61. SAMUEL & SALSHA?

257 3 2
                                    

Zian memutar balik badannya saat ada satu tangan yang menahan langkahnya dari belakang. Dia cukup tersentak saat mengetahui siapa orang yang ada di depannya saat ini.

Terlebih lagi semua teman-teman Angkasa memintanya agar jangan terlalu dekat dengan orang ini.

"Ada apa ya?" tanya Zian.

"Kemarin temen gue ada nanya tentang lo sama gue," jawab Rio.

"Terus?" tanya Zian.

"Dia minta kontak lo sama gue. Tapi gue kan nggak punya. Berhubung ada lo di sini ya udah sekalian aja," jawab Rio.

"Temen lo yang mana?" tanya Zian.

"Yang kemarin sama gue," jawab Rio.

"Oh itu," ucap Zian.

"Gimana? Boleh?" tanya Rio.

"Sebelumnya maaf banget ya?" Zian melepaskan pegangan Rio dari tangannya. "Gue nggak bisa sembarangan kasih nomor gue ke orang lain. Apa lagi gue nggak kenal sama dia," ucap Zian.

"Cuma untuk temenan doang nggak boleh?" tanya Rio.

"Bukan nggak boleh. Gue cuma nggak bisa aja. Lagian kan gue nggak kenal sama temen lo," jawab Zian.

"Kenapa? Takut ketauan sama Angkasa? Kalau ketauan kan tinggal bilang aja cuma sekedar tukeran kontak doang buat nambah-nambah temen," ucap Rio.

Zian mendelikkan matanya mendengar penuturan dari laki-laki tersebut. Mudah sekali dia berucap seperti itu, fikirnya. Dia tidak tau saja bagaimana jika Angkasa sedang cemburu dan marah.

"Sorry gue nggak bisa. Permisi gue duluan," ucap Zian.

Pada saat Zian baru beberapa langkah berjalan, langkahnya kembali terhenti saat Rio kembali menarik tangannya bahkan mendorong Zian ke dinding.

"Lo apa-apaansih? Lepasin. Gue buru-buru," ucap Zian.

"Gue tadi udah minta baik-baik sama lo. Tinggal kasih aja apa susahnya coba? Lagian temen gue cuma mau temenan doang sama lo," ucap Rio.

"Kan udah gue bilang kalau gue nggak bisa sembarangan kasih nomor gue sama orang yang nggak di kenal," ucap Zian.

"Kalau lo kasih juga kan nantinya kalian bisa saling kenalan. Untuk temenan doang pun nggak boleh?" ucap Rio.

"Iya nggak boleh. Gue masih menghargai perasaan Kak Angkasa sebagai pacar gue. Makanya itu gue nggak bisa kasih nomor gue ke temen lo. Puas? Lepasin sekarang. Gue mau buru-buru," ucap Zian.

"Mauan aja lo di kekang sama dia. Apa lo tau dia di belakang lo itu gimana? Dia Ketua geng, terkenal, anak orang kaya. Pasti banyaklah yang suka sama dia," ucap Rio.

"Kak Angkasa nggak pernah mengekang gue. Lagi juga terserah lo mau ngomong apa. Gue bakalan tetap percaya sama dia," ucap Zian.

"Jangan terlalu per---"

Ucapan Rio terhenti saat mendapatkan tendangan dari seseorang sehingga membuat dirinya harus terpental dari hadapan Zian.

Laki-laki tersebut langsung menarik Zian dan menyembunyikan gadis itu di balik badannya yang tinggi.

Rio tertawa renyah dan langsung bangkit dari posisinya lalu merapikan seragamnya yang sedikit berantakan.

"Ada hak apa lo nyentuh cewek gue?" ucap Angkasa dingin.

"Gue cuma ngobrol doang sama dia," ucap Rio santai.

"Ngobrol? Sampe pegang-pegang tangan? Lo fikir gue buta?" ucap Angkasa.

"Cuma pegang doang nggak boleh?" ucap Rio.

"Milik gue adalah milik gue. Gue nggak suka punya gue di sentuh sama orang lain termasuk lo sendiri," ucap Angkasa.

ANGKASA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang