52. ANGKASA, ALEA, ZIAN

359 2 0
                                    

Zian meringis sakit saat ada seseorang yang dengan tiba-tiba menarik tangannya lalu mendorong tubuhnya sehingga menabrak loker.

"Apa lagi Kak?" tanya Zian.

"Apa lagi apa lagi. Ada hubungan apa lo sama Angkasa?" ucap Salsha.

"Urusannya sama lo apaan sih Kak?" tanya Zian.

"Bisa nggak gue nanya itu di jawab? Jangan kebiasaan orang nanya malah nanya balik," ucap Salsha.

"Lagian apa pentingnya sih lo nanya soal itu?" tanya Zian.

"Bisa jawab aja nggak sih pertanyaan gue tadi?" ucap Salsha.

"Gue pacarnya Angkasa," batin Zian.

"Menurut lo gue ada hubungan apa sama Kak Angkasa?" ucap Zian.

"Gue nanya sama lo. Nggak usah nanya balik sama gue," ucap Salsha.

"Kak lo itu temennya Kak Angkasa kan? Bisa nggak lo tanya aja langsung sama dia apa hubungan gue sama dia? Kenapa harus nanya sama gue?" ucap Zian.

"Lo tinggal jawab apa susahnya sih? Mahal banget suara lo?" ucap Salsha.

"Lagian lo aneh banget sih Kak. Mau tau aja urusan orang," ucap Zian.

"Angkasa itu temen gue. Jadi wajar dong gue harus tau tentang dia," ucap Salsha.

"Tapi gue pacarnya," batin Zian.

"Lo sama dia cuma sekedar temen doang. Harusnya lo tau batasan sama dia. Nggak semua tentang dia lo harus tau. Apa lagi sampe masalah pribadi kayak gini. Udah lewat batas tau nggak sih," ucap Zian.

"Nggak usah nasehatin gue. Gue nggak butuh nasehat dari lo," ucap Salsha.

"Gue bukan nasehatin lo Kak. Gue cuma ngasih tau aja sama lo. Bersikap layaknya sebagai temen. Jangan terlalu berlebihan. Sesuatu yang berlebihan itu nggak baik Kak," ucap Zian.

"Gue bilang gue nggak butuh nasehat dari lo. Jadi stop nasehatin gue," ucap Salsha.

"Apa pun hubungan gue sama Kak Angkasa itu bukan urusan lo Kak. Jadi permisi," ucap Zian.

Saat baru beberapa langkah berjalan, langkahnya kembali terhenti saat ada satu tangan yang mencengkram tangannya dengan sangat erat.

"Apa lagi sih Kak? Udah sih gue males lama-lama berurusan sama lo," ucap Zian.

"Gue udah peringatin sama lo kan untuk jauhin Angkasa? Kenapa lo masih aja ngeyel sih?" ucap Salsha.

"Karna gue pacarnya. Lo nggak ada hak nyuruh gue jauhin dia," batin Zian.

"Lo nggak ada hak nyuruh gue jauhin Kak Angkasa. Kalau lo mau silahkan aja lo ngomong langsung sama Kak Angkasa suruh jauhin gue," ucap Zian.

"Gue tau niat lo Zi," ucap Salsha.

"Maksud?" tanya Zian dengan alis yang terangkat sebelah.

"Lo deketin dia karna dia Ketua geng terus anak donatur sekolah kan? Biar supaya lo di kenal sama anak-anak sini?" ucap Salsha.

"Ngaca ke diri sendiri aja sih Kak. Ngatain gue tapi nggak ngaca ke diri sendiri," ucap Zian.

"Tapi lo lebih parah sih. Udah ke Samuel terus Zaki sekarang Angkasa. Besok siapa lagi? Langit? Anak-anak Arvegaz?" ucap Salsha.

"Bahkan gue di hargai sama anak-anak Arvegaz," batin Zian.

"Udah ya Kak? Gue nggak punya banyak waktu untuk ngeladenin ocehan lo yang nggak ada guna---"

"Lepasin tangan lo dari dia"

Mereka berdua menoleh ke arah orang yang baru saja menyela omongan mereka. Seorang murid laki-laki dengan dasi di ikat di pergelangan tangan serta jaket Arvegaz melekat di tubuhnya.

ANGKASA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang