37. ANGKASA & ZIAN

415 3 0
                                    

"Zian"

Zian langsung memutar balik badannya saat ada seseorang yang memanggilnya dari belakang. Tatapannya berubah menjadi malas saat mengetahui siapa orang yang baru saja memanggil dirinya.

"Apa lagi? Gue ada salah sama lo?" tanya Zian.

"Lo nggak ada jera-jeranya ya?" ucap Salsha.

"Maksud lo?" tanya Zian.

"Peringatan gue kurang keras apa gimana? Batu amat lo di bilangin," ucap Salsha.

"Oh gue tau nih. Pasti soal Kak Angkasa lagi. Iya kan?" ucap Zian.

"Gue udah sering bilang sama lo. Jangan deket-deket sama Angkasa," ucap Salsha.

"Lah? Yang deketin siapa? Lo nggak liat kalau dia sendiri yang deketin gue. Bukan salah gue dong," ucap Zian.

"Alasan aja lo. Cewek modelan kayak lo ini udah ketebak banget," ucap Salsha.

"Lo nggak capek apa gimana sih Kak? Perasaan lo ikut campur terus sama masalah Kak Angkasa," ucap Zian.

"Itu hak gue dan bukan urusan lo. Gue lebih dulu kenal sama Angkasa. Sedangkan lo? Cuma orang baru yang nggak tau apa-apa soal dia," ucap Salsha.

"Kalau lo mau gue jauhin dia langsung ngomong sama dia untuk jauhin gue. Tapi itu juga kalau dia mau dengerin lo," ucap Zian.

"Lo---"

"Ngapain lo?"

Langkah Salsha seketika terhenti saat ada seseorang yang berjalan menghampiri mereka berdua. Murid laki-laki dengan wajah datar serta jaket jeans melekat di tubuhnya.

"Ada apa Zi?" tanya Zaki.

"Eum nggak ada apa-apa kok Kak. Cuma ngobrol biasa doang," jawab Zian.

Zaki menaikkan sebelah alisnya menatap Zian lalu beralih menatap Salsha yang ada di hadapan Zian.

"Lo nggak macem-macem kan?" tanya Zaki pada Salsha.

"Enggaklah. Buat apa juga gue macem-macem sama dia. Nggak ada untungnya," jawab Salsha.

"Gue udah liat semuanya," ucap Zaki.

Zian mendelikkan matanya mendengar ucapan dari Zaki. Begitu juga Salsha yang sedikit tersentak dengan penuturan dari Zaki.

"Lo emang nggak ada ubahnya dari kelas X. Menindas yang lemah terus," ucap Zaki.

"Maksud?" tanya Salsha.

"Jangan lo fikir gue nggak tau semua masalah lo," jawab Zaki.

"Heran gue." Salsha melipat kedua tangannya di dada lalu menatap Zaki serta Zian secara bergantian. "Lo kenapa gampang banget ya dapet perhatian dari semua orang?" tanya Salsha pada Zian.

"Semua karna attitude," sahut Zaki.

"Attitude? Itu attitude atau caper?" tanya Salsha.

"Lo kali yang caper," ucap Zaki.

"Gue nggak ngomong sama lo Zaki," ucap Salsha.

"Tapi gue denger," ucap Zaki.

"Urusan gue sama dia. Lo siapa sih ikut-ikutan?" ucap Salsha.

"Berhubung gue ada di sini dan lagi juga gue Ketua OSIS jadi gue udah terlibat dalam masalah kalian," ucap Zaki.

Salsha memutar bola matanya malas mendengar penuturan dari Zaki. Jujur dia akui Zaki adalah orang yang sangat dia hindari untuk dalam hal perdebatan.

Jangankan mencari menang. Untuk seri saja sangat mustahil. Langit dan Zaki memang sangat pintar dalam hal berdebat dan memojokkan lawan. Pembawaan yang santai namun perkataannya mematikan lawan.

ANGKASA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang