Safira menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri seolah-olah sedang mencari sesuatu. Bahkan sesekali matanya menatap jam yang melingkar di tangannya.
"Duh udah jam segini lagi. Bisa-bisa gue telat nanti nyampe ke sekolah," ucap Safira.
Saat dirinya tengah di landa rasa panik, dia kembali di buat bingung saat melihat ada seorang pengendara motor berhenti tepat di depan dirinya.
Safira yang tak mengenali pria ini lantas hanya berjaga-jaga saja. Takut jika ternyata orang ini adalah seorang penjahat. Apa lagi pria ini mengenakan helm yang menutupi seluruh wajahnya.
"Nih orang siapa dah? Kok gue jadi rada takut ngeliatnya," batin Safira.
Pria tersebut langsung melepaskan helm yang menutupi wajahnya lalu merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.
Safira mendelikkan matanya saat menatap pria yang ada di depannya saat ini.
"Ini Boy yang kemarin kan?" batin Safira.
"Safira kan?" tanya Boy.
Safira hanya terdiam tanpa menjawab pertanyaan dari Boy sama sekali. Karna tak mendapat respon, pria itu menepuk pelan kedua tangannya sehingga membuat Safira langsung tersentak.
"Eh iya kenapa?" ucap Safira.
"Lo yang kenapa? Kok melamun?" tanya Boy.
"Eh iya maaf," ucap Safira tersenyum canggung.
"Lo ngapain di sini? Nggak berangkat sekolah?" tanya Boy.
"Iya ini gue mau berangkat sekolah tapi lagi nunggu angkutan umum," jawab Safira.
"Angkutan umum?" Boy melirik jam tangan yang melingkar di tangannya lalu kembali menatap Safira. "Jam segini susah nyari angkutan umum. Soalnya udah siang," ucap Boy.
"Makanya itu gue juga bingung gimana caranya mau berangkat. Bisa-bisa gue telat," ucap Safira.
"Ya udah sini gue anterin," ucap Boy.
"Eh? Nggak usah Boy. Nggak usah repot-repot," ucap Safira menolak.
"It's okay. Gue sama sekali nggak merasa di repotin. Kan gue yang ngajak," ucap Boy.
"Tapi kan arah sekolah lo sama sekolah gue beda Boy. Nanti lo telat gimana?" ucap Safira.
"Nggak apa-apa. Tenang aja. Yang penting lo nggak telat," ucap Boy.
"Beneran nggak apa-apa? Gue jadi nggak enak loh sama lo," ucap Safira.
"Santai aja kali Fir. Ya udah ayo buruan nanti lo telat," ucap Boy mengenakan helmnya.
Boy yang melihat Safira sedikit kesulitan menaiki motornya langsung mengulurkan tangannya pada Safira.
"Pegang tangan gue," ucap Boy.
Safira menerima uluran tangan Boy lalu menaiki motor pria tersebut dengan bantuan dari tangan Boy sendiri.
"Udah kan?" tanya Boy.
"Udah Boy," jawab Safira.
Setelah memastikan Safira berada di boncengan, pria itu langsung melesat pergi meninggalkan tempat tersebut.
Namun saat baru beberapa meter berkendara, Safira di buat terkejut saat Boy dengan tiba-tiba menarik rem secara mendadak sehingga membuat Safira tanpa sengaja memeluk pria tersebut dari belakang.
Boy sedikit tersentak saat melihat tangan Safira melingkar di pinggangnya. Safira yang sadar dengan posisinya saat ini langsung menjauhkan dirinya dari Boy.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA || END
Teen FictionAngkasa Putra Danadyaksa adalah satu nama yang wajib di hindari jika ingin hidup aman di SMA Antariksa. Murid laki-laki paling pembangkang serta keras kepala. Menyukai kebebasan dan tidak suka di atur-atur. Menjadi Ketua dari geng Arvegaz membuat d...