42. MOMEN DI TANGGA

309 3 0
                                    

"ZIAN!!"

Suara seorang murid laki-laki membuat Zian langsung menghentikan langkahnya lalu memutar balik tubuhnya menghadap ke arah belakang.

"Jangan teriak-teriak bisa nggak?" ucap Zian.

"Mana ada gue teriak. Gue tuh manggil nama lo bukan teriak," ucap Angkasa.

"Lo fikir gue tuli?" ucap Zian.

"Judes amat masih pagi juga. Jangan judes-judes ntar cantik lo hilang lagi," ucap Angkasa.

"Lo juga. Masih pagi modus aja kerjaannya," ucap Zian.

"Mana ada gue modus. Gue ngomong tuh berdasarkan fakta," ucap Angkasa.

"Gaya lo fakta. Yang udah kayak reporter aja lo segala fakta," ucap Zian.

"Iya reporter cinta lo," ucap Angkasa.

Zian merotasikan kedua bola matanya mendengar penuturan dari Angkasa saat ini. Dia kembali melangkahkan kakinya meninggalkan Angkasa di sana.

"Zian tungguin!!" panggil Angkasa.

Laki-laki tersebut langsung berlari menyusul Zian yang sudah terlebih dahulu berjalan meninggalkan dirinya.

Kedekatan antara Angkasa dan Zian saat ini tentu saja mengundang banyak tanda tanya dari semua murid-murid yang mereka lewati.

Pasalnya, semua orang tau jika Angkasa dan Zian sempat bermusuhan saat gadis itu baru pertama kali masuk ke sekolah mereka.

"Eh kok makin ke sini Kak Angkasa sama Zian makin deket ya? Lo ngerasa nggak sih?"

"Iya gue ngerasa. Belakangan ini mereka keliatan deket. Bahkan sering pergi pulang sekolah bareng kan?"

"Iya gue tau. Lagi pula waktu itu gue sempat mergokin mereka ada di taman kota. Nggak tau ngapain."

"Seriusan lo?"

"Seriusan gue. Awalnya gue kira penglihatan gue yang salah. Terus gue coba deketin eh ternyata beneran itu mereka."

"Sedekat itu mereka sekarang?"

"Gue juga nggak tau mereka deket atau gimana. Yang jelas emang makin ke sini mereka berdua makin deket."

"Zian itu masih anak baru udah dapet banyak perhatian dari cowok-cowok pentolan sekolah kita. Mulai dari Kak Zaki terus Kak Angkasa sama temen-temennya."

"Kak Samuel anak sebelah juga deketin dia. Soalnya kan Kak Samuel beberapa kali sempat pulang bareng sama Zian."

"Kira-kira gimana ya respon Kak Salsha ngeliat mereka berdua deket kayak gini? Soalnya kan cewek yang paling deket sama Kak Angkasa itu cuma Kak Salsha doang. Sekarang malah ada Zian."

"Kak Angkasa itu sama Kak Salsha kan cuma temenan doang. Selebihnya gimana gue juga nggak tau."

"Mustahil sih cewek sama cowok temenan kalau nggak ada rasa. Apa lagi kalau temenannya udah sejak lama."

Zian menghela nafasnya mendengar bisikan demi bisikan dari siswi-siswi yang mereka lewati. Jujur sebenarnya dia juga tidak terlalu peduli dengan bisikan tersebut.

Selama itu tidak menyangkut harga dirinya tidak menjadi masalah baginya. Namun jika sudah mengganggu privasinya sudah bisa di pastikan dia akan bertindak untuk melawan.

"Jalan sama lo bikin gue risih tau nggak Kak," ucap Zian.

"Hah? Kenapa? Gue bau?" Angkasa lalu mencium jaket serta seluruh tubuhnya. "Gue udah wangi. Pake parfum sampe setengah botol malahan," ucap Angkasa.

ANGKASA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang