"SURYA BALIKIN BUKU GUE!!"
Semua mata yang ada di kelas XII IPA-2 tertuju pada seorang murid laki-laki yang sedang berlari memasuki kelas di susul oleh murid perempuan di belakangnya.
Sudah menjadi hal wajar jika setiap harinya mereka akan melihat keributan seperti ini. Anak laki-laki ini memang benar-benar sangat senang menjahili teman sekelasnya.
"PINJEM BENTAR STELL!! GUE DIKIT LAGI!!" sahut Surya.
"Apa lagi ulah anak kecebong satu ini? Nggak ada habis-habisnya gue liat," ucap Zico.
"Lo itu kayak nggak tau dia aja. Hidup dia itu kan nggak akan tenang sebelum gangguin Stella," ucap Azka.
"Sering amat gangguin. Nanti kan baper sendiri," ucap Langit dengan mata yang fokus pada ponsel di tangannya.
"Gue ketawain sih kalau beneran kejadian," ucap Azka.
"Lo kapan pinternya sih Sur? Nyontek mulu perasaan hidup lo," ucap Stella.
"Dia pinternya nanti Stell. Lebaran monyet," ucap Zico.
"Diem. Lo itu nggak di ajak," ucap Surya dengan muka sombongnya.
"Sombong amat tuh muka. Gue pukul sekali juga diem lo," ucap Zico.
"Contoh tuh Langit. Walaupun dia temenan sama lo pada yang pinternya di bawah rata-rata tapi dia nggak lupa sama tugas," ucap Stella berjalan menghampiri Surya.
"Jelas bedalah Ayang. Dia kan pinternya bawaan lahir," ucap Surya mendudukkan dirinya di kursi miliknya.
"Apa tadi lo bilang? Bisa di ulang?" tanya Stella.
"Ayang Stella," jawab Surya.
"Sur kayaknya mulut lo beneran minta gue cabein pake cabenya Bik Minah deh," ucap Stella.
"Cabein aja Stell. Cabein gue dukung," sahut Azka.
"Diem lo kecebong. Lo itu nggak di ajak," ucap Surya.
"Songong amat tuh muka. Gue lempar pake sepatu juga," ucap Azka.
"Udah Sur. Lo nggak usah banyak bacot. Kerjain buru," ucap Stella.
"Iya sayang. Ini kan di kerjain," ucap Surya.
Stella langsung memukul lengan Surya sehingga membuat pria itu meringis kesakitan.
"Kok di pukul sih Stell?" ucap Surya.
"Sekali lagi lo ngomong gitu beneran gue tendang aset berharga lo," ucap Stella.
"Eits jangan dong. Hancur masa depan saya," ucap Surya.
"Bacot Sur. Kerjain buru," ucap Stella mencubit pinggang Surya.
"Aa iya iya Stell. Ini juga gue kerjain," ucap Surya.
"Kayaknya nih kelas nggak bakalan lengkap ya kalau nggak ada keributan dari kalian," ucap Zico.
"Udah jadi makanan sehari-hari," ucap Langit.
"Ngomong-ngomong si Aksa ke mana? Dari tadi gue nggak ada liat tuh anak," ucap Zico.
"Nggak tau. Tadi katanya mau ke kelas Jihan bentar," ucap Langit.
"Pasti bucin lagi tuh anak di sana," ucap Azka.
"Lo enggak?" tanya Langit.
"Enggak ah. Kasian kaum jomblo di kelas mereka," jawab Azka.
"Minimal kasih kepastian," ucap Langit.
"Tau lo ah. Sama aja kayak si Aksa. Beda tipis aja lo berdua," ucap Zico.
"Wajar. Kan sepupuan," ucap Langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA || END
Roman pour AdolescentsAngkasa Putra Danadyaksa adalah satu nama yang wajib di hindari jika ingin hidup aman di SMA Antariksa. Murid laki-laki paling pembangkang serta keras kepala. Menyukai kebebasan dan tidak suka di atur-atur. Menjadi Ketua dari geng Arvegaz membuat d...