Part 2

15.1K 1.1K 9
                                    

Mataku perlahan terbuka. Aku melihat ruangan yang tampak asing. Kepalaku terasa sakit. Sebenarnya aku berada dimana?

Aku pun menyenderkan tubuhku ke tepi ranjang. Aku kaget menemukan diriku tanpa pakaian. Tapi untungnya aku masih memakai celana yang sama seperti semalam.

Aku mulai gelisah. Siapa yang membawaku ke sini? Kalau pun Raka dia pasti akan menbawaku pulang ke rumahnya.

Terdengar suara air dari kamar mandi. Sepertinya Raka sedang mandi. Aku pun melihat ponselku yang berada di atas nakas.

Saat aku membuka ponsel ada pesan dari Raka.

Raka [ Lo dimana? ]
Raka [ Lo baik-baik aja kan? ]
Raka [ Telpon gue kalau lo lihat pesan gue ]

Kalau dia bertanya seperti itu. Berarti yang menbawaku ke sini bukanlah Raka. Lalu siapa yang membawaku?

Aku segera menelpon Raka. Terdengar nada dering di sana agak lama hingga akhirnya panggilan pun di jawab.

- Halo, Dimas. Lo dimana?

“Lo bukan yang nganter gue ke hotel?“

- Lah, lo di hotel?

“Kayaknya sih gitu. Gue juga ga tahu pasti. Kok lo ga bawa gue pulang?“

- Semalam pas lo mabuk, gue ke toilet dulu. Pas gue balik lo udah ga ada. Katanya ada yang nganter lo pulang.

“Siapa yang bawa gue pulang?“

- Kata temen-temen lain Arya yang bawa lo pulang?

“Apa lo bilang”

Aku pun segera mematikan ponsel. Aku segera mencari pakaianku. Aku ingin segera pergi dari sini. Namun aku tidak menemukan pakaianku dimana pun.

“Kamu mencari pakaian?“

“Astaga”

Aku terkejut dengan suara dari orang yang di belakangku. Aku membalikkan tubuhku. Di sana Arya sedang memakai baju bath-robe. Rambutnya basah dan poninya turun ke bawah akibat air.

Sial aku tidak mendengar ia keluar dari kamar mandi karena sibuk mencari pakaianku!

“Apa yang sudah kamu lakukan padaku?!“

Tanyaku dengan nada kesal.

“Aku tidak melakukan apa-apa” jawabnya dengan tenang. Aku menggeram.

“Lalu diamana pakaianku?“

“Kamu lupa apa yang semalam terjadi?“

Aku memang lupa. Terakhir kali aku ingat aku minum segelas bir.

Ia pun tersenyum karena aku diam tidak menjawab. Sepertinya tebakannya benar.

“Aku ambilkan minum dulu untuk kamu. Setelah kamu ingat baru tanya lagi kepadaku”

Setelah mengatakan itu ia pergi dari hadapanku.

Kepalaku mendadak kembali sakit.

“Kenapa kamu harus kembali!“

Tanyaku kepada Arya yang berada duduk di sampingku.

“Kamu seharusnya jangan kembali”

Setelah mengatakan itu aku menangis dan membenamkan wajahku di antara kedua tanganku. Kemudian aku tiba-tiba kembali menatapnya.

“Jangan kembali”

Kataku sambil memukul dada Arya dengan perlahan.

“Dimas lo kenapa?“

[BL] Catch Me If You CanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang