45. SIAPA MEREKA?

275 3 0
                                    

🌸🌸🌸

"ZIAN KAMU UDAH SIAP BELUM?!"

"BENTAR BANG!!"

"Tunggu bentar ya? Si Zian emang suka gitu dia. Suka ngaret," ucap Zean.

"Namanya juga cewek Bang. Udah biasa kalau lama," ucap Angkasa.

"Eh iya Adek gue gimana di sekolah?" tanya Zean.

"Gimana apanya Bang?" tanya Angkasa balik.

"Dia pernah buat masalah nggak? Atau berantem gitu?" tanya Zean lagi.

"Nggak pernah Bang. Dari awal dia masuk," jawab Angkasa.

"Soalnya gue rada takut kalau misalnya dia berantem sama orang," ucap Zean.

"Takut kenapa Bang?" tanya Angkasa.

"Takut lawannya pingsan anjir. Lo belum tau aja gimana Zian kalau udah berantem," jawab Zean.

"Gue pernah sih sekali waktu itu liat dia berantem," ucap Angkasa.

"Hah? Kapan? Di sekolah?" tanya Zean.

"Enggak. Di luar. Kayaknya waktu itu dia mau berangkat kerja terus ada yang gangguin dia," jelas Angkasa.

"Gue aja sampe sekarang masih suka heran. Dulu Nyokap gue ngidam apaan coba pas hamil dia," ucap Zean.

"Coba tanya aja langsung sama Nyokap lo Bang," ucap Angkasa.

"Jangan-jangan Adek gue itu---"

Ucapannya seketika terhenti saat ada satu tangan yang dengan tiba-tiba menarik telinganya dari belakang sehingga membuat dirinya meringis kesakitan.

"Enak ya gosip terus mentang-mentang lagi nggak ada aku juga," ucap Zian.

"Aa sakit sakit sakit Dek. Lepasin aelah sakit Zi. Iya maaf Abang cuma bercanda tadi," ucap Zean menggeliat kesakitan.

Zian melepaskan tangannya dari telinga sang Kakak lalu menatap mereka berdua secara bergantian.

"Kenapa lo? Iya tau gue ganteng. Biasa aja mandangnya," ucap Angkasa.

"Dih? Pede banget lo Kak?" ucap Zian.

"Akui ajalah kalau gue itu emang ganteng. Iya kan?" ucap Angkasa.

"Masih pagi. Jangan dulu kepedean kayak gitu," ucap Zian.

"Lama banget sih kamu Dek? Kasian anak orang nungguin dari tadi," ucap Zean.

"Mana ada lama. Abang aja yang repot sendiri," ucap Zian.

"Kalau untuk dia sih nggak masalah kalau gue harus nunggu lama Bang," ucap Angkasa.

"Anjir bisa aja nih bocah ngalusnya. Nggak sopan lo di depan gue," ucap Zean.

"Kak kita bisa berangkat sekarang? Dari pada dengerin omongan Bg Zean yang ada nanti kita telat," ucap Zian.

"Untung kamu Adeknya Abang yang paling cantik," ucap Zean.

"Makasih aku emang cantik," ucap Zian.

"Lebih cantik lagi kalau jadi pacar gue," sahut Angkasa.

Zian mendelikkan matanya pada Angkasa yang terlihat sedang menatap dirinya.

"Apaan sih lo Kak? Nggak jelas," ucap Zian.

"Ya udah sana berangkat. Nanti telat lo berdua," ucap Zean.

Angkasa langsung berdiri dari posisinya dan berjalan menuju motornya di ikuti oleh Zian dari belakang.

ANGKASA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang