34. TEKANAN : LURUS = GAYA

355 2 0
                                    

Zean mengerutkan keningnya saat melihat ada seorang pengendara motor berhenti tepat di depan rumahnya.

"Angkasa?" ucap Zean.

"Muka gue kayak setan ya Bang? Kaget kayak gitu," ucap Angkasa.

"Bukan gitu. Lo ngapain pagi-pagi kemari?" ucap Zean.

Pria tersebut langsung berjalan menghampiri Zean dan duduk di kursi yang ada di sebelah Zean.

"Mau minta sedekah Bang," ucap Angkasa.

"Jangan ngaco anjir. Muka ganteng malahan minta sedekah," ucap Zean.

"Gue emang ganteng Bang. Jadi nggak usah di puji lagi," ucap Angkasa.

"Gue heran. Kok bisa Adek gue punya temen modelannya kayak lo?" ucap Zean.

"Harusnya Adek lo bersyukur punya temen kayak gue Bang. Udah ganteng, baik hati, rajin menabung," ucap Angkasa.

"Makin nggak bener," ucap Zean.

Angkasa hanya tertawa kecil mendengar ucapan dari Zean. "Oh iya Zian mana Bang?" tanya Angkasa.

"Ada tuh di dalam. Mau jemput Adek gue?" ucap Zean.

"Bang ayo aku ud--"

Ucapan Zian seketika terhenti saat melihat ada Angkasa yang sedang duduk bersama dengan Zean.

"Kak Angkasa?" ucap Zian.

"Kenapa lo? Ngeliat setan?" tanya Angkasa.

"Lo ngapain di rumah gue?" tanya Zian balik.

"Mau jemput Abang lo. Ngajak pergi bareng," jawab Angkasa.

"Dih? Yang bener aja lo anjir," ucap Zian.

"Lagian lo aneh. Segala nanya gue mau ngapain di sini. Ya mau jemput lo lah," ucap Angkasa.

"Eh?" ucap Zian.

"Apa eh eh?" ucap Angkasa.

"Kesambet setan apaan lo tiba-tiba jemput gue?" tanya Zian.

"Nggak ada. Pengen aja," jawab Angkasa.

"Udah lo sama dia aja Dek. Abang masih lemes. Belum bisa bawa motor juga. Takutnya malah jatuh," ucap Zean.

"Aku trauma sama dia Bang," ucap Zian.

"Trauma kenapa?" tanya Zean.

"Bawa motor kayak mau ngajak mati," jawab Zian.

"Jangan ngebut-ngebut bawa Adek gue bego," ucap Zean memukul lengan Angkasa.

Angkasa mengusap-ngusap tangannya yang baru saja di pukul oleh Zean. "Kalau nggak ngebut kapan nyampe nya Bang?" ucap Angkasa.

"Biar lambat asal selamat. Adek gue bukan kucing yang punya banyak nyawa cadangan," ucap Zean.

"Iya enggak Bang. Nggak ngebut-ngebut dah gue," ucap Angkasa.

"Ya udah lo sama dia aja Dek. Kalau dia ngebut-ngebut lo pukul aja kepalanya," ucap Zean.

"Awas lo kalau ngebut," ucap Zian.

"Enggak. Janji gue nggak bakalan ngebut," ucap Angkasa.

"Ya udah kalau gitu aku berangkat dulu ya Bang?" ucap Zian menyalami tangan Zean.

"Hati-hati lo berdua," ucap Zean.

"Berangkat ya Bang?" ucap Angkasa.

"Hati-hati lo bawa Adek gue," ucap Zean.

"Tenang nggak bakalan ngebut gue," ucap Angkasa.

Sesaat kemudian, motor yang di kendarai oleh Angkasa melesat meninggalkan perkarangan rumah Zian.

ANGKASA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang