46. JANGAN COBA-COBA SENTUH DIA!

320 2 0
                                    

Zian yang pada saat itu sedang berjalan dengan mata yang terfokus pada ponselnya tersentak kaget saat ada satu tangan yang menghalangi langkahnya hingga dahinya menabrak lengan orang tersebut.

"Liat-liat kalau jalan."

Zian beralih menatap ke arah orang yang ada di depannya saat ini. Dia mengerutkan keningnya saat melihat orang tersebut. Ada 3 orang pria di depannya.

Zian sama sekali tidak mengenali mereka semua. Entah Zian yang tak pernah bersosialisasi dengan Kakak kelasnya atau memang mereka yang tak pernah kelihatan.

"Kenapa ya Kak?" tanya Zian.

"Kak?" ucap Rio.

"Eum emang kenapa? Salah ya? Lo Kakak kelas gue kan?" tanya Zian.

"Gue sepantaran sama lo. Lo kelas XI kan?" ucap Rio.

"Oh maaf. Gue fikir--lo Kakak kelas gue," ucap Zian.

"Lo Zian kan?" tanya Dino.

"Eum--iya gue Zian. Kenapa ya?" ucap Zian.

"Zian pacarnya Angkasa?" tanya Dino.

"Eh bukan bukan. Gue bukan pacarnya Kak Angkasa," jawab Zian.

"Bukan pacar tapi sering pergi pulang bareng?" tanya Sean.

"Itu juga kebetulan rumah gue sama rumah dia searah makanya barengan," jawab Zian.

Rio tertawa kecil menatap Zian. "Kenapa gugup gitu? Gue nggak makan orang," ucap Rio.

Zian terdiam mendengar ucapan Rio barusan. Entah mengapa Zian merasa jika tatapan mereka saat ini sangat berbeda dengan tatapan orang pada umumnya.

Tatapan mereka terkesan seperti seakan mengintimidasi. Zian sendiri juga tidak tau. Entah itu hanya perasaannya saja atau bagaimana.

"Lo anak baru kan?" tanya Sean.

"Iya gue anak baru," jawab Zian.

"Oh jadi Zian ini yang sering di bahas sama Bg Sam di markas?" ucap Dino.

Zian mengerutkan keningnya mendengar ucapan pria yang ada di depannya saat ini. Apa tadi katanya? Bg Sam? Kenapa rasanya Zian sangat mengenali nama tersebut?

"Lo pasti kenal kan sama Bg Sam? Anak sekolah sebelah. Ketua Chuggs," ucap Dino.

"Oh Kak Sam itu. Iya gue kenal. Kenal-kenal gitu doang," ucap Zian.

"Lo cantik juga. Boleh gue main-main sebentar sama lo?" ucap Rio tersenyum menyeringai.

Zian menelan ludahnya dengan susah payah saat mendengar penuturan dari pria itu. Apa lagi dengan senyumannya yang terkesan memiliki arti mendalam.

"Maksudnya?" tanya Zian.

Rio tertawa kecil lalu menatap Zian. "Zian, Zian. Gitu aja lo nggak paham. Berhubung gue nggak satu sekolah sama Bg Sam mungkin boleh kali ya gue deketin lo," ucap Rio memainkan rambut Zian.

"Jangan lo gangguin anjir. Dia pacarnya Angkasa. Nanti lo di hajar sama dia," ucap Sean tertawa renyah.

"Salah sendiri punya pacar terlalu cantik. Jadi di sukai sama banyak orang," ucap Rio.

"Sialan lo. Mendingan nggak usah dah. Dari pada lo kena masalah," ucap Dino tersenyum miring pada Zian.

Tentu saja perlakuan Rio dan teman-temannya membuat Zian menjadi semakin risih. Apa lagi tatapan mereka benar-benar sangat mengintimidasi dirinya.

"Maaf semuanya. Gue duluan ya? Soalnya buru-buru," ucap Zian melangkahkan kakinya pergi.

Langkah Zian harus terhenti kembali saat satu tangan menahannya dari belakang. Dia memutar balik tubuhnya menghadap ke belakang.

ANGKASA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang