Ku kira tas ternyata petasan
Ku kira prioritas
Ternyata cuma pelampiasanTentu saja pantun jenaka Azka barusan mengundang tawa semua murid-murid yang ada di sana. Apa lagi saat ini suasana di parkiran masih sangat ramai sebab jam sekolah baru aja berakhir.
Azka memang di kenal orang-orang sebagai murid laki-laki yang identik dengan pantun jenakanya yang terkadang tidak masuk akal. Namun justru itu berhasil membuat siapa pun akan tertawa mendengarnya.
"Ciye korban pelampiasan," ucap Zico.
"Ciye korban pelarian," sahut Surya.
"Ciye cuma di anggap teman," sahut Azka.
"Sadar diri bego. Lo juga pernah di anggap teman sama Kakak kelas yang waktu itu," ucap Angkasa.
"Si Azka emang suka nggak sadar diri. Sering nyindir orang tanpa dia sadari lagi nyindir diri sendiri," ucap Aksa.
"Sialan ingat aja lo pada sama masa lalu kelam gue," ucap Azka.
"Gaya lo masa lalu kelam. Jadian juga belum sok jadi masa lalu," ucap Angkasa.
"Gamon sebelum jadian," sahut Langit.
"Rasa ingin memiliki tapi sadar diri cuma di anggap teman ya kan?" ucap Aksa pada Azka.
"Udah heh. Jangan bahas masa lalu gue. Karna sekarang gue udah punya Neng Chantika," ucap Azka.
"Nih ya? Kalau seandainya tuh Kakel balik lagi terus dia bilang kalau dia suka sama lo. Lo bakalan pilih siapa?" tanya Zico.
"Pertanyaan macam apa itu wahai anak muda? Nggak ada pertanyaan lain kah?" tanya Azka.
"Udah sih jawab aja. Chantika atau Kakel itu?" tanya Surya balik.
"Kalau lo pilih Kakel itu boleh kali Cantika buat gue aja," sahut Zico.
"Heh enak aja. Lo fikir Chantika barang main kasih-kasih sama orang," ucap Azka.
"Ya udah lo pilih siapa coba?" tanya Zico.
"Chantika lah. Buat apa gue balik ke masa lalu kalau udah ada masa depan yang lagi sama gue," jawab Azka.
"Anjir gaya lo masa depan. Gue tikung nangis darah lo," ucap Angkasa.
"Mampus lo. Kalau misalnya di tikung sama Angkasa udah pasti lo bakalan kalah dari segi mana pun," ucap Zico.
"Segi muka lo kalah, segi materi apa lagi. Mundur aja dah kalau kata gue," sahut Surya.
"Jangan anjir. Lo mentang-mentang jago di tikungan segala mau nikung gue," ucap Azka.
"Bosen gue main tikungan di jalan. Sesekali nikung orang boleh kali ya nggak?" ucap Angkasa.
"Jangan Chantika jugalah anjir. Aelah lo jangan bikin gue overthinking heh," ucap Azka.
"Gaya lo overthinking. Kasih kepastian dulu anak orang. Jangan di gantungin," sahut Langit.
"Nah mampus lo kan dapet wejangan dari Bg Langit. Minimal tuh kasih kepastian dulu baru bisa mengklaim Chantika punya lo," ucap Surya.
"Kalau lo belum kasih dia kepastian itu tandanya Chantika milik bersama termasuk gue," ucap Zico.
"Anjir Zico kalau ngomong. Suka bener kadang-kadang," ucap Aksa tertawa kecil.
"Ya Allah Gusti." Azka mengelus dadanya seraya menggelengkan kepalanya. "Punya temen hobinya main tikungan semua anjir," ucap Azka.
"Makanya kasih kepastian anak orang. Atau mau gue aja yang kasih kepastian sama dia?" ucap Langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA || END
Ficção AdolescenteAngkasa Putra Danadyaksa adalah satu nama yang wajib di hindari jika ingin hidup aman di SMA Antariksa. Murid laki-laki paling pembangkang serta keras kepala. Menyukai kebebasan dan tidak suka di atur-atur. Menjadi Ketua dari geng Arvegaz membuat d...