"ZIAN!!"
Zian memutar balik badannya saat mendengar ada seseorang yang memanggil namanya dari belakang.
Dia menghela nafasnya secara perlahan saat mengetahui siapa orang tersebut. Dia sendiri juga sudah tau apa yang akan di bahas oleh gadis tersebut.
"Ada apa lagi?" tanya Zian.
"Ikut gue," ucap Salsha.
"Mau ke mana sih? Di sini aja emangnya nggak bisa?" tanya Zian.
"Nggak usah banyak tanya. Ikut gue," ucap Salsha menarik tangan Zian ikut bersama dengannya.
Zian yang tak sempat melepaskan diri hanya mengikuti ke mana gadis ini akan membawanya.
Sampai akhirnya Zian di buat kaget saat Salsha membawanya ke arah ruang lab yang saat itu masih belum terkunci.
Sesampainya di dalam, Salsha langsung mendorong Zian hingga gadis itu menabrak salah satu meja.
"Ada ap--"
Ucapan Zian seketika terhenti saat Salsha melayangkan satu tamparan pada Zian hingga membuat wajah gadis itu terhempas.
"Maksud lo apaan hah?!" bentak Salsha.
Zian memegangi pipinya yang terasa panas lalu menatap Salsha. "Lo kenapa sih Kak? Nggak ada angin nggak ada hujan tiba-tiba nampar gue," ucap Zian.
"Najis. Nggak usah lebay lo," ucap Salsha.
"Gue ada salah apa lagi sama lo Kak? Perasaan gue nggak pernah ganggu lo," ucap Zian.
"Lo pacaran kan sama Angkasa?" tanya Salsha menahan emosi.
"Emang Kak Angkasa nggak ada ngomong sama lo Kak?" tanya Zian balik.
Salsha tertawa renyah menatap Zian. "Mau lo apa lagi sih Zian?! Kenapa lo rebut Angkasa dari gue?!" sentak Salsha.
"Gue nggak pernah rebut Kak Angkasa dari lo Kak," ucap Zian.
"Nggak ngerebut?! Terus itu apa?! Apa hah?! Angkasa ngumumin kalau lo sama dia pacaran!! Maksudnya apaan?!" seru Salsha.
"Gue sama dia sama-sama suka Kak. Gue nyaman sama dia dan gue juga sayang sama dia. Apa salah gue nerima dia?" ucap Zian.
"Pake nanya lagi. Lo udah sering gue peringatin kan? Jauhin Angkasa. Lo paham sama omongan gue nggak sih?" ucap Salsha.
"Kalau lo nggak terima gue pacaran sama Kak Angkasa lo ngomong langsung sama dia Kak. Jangan ke gue," ucap Zian.
"Gue yang udah kenal lama sama dia kenapa harus lo?!" sentak Salsha.
"Gue nggak tau Kak. Gue nggak tau soal itu. Suka nggak sukanya Kak Angkasa sama gue itu gue nggak tau Kak," ucap Zian.
"Apa lo nggak bisa nolak dia?" ucap Salsha.
"Kok lo yang ngatur sih Kak? Gue nyaman sama Kak Angkasa. Walaupun gue sama dia awalnya musuhan," ucap Zian.
"Bilang aja lo nerima dia karna dia Ketua geng kan? Supaya lo di kenal banyak orang," ucap Salsha.
"Mau dia bukan Ketua geng juga kalau gue nyaman sama dia gue bakalan tetap terima dia Kak," ucap Zian.
"Atau jangan-jangan karna dia anak donatur sekolah? Biar supaya lo bisa manfaatin dia. Buktinya dia selalu ngeluarin uang buat lo," ucap Salsha.
"Jaga ucapan lo ya Kak? Sekalipun dia bukan anak donatur sekolah juga gue bakalan tetap terima dia Kak. Dan untuk masalah dia ngeluarin uang itu bukan gue yang minta," ucap Zian penuh penekanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA || END
Teen FictionAngkasa Putra Danadyaksa adalah satu nama yang wajib di hindari jika ingin hidup aman di SMA Antariksa. Murid laki-laki paling pembangkang serta keras kepala. Menyukai kebebasan dan tidak suka di atur-atur. Menjadi Ketua dari geng Arvegaz membuat d...