90. AKHIR DARI TEROR

519 7 0
                                    

"Lo dapat alamat itu dari siapa Angkasa?" tanya Langit.

Sebagian dari anak-anak Arvegaz saat ini sudah berkumpul di markas sesuai perintah Angkasa. Mereka memutuskan untuk absen dari sekolah hari ini.

Mereka sudah tidak perduli apa yang akan di katakan oleh guru BK mereka nantinya jika mereka ketauan bolos sekolah.

"Dari nomor nggak di kenal Lang," jawab Angkasa.

"Lo udah coba telfon nomor itu?" tanya Langit.

"Udah berulangkali tapi nggak aktif," jawab Angkasa.

"Gue kaget pas baca grup liat lokasi yang lo kirim itu nggak terlalu jauh dari markas Chuggs," ucap Chiko.

"Berarti beneran mereka terlibat?" tanya Evan.

"Belum pasti Van. Gue belum tau mereka terlibat atau enggak. Tapi gue juga masih kepikiran soal cewek yang diliat Aksa semalam di markas Chuggs," jawab Angkasa.

"Lo percaya sama nomor itu?" tanya Langit.

"Gue tadinya mau nggak percaya Lang. Cuma feeling gue bilang ikutin aja," jawab Angkasa.

"Udah telfon polisi?" tanya Zico.

"Udah Zic. Polisi udah dalam perjalanan. Gue juga udah bilang jangan grebek dulu," jawab Angkasa.

"Lo nggak curiga kenapa orang itu tiba-tiba ngasih alamatnya ke lo?" tanya Bayu.

"Lo nggak takut kalau ini cuma jebakan semata doang supaya lo masuk perangkap mereka?" sahut Jefri.

"Karna nggak mungkin aja ada orang misterius yang lo nggak tau itu siapa tiba-tiba ngasih alamat tempat Zian di sekap," ucap Danu.

"Gue rada kepikiran ke sana juga sih. Cuma nggak ada salahnya kan kita coba dulu? Siapa tau itu beneran lokasinya. Kita nggak akan tau hasilnya kalau belum mencoba," ucap Angkasa.

"Ini lo pada bolos sekolah atau langsung kemari?" tanya Aksa.

"Gue dari rumah langsung kemari. Ini aja gue nggak pake seragam Bang. Cuma pake kaos doang sama jaket," jawab Evan.

"Nyokap lo nggak curiga?" tanya Aksa.

"Enggak Bang. Sama sekali nggak curiga. Biasa aja dia. Cuma merhatiin bentar udah gitu aja," ucap Evan.

"Sebenarnya tadi gue pengen sendirian aja cuma dia nyaranin gue supaya bawa temen untuk antisipasi hal yang nggak terduga," ucap Angkasa.

"Apaan dah lo Bang. Mau dateng sendiri? Gue lacak lokasi lo sampe dapat," ucap Niko.

"Jangan macam-macam lo pergi sendirian. Kayak yang nggak punya temen aja lo," ucap Chiko.

"Gue bakalan lebih marah kalau lo diam-diam," ucap Langit.

"Ya udah mendingan sekarang kita berangkat aja. Gue udah nggak sabar pengen liat muka bajingan itu," ucap Devan.

"Ingat kata-kata gue. Jangan gegabah dan jangan ceroboh. Sebelum ada perintah gue jangan ngelakuin hal yang bikin kita kena masalah," ucap Angkasa.

"Aman Bang. Sebelum ada perintah gue juga nggak akan berani," ucap Gio.

"Ya udah ayo berangkat," ucap Angkasa.

Angkasa beserta anggotanya yang lain langsung bergegas menuju tempat yang telah di janjikan oleh orang misterius tersebut.

Dengan Angkasa dan Langit yang berada di depan memimpin perjalanan diikuti oleh anggotanya yang lain.

******

"Lo sebenarnya siapa sih?" tanya Zian.

Pria itu menyesap rokok di tangannya lalu menghembuskan asapnya ke udara.

ANGKASA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang