Zian yang pada saat itu baru saja menutup pintu lokernya di buat terkejut saat ada seseorang yang sedang bersandar tepat di salah pintu loker dengan kedua tangan bersidekap di dada.
"Kenapa? Lo lagi ngeliat setan?" ucap Salsha.
"Iya lo setannya Kak. Kenapa lagi sih?" ucap Zian.
Salsha tertawa sinis menatap Zian. "Tujuan lo deketin Angkasa itu mau ngapain?" tanya Salsha.
Zian menaikkan sebelah alisnya mendengar ucapan Salsha. "Hah? Maksudnya?" tanya Zian balik.
"Nggak usah pura-pura bodoh. Nggak mungkin lo nggak dengar omongan gue barusan," ucap Salsha.
"Gue bukan pura-pura bodoh Kak. Lo kali yang pura-pura bodoh di depan Kak Angkasa," ucap Zian.
"Nggak usah mengalihkan pembicaraan," ucap Salsha.
"Yang mengalihkan siapa sih? Gue sendiri aja nggak paham lo ngomong apaan," ucap Zian.
"Tujuan lo deketin Angkasa itu karna apa?" tanya Salsha.
"Tujuan? Tujuan apaan? Gue sama sekali nggak ada tujuan," ucap Zian.
"Gue denger tadi Angkasa ganti rugi sepatu Verronica yang lo kotorin," ucap Salsha.
"Kayaknya kalau gue jelasin juga percuma deh Kak. Lo nggak bakalan percaya sama gue," ucap Zian.
"Tinggal ngomong apa susahnya sih? Mahal banget apa gimana suara lo?" ucap Salsha.
"Suara gue nggak mahal. Waktu gue yang mahal kalau harus berurusan sama lo Kak," ucap Zian.
Salsha berdecih pelan mendengar ucapan Zian. "Sombong banget," ucap Salsha.
"Gue nggak sombong. Nggak ada yang perlu gue sombongin," ucap Zian.
"Ya udah sih tinggal ngomong aja. Jangan muter-muter," ucap Salsha.
"Gue tadi nggak sengaja ngotorin sepatu dia. Gue udah nawarin diri buat bersihin tapi dianya nyolot. Tiba-tiba Kak Angkasa ngasih dia uang untuk ganti rugi sepatu dia," jelas Zian.
"Terus lo seneng gitu?" ucap Salsha.
"Seneng? Justru gue ngerasa nggak enak sama dia. Karna dia udah terlalu sering nolongin gue," ucap Zian.
"Makanya itu nggak usah ngerepotin dia. Udah gede. Bisa menyelesaikan masalah sendiri kan?" ucap Salsha.
"Gue sama sekali nggak ngerepotin dia. Gue juga sama sekali nggak pernah minta sama dia untuk bantuin gue," ucap Zian.
"Bilang aja lo deketin dia supaya bisa manfaatin dia kan? Lo sendiri juga tau siapa Angkasa di sini," ucap Salsha.
"Kalau emang gue cuma manfaatin dia doang mungkin udah dari sebelumnya gue minta ini itu sama dia. Tapi lo sendiri tau kan? Gue bahkan nggak minta apa-apa sma dia," ucap Zian.
"Gue udah kasih peringatan sama lo kan Zian? Nggak usah terlalu deket sama Angkasa," ucap Salsha.
"Lo punya hak apa sih atas dia Kak? Lo pacarnya? Enggak kan?" tanya Zian.
"Sekalipun gue bukan pacarnya tetap aja gue nggak suka. Lo itu nggak pantes buat dia. Cewek modelan kayak lo ini udah ketebak apa maksudnya deketin dia," ucap Salsha.
"Kalau gue nggak pantes terus lo udah ngerasa pantes gitu buat dia?" tanya Zian.
"Di bandingkan lo masih menang gue kemana-mana," ucap Salsha.
"Lo ngomong gini karna takut kalah saing sama gue kan Kak? Takut Kak Angkasa lebih berpihak sama gue kan?" ucap Zian.
"Gue? Kalah saing sama lo? Nggak salah? Justru lo bukan saingan gue," ucap Salsha.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA || END
Novela JuvenilAngkasa Putra Danadyaksa adalah satu nama yang wajib di hindari jika ingin hidup aman di SMA Antariksa. Murid laki-laki paling pembangkang serta keras kepala. Menyukai kebebasan dan tidak suka di atur-atur. Menjadi Ketua dari geng Arvegaz membuat d...