"Angkasa?"
Laki-laki tersebut langsung menghentikan langkahnya lalu menolehkan kepalanya ke arah suara yang berasal dari sofa ruang tamu.
"Apa?" sahut Angkasa.
"Kamu mau ke mana sayang?" tanya Nadya.
"Kenapa emangnya?" tanya Angkasa balik.
"Kamu baru aja pulang udah mau pergi lagi," ucap Nadya.
"Emangnya kenapa sih Ma?" tanya Angkasa.
"Kan ini hari weekend. Sesibuk itu kamu kalau weekend?" ucap Nadya.
"Iya aku sibuk," ucap Angkasa.
"Kamu nggak bisa hari ini di rumah aja dulu? Mama sama Papa kan lagi libur juga," ucap Nadya.
"Emang penting banget aku di rumah?" tanya Angkasa.
Nadya tersenyum hangat menatap Angkasa. "Kan weekend itu bisanya hari untuk kumpul bareng keluarga sayang. Keluarga kamu kan di rumah bukan di luar," jawab Nadya.
Angkasa menaikkan sebelah alisnya menatap sang Ibu. "Keluarga? Sejak kapan kita jadi keluarga?" tanya Angkasa.
"Kok kamu ngomong gitu? Kan memang kita keluarga," ucap Nadya.
"Iya keluarga. Keluarganya Arga bukan aku," ucap Angkasa.
"Kan kamu anak Ma--"
"Kita pulang"
Nadya serta Angkasa menolehkan kepala mereka ke arah suara yang berasal dari arah pintu masuk.
"Angkasa? Kamu mau ke mana? Kok udah rapi aja?" tanya Wisnu.
"Mau keluar," jawab Angkasa.
"Perasaan kamu baru aja pulang kok udah mau pergi lagi?" tanya Wisnu.
"Kenapa? Ada masalah?" tanya Angkasa balik.
"Enggak. Nggak ada. Cuma ini kan hari libur. Mama sama Papa juga di rumah. Jadi ada baiknya kita habiskan waktu kita--"
"Makasih. Kalian aja," ucap Angkasa menyela perkataan sang Ayah.
"Papa lagi ngomong Angkasa. Jangan kebiasaan suka motong pembicaraan Papa," ucap Arga.
"Lo diem. Nggak usah sok nasehatin gue," ucap Angkasa.
"Gue nggak nasehatin lo Angkasa. Yang di bilang sama Papa itu bener. Harusnya di hari libur ini lo di rumah barengan sama kita. Bukannya malah keluyuran. Lagian tadi lo udah keluar kan sama temen-temen lo?" ucap Arga.
"Kita?" Angkasa berdecih pelan mendengar ucapan Arga. "Lo kali bukan gue," ucap Angkasa.
"Udah udah jangan pada ribut. Nanti di liat sama Alea nggak enak," ucap Nadya.
"Kamu beneran mau keluar? Padahal Papa baru aja beli cemilan untuk kita kumpul," ucap Wisnu.
"Untuk kalian aja," ucap Angkasa.
"Lo bisa nggak sedikit aja menghargai usaha Mama sama Papa?" ucap Arga.
"Nggak usah sok baik di depan Mama sama Papa. Lo bersifat kayak gini supaya Mama sama Papa bangga sama lo kan? Udah ketebak. Lo nggak akan pernah tau gimana rasanya jadi gue yang selalu dibanding-bandingin," ucap Angkasa.
"Mama sama Papa nggak pernah bandingin kamu sama Kakak kamu," ucap Nadya.
"Oh ya? Nggak pernah ya? Terus apa kabar dengan kejadian 5 tahun lalu?" tanya Angkasa.
Baik Wisnu maupun Nadya terlihat bungkam dengan ucapan dari Angkasa. Arga yang masih belum mengetahui ada apa di 5 tahun yang lalu hanya menatap kedua orangtuanya secara bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA || END
Teen FictionAngkasa Putra Danadyaksa adalah satu nama yang wajib di hindari jika ingin hidup aman di SMA Antariksa. Murid laki-laki paling pembangkang serta keras kepala. Menyukai kebebasan dan tidak suka di atur-atur. Menjadi Ketua dari geng Arvegaz membuat d...