"Biar kamu nggak nakal," ucap Zian lalu melepaskan tangannya dari pinggang Angkasa.

"Mana ada aku nak---"

"ASTAGHFIRULLAH. PEMANDANGAN MACAM APAKAH INI WAHAI ANAK MUDA"

Mereka berdua menoleh ke arah orang yang baru saja menyela percakapan mereka.

"Gini nih yang gue nggak suka. Di tungguin juga malah asik-asikan pacaran di sini," ucap Azka.

"Berisik lo. Kan lo ada pacar juga," ucap Angkasa.

"Walaupun gue punya pacar tapi tetap aja gue suka ketar-ketir ngeliat lo berdua," ucap Azka.

"Gue heran. Kok orang-orang bisa ya punya pacar? Kenapa gue enggak?" ucap Surya.

"Stella mau lo kemanain?" tanya Langit.

"Nah mampus lo kena ulti," ucap Aksa tertawa kecil.

"Wah parah lo Stella nggak di akuin," ucap Azka menggelengkan kepalanya.

"Kak lo pacaran sama Kak Stella?" tanya Zian.

"Nggak pacaran Zi. Sebenarnya Surya itu suka sama Stella tapi gengsinya terlalu gede," sahut Zico.

"Kalau suka bilang suka Kak. Kalau enggak bilang enggak. Jangan nggak jelas gitu," ucap Zian.

"Astaghfirullah lo jangan menyebar gosip ya Zic? Gue sambit lo pake bangku beneran," ucap Surya.

ANGKASA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang