Rio tersentak saat ada seseorang yang dengan kasar menarik tangannya lalu mendorong tubuhnya hingga menabrak dinding toilet.
Di depannya sudah berdiri seorang murid laki-laki dengan wajah tegas serta tatapan dinginnya yang menusuk.
Bagaimana pun juga Angkasa adalah salah satu orang yang sangat dia hindari di sekolahnya. Terlebih lagi tempatnya bersekolah adalah daerah kekuasaan Angkasa.
Rio tertawa kecil menatap pria di depannya ini. "Santai Bos," ucap Rio.
Angkasa berdecih pelan menatap Rio. "Masih bisa ketawa lo dalam keadaan kayak gini?" ucap Angkasa.
"Gue ada salah apaan sama lo?" tanya Rio.
"Apa aja yang udah lo laporin ke Samuel tentang Arvegaz?" tanya Angkasa balik.
Rio menaikkan sebelah alisnya mendengar pertanyaan Angkasa. "Gue? Ngelaporin? Laporin apaan?" tanya Rio lagi.
"Nggak usah pura-pura bego. Jangan lo fikir gue nggak tau," ucap Angkasa.
"Gue nggak ngerti maksud omongan lo itu ke mana. Lo tiba-tiba narik gue kem---"
"Dari mana Samuel tau tentang teror Zian?" ucap Angkasa menyela perkataan Rio.
Rio sempat terdiam sesaat mendengar pertanyaan Angkasa. Sampai akhirnya dia kembali membuka suaranya.
"Lo tau dari mana?" tanya Rio balik
Angkasa semakin mendorong Rio ke dinding sehingga membuat pria itu merintih sakit.
"Gue paling benci pertanyaan di balas dengan pertanyaan," ucap Angkasa.
"Salsha?" tanya Rio.
"Jawab Rio," ucap Angkasa.
"Gue yang cerita sama dia," ucap Rio.
Angkasa tertawa remeh mendengar ucapan Rio. "Apa maksud lo cerita soal itu ke Samuel? Dia nggak ada urusannya sama masalah geng gue," ucap Angkasa.
"Gue kan cuma ngomong itu doang. Lagian kan Zian itu cewek yang disukai sama Samuel," ucap Rio enteng.
"Shit," umpat Angkasa.
"Lo tau soal ini dari Salsha kan? Soalnya waktu itu gue sempat liat Salsha ketemuan sama Samuel. Well gue tau Salsha sama Samuel itu nggak saling kenal dan nggak saling tegur sapa," ucap Rio.
Angkasa hanya diam tanpa berniat membalas ucapan Rio.
"Gue nggak tau sih mereka ngobrol apa aja. Tapi kalau menurut gue mungkin Samuel nanya soal kebenaran teror Zian ke Salsha. Soalnya tuh cewek temen lo kan?" ucap Rio.
"Dia bukan temen gue lagi," ucap Angkasa.
"Oh ya? Bukannya dulu kalian selalu barengan? Apa mungkin semenjak lo udah sama Zian?" tanya Rio.
"Hubungan gue bukan urusan lo," ucap Angkasa.
"So? Masih ada lagi yang mau diomongin nggak? Gue mau cabut," ucap Rio.
Angkasa melepaskan tangannya dari seragam Rio lalu menatap pria itu dengan dingin.
"Gue awalnya nggak mau nuduh. Tapi gue curiga kalau geng lo juga terlibat dalam aksi teror ini," ucap Angkasa.
"Ada bukti?" tanya Rio.
"Untuk sekarang gue emang nggak ada bukti. Gue bakalan usut nih kasus sampe tuntas. Kalau terbukti kalian terlibat, lo dan geng lo itu bakalan liat sendiri hal gila apa yang bisa gue buat untuk geng kalian," ucap Angkasa.
Angkasa berjalan menghampiri Rio lalu mendekatkan wajahnya dengan telinga pria tersebut. "Gue harap lo nggak akan bertindak bodoh di sekolah ini. Dan stop ngasih informasi apa pun ke Samuel apa lagi soal cewek gue. Karna itu bukan urusan dia," ucap Angkasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA || END
Teen FictionAngkasa Putra Danadyaksa adalah satu nama yang wajib di hindari jika ingin hidup aman di SMA Antariksa. Murid laki-laki paling pembangkang serta keras kepala. Menyukai kebebasan dan tidak suka di atur-atur. Menjadi Ketua dari geng Arvegaz membuat d...