Jangankan diriku
Semut pun kan marah
Bila terlalu sakit beginiDari pada sakit gigi
Lebih baik sakit hati ini
Biar tak mengapaRela rela rela aku relakan
Rela rela rela aku relaTentu saja nyanyian dari Azka barusan mengundang gelak tawa dari semua orang yang ada di parkiran. Termasuk teman-temannya yang sudah tidak heran lagi melihat kelakuan temannya yang satu ini.
Apa lagi saat ini suasana parkiran masih sedang ramai-ramainya para murid yang baru saja berdatangan.
"Astaghfirullah. Mau heran tapi ini temen gue," ucap Zico tertawa kecil.
"Temen lo?" tanya Langit pada Angkasa.
"Bukan anjir. Nggak kenal gue beneran nggak kenal," jawab Angkasa.
"Lo nemu temen kayak begini di mana?" tanya Zico.
"Kemarin gue nemu di kolong jembatan. Jadi harap maklum aja kalau kelakuannya kayak kucing garong," jawab Angkasa.
"Anjir sialan lo. Kucing garong nggak tuh," ucap Aksa tertawa kecil.
"Heh lo pada lagi ghibahin gue kan? Dosa lo semua," ucap Azka.
"Nggak ada faedahnya ghibahin lo bego," ucap Surya.
"Pendengaran gue masih berfungsi. Tajam setajam silet," ucap Azka.
"Gaya lo ngomong udah kayak host televisi aja," ucap Zico.
"Ka janganlah kayak gitu. Ah lo bikin malu nama gue aja. Mentang-mentang gue nemuin lo di kolong jembatan janganlah lo bawa-bawa sampe kemari," ucap Angkasa.
"Ya Allah Gusti." Azka mengusap-ngusap dadanya seraya menggelengkan kepalanya. "Jadi selama ini gue di pungut dari kolong jembatan?" ucap Azka dengan wajah sedihnya.
"Iya gue nemu lo di kolong jembatan. Berhubung gue kasian jadi ya udah gue bawa pulang. Lumayan jadi bahan julid," ucap Angkasa.
"Anjir savage amat tuh omongan Bang," ucap Surya tertawa kecil.
"Nggak berani lawan lo? Lawanlah. Sama kita-kita lo berani," ucap Aksa.
"Lawan lawan lawan. Ayo lawan. Go Azka go. Lawanlah anjir. Gue udah dukung lo nih," ucap Zico.
"Jamin gue lo nggak bakalan berani lawan," ucap Langit.
"Pengen gue lawan tapi sadar diri lo Ketua gue yang paling gue hormati," ucap Azka.
"Ah nggak seru lo. Cuma di suruh lawan gitu doang nggak bisa," ucap Surya.
"Anjir lo nyuruh gue lawan dia? Auto tinggal nama gue. Lo nggak liat tuh tatapannya kayak mau nerkam gue. Kan dede jadi takut," ucap Azka dengan wajah takutnya.
"Dede dede. Super dede lo?" ucap Zico.
"Sialan super dede," ucap Aksa tertawa kecil.
"Padahal cuma di suruh lawan ngomong doang bukan lawan berantem," ucap Angkasa.
"Anjir lo nggak sadar?" ucap Azka.
"Gue sih selalu sadar kalau gue itu ganteng," ucap Angkasa.
"Iya emang yang paling bener lo itu ganteng. Iyain aja," ucap Azka.
"Lo mau ngomong apaan tadi bego?" tanya Angkasa.
"Lo nggak sadar? Lo sama Langit itu sama. Kalau udah ngomong pinter amat bikin orang kalah telak," jawab Azka.
"Kan mereka sehati sejiwa," ucap Zico.
"Lagian lo pagi-pagi udah bikin malu aja," ucap Langit.
"Gue tuh nggak bikin malu Lang. Kan gue nyanyi bukan ngapa-ngapain," ucap Azka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA || END
Teen FictionAngkasa Putra Danadyaksa adalah satu nama yang wajib di hindari jika ingin hidup aman di SMA Antariksa. Murid laki-laki paling pembangkang serta keras kepala. Menyukai kebebasan dan tidak suka di atur-atur. Menjadi Ketua dari geng Arvegaz membuat d...