Zian yang pada saat itu baru saja hendak keluar dari perpustakaan di buat kaget saat lampu di ruangan tersebut tiba-tiba mati dengan sendirinya.
"Sialan. Kok tiba-tiba mati sih? Gimana gue bisa jalan?" ucap Zian.
Dengan tangan yang gemetaran, Zian mencoba merogoh ponselnya yang berada di dalam kantong seragamnya.
Setelah mendapatkan ponselnya tersebut, Zian langsung menghidupkan flash pada ponselnya sebagai penerang. Dalam rasa takut yang kian menyerang dirinya dia berusaha berjalan menuju pintu ruangan tersebut.
Dirinya kembali di buat panik saat pintu tersebut sama sekali tidak bisa terbuka. Dalam arti kata lain pintu tersebut terkunci dari luar. Entah terkunci atau ada yang dengan sengaja mengunci dirinya di dalam sana.
"Astaghfirullah ini siapa sih yang iseng ngunciin gue dari dalam?" ucap Zian.
Zian terus berusaha untuk membuka pintu tersebut. Namun hasilnya tetap sama. Pintu tersebut belum juga terbuka. Rasa panik dan takut kini bersatu dalam dirinya.
Keringat dingin sudah menjalar di seluruh tubuhnya. Inilah salah satu kelemahan Zian. Jika dalam situasi seperti ini membuat dirinya sulit untuk bernafas.
"Siapa pun tolong gue!! Siapa pun di luar sana tolongin gue!!" teriak Zian memukuli pintu ruangan tersebut.
Saat Zian tengah memukul-mukul pintu tersebut, seseorang dari arah luar membuka pintu tersebut.
Alhasil Zian jatuh tepat di bidang dada orang tersebut. Laki-laki itu sempat tersentak saat Zian dengan tiba-tiba jatuh menabrak dirinya.
Untung saja Zaki berhasil menahan tubuhnya agar tidak terjungkal ke belakang.
"Zian?" panggil Zaki.
Zian mendongakkan kepalanya menatap Zaki. Sadar dirinya kini berada di hadapan Zaki dia langsung dengan segera menjauhkan dirinya dari Zaki sebelum ada seseorang yang melihat mereka.
"Maaf Kak. Gue nggak sengaja," ucap Zian.
"Kenapa?" tanya Zaki.
"Hah?" Zian menatap lurus ke arah Zaki. "Kenapa apanya?" tanya Zian balik.
"Lo kenapa di dalam?" tanya Zaki lagi.
"Itu tadi gue ke kunci di perpustakaan. Nggak tau siapa yang ngunciin," jawab Zian.
"Kekunci?" tanya Zaki dengan alis yang terangkat sebelah.
"Iya kekunci. Manaan tadi listrik padam lagi. Eh iya listrik lagi padam ya Kak?" ucap Zian.
"Enggak. Dari tadi listrik nyala," ucap Zaki.
"Hah? Seriusan?" tanya Zian.
"Iya kenapa?" tanya Zaki balik.
"Kalau listrik lagi nggak padam terus kenapa lampu perpustakaan bisa mati sendiri?" ucap Zian.
Zaki berjalan menuju ke ruangan perpustakaan lalu menekan saklar lampu ruangan tersebut. Sontak hal itu membuat Zian kaget seketika.
"Loh? Gue fikir tadi listriknya padam makanya mati," ucap Zian.
"Berarti ada yang sengaja matiin," ucap Zaki.
"Sengaja matiin? Siapa?" ucap Zian.
"Selain lo ada siapa lagi di perpustakaan?" tanya Zaki.
"Cuma gue sendiri Kak. Nggak ada siapa-siapa," jawab Zian.
"Lo di isengin sama orang. Matiin saklar dan ngunciin lo di dalam," ucap Zaki.
"Astaghfirullah siapa lagi sih yang usil sama gue? Perasaan gue sama sekali nggak pernah usil deh sama orang. Kenapa ada aja yang usil sama gue?" ucap Zian.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA || END
Teen FictionAngkasa Putra Danadyaksa adalah satu nama yang wajib di hindari jika ingin hidup aman di SMA Antariksa. Murid laki-laki paling pembangkang serta keras kepala. Menyukai kebebasan dan tidak suka di atur-atur. Menjadi Ketua dari geng Arvegaz membuat d...