06. ZIAN VS ANGKASA

737 17 0
                                    

"Kesel banget gue anjir. Mentang-mentang anak donatur sekolah juga sombong banget perasaan. Astaghfirullah." Zian mengelus dadanya seraya menghela nafasnya dengan perlahan. "Sabar Zi sabar. Lo masih anak baru. Jangan nyari masalah," ucap Zian.

Zian sontak terkejut saat baru saja menutup pintu lokernya sudah ada seorang gadis yang sedang memperhatikannya. Siswi itu terlihat bersandar di salah satu lemari loker yang ada di sana.

"Kenapa lo? Ngeliat setan?" ucap Salsha.

"Ada apa lagi Kak?" tanya Zian.

"Seneng ya lo di ributin sama dua cowok?" ucap Salsha.

"Hah? Gimana gimana?" tanya Zian.

"Gara-gara lo ya Angkasa masuk ruang BK lagi," ucap Salsha.

"Tunggu-tunggu. Kok lo malah nyalahin gue? Gue salah apaan?" ucap Zian.

"Pake nanya lagi salah lo apaan. Gara-gara lo Angkasa ribut sama Zaki sampe masuk ruang BK," ucap Salsha.

"Lo aneh ya Kak?" ucap Zian.

"Lo yang aneh," ucap Salsha.

"Heh asal lo tau ya? Temen lo itu si Angkasa yang lebih dulu bikin masalah sama gue. Buat apa coba dia pake segala mau ngerjain gue? Kalau bukan Kak Zaki yang nolongin gue mungkin udah gue yang jadi korban kejailan temen lo yang sombong itu," ucap Zian.

"Tapi lo juga kan yang memulai peperangan sama Angkasa? Coba aja lo minta maaf sama dia pasti nggak akan terjadi hal kayak gini," ucap Salsha.

"Najis. Buat apa juga gue minta maaf sama dia? Di sini gue yang korban. Kenapa harus gue yang minta maaf?" ucap Zian.

"Tinggal minta maaf doang apa susahnya sih? Mahal banget suara lo itu?" ucap Salsha.

"Suara gue nggak mahal. Waktu gue yang terlalu mahal buat minta maaf sama dia," ucap Zian.

"Sialan. Lo masih anak baru aja belagu banget kayaknya. Lo belum tau aja gimana Angkasa," ucap Salsha.

"Terus? Gue harus takut gitu sama dia? Ogah kali gue takut sama dia. Jangan hanya karena dia anak donatur sekolah dan Ketua geng gue harus tunduk sama dia. Not that easy girl," ucap Zian.

"Gue harap lo nggak bakalan nyesel sama omongan lo sendiri," ucap Salsha.

"Gue nggak perduli Kak. Terserah dia mau apa. Yang jelas selagi gue nggak salah jangan harap gue mau ngalah sama dia," ucap Zian.

Gadis itu langsung melenggang pergi meninggalkan Salsha yang kini menatapnya dengan tatapan kesal.

Baru kali ini dia menemui siswi yang sama sekali tidak terlihat takut. Bahkan saat berhadapan dengan Angkasa sekalipun gadis ini sama sekali tidak gentar.

******

Jalan-jalan ke kota Padang.
Jangan lupa membeli sate.
Ngapain jauh-jauh ke Padang.
Kalau cuma untuk beli sate.

"Goblok amat nih anak perasaan. Pantun lo nggak ada yang bermutu sama sekali," ucap Surya tertawa kecil.

"Kan gue bener sih. Bego dong jauh-jauh ke Padang cuma buat beli sate," ucap Azka.

"Gue jadi penasaran gimana rasanya jadi Chantika harus berhadapan sama cowok yang modelannya pantun terus kayak lo," ucap Surya.

"Kalau sama dia gue jarang pantun. Keseringan ngelawak sih," ucap Azka.

"Muka lo itu emang muka-muka pelawak. Lo nggak ngapa-ngapain juga udah lucu apa lagi kalau lo berulah," ucap Zico.

ANGKASA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang